JAKARTA – Ekspor minyak sawit Indonesia ke beberapa negara tujuan utama mengalami penurunan diantaranya Cina. Negeri Tirai Bambu itu, pada bulan Februari 2015 telah menurunkan impornya hampir 50% atau hanya 98,98 ribu ton dari 196,84 ribu ton di bulan Januari.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan menuturkan, secara year-on-year volume ekspor minyak sawit ke China periode Januari-Februari 2015 juga tercatat turun sebesar 61% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014.
“China memang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, bahkan pada akhir awal Maret ini pemerintah China menurunkan target pertumbuhan ekonomi 2015 dari 7,5% menjadi 7%,” tuturnya dalam siaran pers, Rabu (18/3/2015).
Selain perlambatan pertumbuhan ekonomi, jelasnya, faktor yang mempengaruhi berkurangnya pasokan minyak sawit ke China adalah karena harga minyak kedelai yang murah, dimana minyak kedelai lebih diminati daripada minyak sawit. Kesulitan untuk mendapatkan kredit dan pelemahan nilai mata uang terhadap dollar AS juga menjadi faktor penurunan permintaan minyak sawit.
Ia menambahkan, penurunan permintaan akan minyak sawit pada Februari 2015 dibandingkan dengan bulan sebelumnya juga dibukukan oleh Bangladesh (17,5%), Negara Timur Tengah (16%) dan Afrika (29%). (T3)