Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Pupuk NPK Caping Tani – Spesial Pupuk Dasar Perkebunan Karet

pupuk-npk-13
Harga Rp 3500,- / kg – ( bisa nego jika ambil dalam jumlah besar ) minimum 1 ton
( harga Belum Termasuk Ongkir )
SNI: 02-2803-2000
Depkeh: 000.2009.027971
Deptan: G.1189/Deptan-PPI/V/2010
  • Murah
  • Berkualitas
  • Tidak Merusak Tanah
 Disebabkan tidak tersedianya brosur yang lengkap, sering kali petani masih menjumpai hambatan di dalam menakar  pupuk yang diperlukan . Dibawah ini Tertera cara memperoleh takaran pupuk yang tepat.
kita harus mengecek komposisinya terlebih dahulu sebelum melakukan pemupukan menggunakan pupuk NPK  agar dapat mengkalkulasi berapa banyak  pupuk yang diperlukan. kemungkinan  juga untuk  mengkalkulasi  kuantitas pupuk tunggal yang ditambahkan, bilamana  komposisi pupuk NPK yang kita miliki, tidak bias dengan  pas memenuhi dosis pupuk.
Sangat perlu diinformasikan bahwa Pupuk NPK Caping Tani Kita Tidak usah memakai rumus ini, disebabkan pupuk kita sudah di formulasikan sedemikian rupa, memilki unsur Makro dan Mikro Nutrient an-organik dan Organik, oleh sebab itu pupuk NPK caping Tani hanya menuliskan unsure max 16,16,16 hal ini dikarenakan formula pupuk kita tidak bisa diukur melalui Lab Unsur, sepertinya terlihat kandungannya dibawah 16, memang benar. akan tetapi pada kenyataannya pupuk NPK Caping Tani  justru jauh di atas Unsur 16,16,16  hal ini disebabkan konsep kerja pupuk kita Non Higrokospis, pelepasan unsure hara terjadi dengan lambat mendekati kapasitas akar, sehingg unsur di dalam pupuk NPK Caping Tani dapat terserap sampai dengan 95%, di lain hal  formula pupuk NPK Caping Tani memakai bakteri fotosintesis sebagai pengurai dan pengikat unsur yg telah terlepas didalam tanah, sedikit kotoran kelelawar dan tetes tebu amanah, sedangkan pupuk yg tertulis kadar tinggi walaupun benar, sifatnya/efeknya sangat Higroskospis cepat larut, otomatis gampang terbawa air, cepat membias disebabkan faktor cuaca, faktor udara dll, kemampuan penyerapan pupuk tersebut cuman 30%, memang diproses permulaan pupuk seperti Merk Mutiara jerman yg harganya diatas Rp. 10.000/ kg dapat langsung dilihat perubahannya, akan tetapi semakin lama maka semakin berkurang, karena langsung terserap dan habis. Tetapi sayangnya petani kita tidak mengetahui hal tersebut, petani cuman mengamati kemaju sesaat.
Lain halnya dengan pupuk NPK Caping Tani, pupuk  tersebut sedikit demi sedikit melepaskan unsure hara Makro , Mikro anorganic, bersamaan dengan itu unsure organic pupuk kita mulai bekerja untuk mengurai dan mengikat unsure yang pada kenyataannya telah ada di dalam tanah itu sendiri, yang pada akhirnya kebutuhan makanan dapat tetap tercukupi, untuk melihat kehebatan pupuk NPK Caping Tani pada prose akhir, oleh karena petani tidak usah memupuk terus menerus, tidak efektif dan biaya yang besar untuk beli pupuk, (lihat formula pupuk NPK Caping Tani), Pupuk NPK Caping Tani Unik cara kerjanya, akan tetapi mutu, harga dan efek pupuk kita sangat menakjubkan…………… sudah terbukti jauh lebih berkualitas dari pada pupuk merk manapun
Oleh karena sangat tepat apabila pupuk NPK  mempunyai MOTO :
MURAH, BERKUALITAS & TIDAK MERUSAK TANAH, Misi dan Visi kita Rahmatan Lil’alamin, menolong petani miskin, oleh sebab itu kepada para Distributor harap jangan mengambil untung terlampau besar.
Contoh Penambahan unsure utk pupuk berkadar tinggi,
Diambil gambaran apabila  kita memiliki pupuk NPK 15-15-15, sedangkan buat memupuk  Mangga misalnya diperlukan 15 gr B, 15 gr P2O5 dan 20 gr K2O , disebabkan pupuk NPK 15-15-15 itu memilki 15 % N, 15 % P2O5, dan 15 % K2O, sehingga kita harus menyiapkan pupuk tersebut sebanyak 100 gram. akan tetapi hal  itu belum cukup, karena terdapat kekurangan K2O lagi, dengan jumlah dua gram. Kekurangan tersebut bisa kita tutupi penuhi dengan memberikan tambahan  pupuk Kcl,  jumlah yang mesti  ditambahkan  digunakan rumus 5/60 x 100 gram = 8.3 gram. Di dalam rumus tersebut, angka delapan merupakan angka  kekurangan K2O, sedangkan  bilangan pembagi 60 disebabkan kandungan K2O di dalam pupuk  KCl sebesar 60 %.

Diberi gambaran lagi . seumpama dosis  pemupukan mangga tersebut  meningkat menjadi 20 gr N, 15 gr P2O5 dan 15 gr K2O, , sedangkan Pupuk NPK yang kita miliki tetap NPK “ 15-15-15. agar bisa memenuhi dosis pemupukan , selain mesti  tersedia NPK sebanyak 100 gram, mesti juga  disediakan urea sebanyak 5/46 x 100 gr = 10.9 gr. pada rumus ini angka lima merupakan angka kekurangan unsure N, sedangkan bilangan pembagi 46 merupakan kandungan unsur hara N di dalam pupuk urea sebesar 46 % N.

Cara Penggunaan Pupuk NPK Caping Tani

Buah Yang Sempurna Tergantung Dengan Cara Pemupukan Yang Benar

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTMddtrgAMSvptSZYYei16FFiM2kHjG68Qx2cxDX6GC6LHQJki-

Hubungi customer service kami sekarang juga dengan mengirim sms ke 087899161334 atau 081278351356 dengan bapak royan

format sms : order pupuk caping tani# jumlah yg diorder # nama # alamat lengkap dan kode pos # no telp yang bisa dihubungi

Petani Kayu Karet Bisa Kaya Dengan Menanam Tanaman Sela

Tanaman karet disamping diambil kayunya setelah berumur 40 tahun, dapat diambil getahnya secara rutin setelah berumur 5 – 6 tahun. Pada saat penanaman awal petani mendapatkan hasil dari tumpangsari, sedangkan pada umur produktif diatas 3 tahun dapat menghasilkan getah dan hasil tumpangsari. Jenis tumpangsari apa yang menguntungkan petani ?

Tanaman karet  sudah biasa di lakukan tumpang sari dengan tanaman lain disesuaikan dengan umur penanaman karet :

a. Saat Karet berumur dibawah 3 tahun
Jenis tanaman sela berupa : padi, kedelai dan jagung,semangka, nilam 

b.Saat karet berumur diatas 3 tahun 
Jenis  tanaman sela berupa : Porang, Kapulaga, petai,jengkol,durian,kayu dan tanaman jahe merah.  Tanaman jahe merah memiliki keunggulan merupakan tanaman yang sangat mudah di budidayakan dan hampir tidak banyak hama penyakit yang menyerang  jahe merah, tanaman jahe merah merupakan tanaman yang mampu hidup secara liar di hutan apalagi jika tanaman jahe merah ini di budidayakan secara baik.

Tanaman jahe merah merupakan salah satu jenis varian jahe yang memiliki ukuran rimpang paling kecil namun mengandung minyak asiri, paling pedas, manfaat jahe baik untuk kesehatan sehingga selain di gunakan untuk bumbu dapur juga banyak di gunakan untuk bahan pembuatan jamu dan obat herbal bahkan biasa di gunakan untuk minuman tradisional yaitu bandrek. Melihat begitu banyak manfaat jahe merah maka akan sangat menjanjikan untuk di kembangkan bersama tanaman karet untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Dari segi aspek ekonomis panen jahe merah per hektar mampu mencapai 10-15 ton per hektar jika tanaman sela jahe merah ini di tanam sekitar 50% dari luas 1 ha maka akan menghasilkan 5 ton/ha dengan harga jahe merah yang berkisar Rp 10.000/kg maka akan di peroleh tambahan Rp 50 juta untuk masa 8 -10 bulan sampai panen jahe merah, sangat menjanjikan jika di kelola dengan baik.
Dari segi budidaya jahe merah tidaklah sulit sangat mudah bagi para petani karet karena tidak membutuhkan teknik yang tinggi ibarat menanam ubi kayu tinggal menanam rimpangnya saja kemudian di rawat dan di bersihkan hanya saja yang perlu di persiapkan pemasaran  jahe merah ini harus ada campur tangan dari pihak pemerintah terutama dinas pertanian agar tanaman sela jahe merah di antara tanaman karet dapat berkesinambungan dan akhirnya menciptakan lapangan kerja baru dan peningkatan kesejahteraan petani kecil.
Siapa bilang petani tidak bisa kaya dengan penghasilan karet tradisional kira-kira  15 kg/ha harga Rp10.000/kg maka  akan di peroleh  setiap hari Rp150.000 jika hari kerja 20 hari saja dalam sebulan maka akan di peroleh 3 juta/bulan cukup untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari dan jika menanam tanaman sela jahe merah yang di kelola dengan baik maka dalam 8 -10 bulan akan mendapat tambahan 50 juta/tahun/Ha.via: ekonomi.kompasiana.com
 
Manfaat Tumpangsari Tanaman di Perkebunan karet
Beberapa keuntungan dan manfaat pengembangan ;

 

  1. Memanfaatkan lahan di bawah tegakan karet secara optimal, yang selama ini tidak dimanfaatkan dan banyak dibiarkan sebagai semak-semak.
  2. Meningkatkan produksi jahe dalam sekala besar dan komersial untuk kebutuhan industri jamu dan ekspor.
  3. Meningkatkan pemeliharaan tanaman karet melalui pembersihan dan pemanfaatan lahan di bawah tegakan yang selama ini tidak terurus
  4. Meningkatkan pertumbuhan tanaman karet dan produksi dengan adanya pengaruh dari pemupukan dan pemeliharaan tanaman jahe di bawah karet.
  5. Memberikan tambahan keuntungan dan penghasilan bagi petani karet selama karet belum menghasilkan atau tambahan pendapatan diluar produksi karet.

Hasil analisis usahatani jahe menunjukkan, bahwa produksi jahe bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 181,25 juta, sementara pengeluaran untuk biaya produksi sebanyak Rp. 72,47 juta, dengan demikian keuntungan dalam usaha budidaya jahe selama satu musim akan mencapai 108,78 juta, untuk waktu produksi selama sembilan bulan.

Dengan demikian BC rasio usaha budidaya jahe adalah sebesar 2,51, bila harga jual Rp. 14.500/Kg dan tidak banyak hambatan dan serangan hama. Komponen terbesar dalam budidaya ini adalah untuk pembelian benih sebanyak 1,25 ton/Ha, sehingga memerlukan biaya sebesar Rp. 34,5 Juta, komponen kedua adalah pupuk organik sekitar 25 ton dengan biaya sekitar Rp. 25 Juta.

Karena penanaman jahe tumpangsari dengan karet, maka dari satu hektar lahan perkebunan karet, yang dapat dimanfaatkan diperkirakan hanya 0,5 ha, dan juga diperkirakan belum didapatkan produksi optimal. Dengan asumsi ini maka produksi hanya diperkirakan sekitar 80 % dari kondisi optimal. Dengan demikian produksi yang akan didapatkan sekitar 0,5 ha adalah sebanyak 5 ton jahe basah, dengan demikian bila dikelola secara baik, maka minimal tambahan yang akan didapatkan adalah sebanyak Rp. 72,5 juta per musim.

Dari perhitungan ini diperlihatkan bahwa pengembangan jahe di bawah tegakan karet signifikan bagi petani. Lebih dari itu, secara umum pengembangan jahe di bawah tegakan karet secara besar-besaran juga akan berkontribusi posiitif pada peningkatan produksi dan daya saing jahe kita.

Nilai tambah hasil jahe juga perlu difikirkan semenjak awal, bila hanya dijual dalam keadaan basah (segar) maka nilai tambahnya tidak begitu besar disamping mudah rusak.  Penanganan pascapanen dengan mengolah menjadi simplisia perlu dijadikan komponen kegiatan pengembangan jahe ini, dengan demikian disamping meningkatkan nilai tambah juga memudahkan dalam transportasi dan distribusi, bisa disimpan dalam waktu lama.
Via : hortikultura.deptan.go.id

Tumpangsari Karet dengan Kayu Meranti
Di Kab.HSS – Kalimantan Selatan, petani membuat tumpangsari karet yang perakarannya tunjang kebawah dengan kayu Meranti asli daerah tersebut yang perakarannya menyebar/serabut.
Dicontohkannya, untuk lahan seluas satu hektare bisa ditanami sebanyak 676 pohon karet dan 625 pohon meranti. Untuk menyeimbangkan antara tanaman karet dan meranti, selayaknya meranti ditanam pada umur 3-5 tahun.

“Dari 676 tanaman karet tersebut dapat menghasilkan 15 kg persatu kali sadap dijual dengan harga  Rp.12.000 per kg, maka tiap hari petani mendapatkan penghasilan Rp180.000,” katanya.

Bila dalam satu bulan dapat menyadap 10 kali saja dapat penghasilan Rp.1.800.000 atau Rp. 21.600.000/tahun.

Kayu karet dalam jangka menengah apabila sudah tidak menghasilkan getah, kayunya dapat dijual untuk kayu bakar dengan harga Rp. 300 per potong dan dalam 1 pohon karet rata-rata dapat menghasilkan kurang lebih 300 potong atau Rp 90.000/pohon.

Adapun pohon Meranti dalam pertumbuhan tingginya 75 sentimeter per tahun, dalam kurun waktu 30 tahun Meranti dapat mencapai ukuran diameter 51 sentimeter dan tingginya 22,5 meter.

Bila dijadikan papan, kata dia, dapat menghasilkan 40 keping papan. Dengan asumsi harga per keping sekarang Rp 20.000/keping berarti keuntungan Rp 800.000 per batang pohon serta Rp.500.000.000 untuk harga 625 pohon seluruhnya.

Tidak Tebang Hutan 

Dengan sistem tersebut, maka bisa  memenuhi kebutuhan kayu meranti baik untuk industri maupun keperluan lain, pemerintah tidak perlu lagi menebangi hutan, karena seluruh kebutuhan kayu bisa dipenuhi dari hutan tanaman rakyat. memang akan mengurangi sedikit produksi getah karet, namun itu tidak masalah karena untuk jangka panjang masyarakat juga akan mendapatkan keuntungan berlipat dari meranti.

Menurut dia, meranti merupakan salah satu jenis pohon yang memerlukan perlindungan saat pertama kali ditanam, sehingga cukup cocok bila ditanam secara tumpang sari dengan karet.

Via : disarikan dari beritadaerah.com/article/kalimantan/38408

Tumpangsari Karet dengan Semangka

Petani di Desa Martadah Kecamatan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan membuat tumpangsari karet dengan semangka. Semangka varietas rembulan yang ditanam mampu memberikan hasil panen sebanyak 6 – 8 kali dalam sekali musim tanam sementara dalam setahun petani dapat melakukan tiga kali tanam bibit semangka.

Dengan luas lahan sekitar 1,5 hektare, mampu menghasilkan 30 ton semangka setiap sekali siklus tanam artinya dalam setahun mampu dihasilkan 90 ton buah. Dengan harga jual petani Rp4.700 perkilogram atau penghasilan sebesar Rp 423.000.000,.

Semangka varietas rembulan dikembangkan “East West Seed” yang bergerak dibidang pertanian, selain varietas riendow. Perbedaan antara keduanya terletak pada kuantitas buah. Pada varietas rembulan buah lebih besar sehingga jumlah buah sedikit sedangkan riendow jumlahnya lebih banyak dalam satu pohon.

Keunggulan kedua varietas adalah masa panen yang lebih singkat yaitu selama 65 hari, kemudahan melakukan proses perkawinan dengan semangka biji untuk menghasilkan bibit dan lebih tahan terhadap serangan hama. Kabupaten Tanah Laut dengan semangka mampu memasok bukan hanya untuk kebutuhan lokal Kalsel namun juga ke Kalteng dan Kaltim sehingga komoditas itu dapat menjadi komoditas unggulan provinsi.via : dedecandrawebsite.blogspot.com

Tumpangsari Karet dengan Nilam 
Jika petani karet biasanya menutup areal pertanaman karetnya dengan tanaman kacang-kacangan (cover crop) yang kurang bernilai ekonomi, maka petani di Kabupaten Kotawaringin  Propinsi Kalimantan Tengah malah memilih menanam nilam.

Tidak dipungkiri, nilam merupakan salah satu tanaman perkebunan bernilai ekonomi tinggi. Prospek ekspor komoditi ini masih cukup besar, seiring semakin tingginya permintaan terhadap parfum/kosmetika.
Dapat dikatakan bahwa hingga saat ini belum ada produk apapun baik alami maupun sintetis yang dapat menggantikan minyak nilam dalam posisinya sebagai fiksasi (Agroindo, 2008).

Tanaman nilam, oleh petani, ditanam di sela-sela tanaman karet hingga berumur 3 tahun. Dan 6 bulan setelah menggarap dan menanam bibit nilam, petani di Kotawaring Timur sudah bisa mulai memanennya. Panen berikutnya dilakukan setiap 3 bulan.

Dengan asumsi petani menanam sebanyak 10.000 tanaman per hektar dan setiap pohon menghasilkan 1 kg daun basah, maka petani mendapatkan 10.000 kg setiap kali panen. Jika daun basah di tingkat pengumpul  Rp. 1.300,- per kg maka penghasilan petani mencapai Rp. 13.000.000/panen/hektar.
Keuntungan akan lebih menarik jika petani menjual dalam bentuk minyak nilam. Maka keuntungan pertanaman nilam selama 3 tahun sama mensejahterakan dengan hasil tanaman karet itu sendiri.

Trik Tumpang Sari Karet-Nilam
Petani melaksanakan pembersihan lahan untuk menanam bibit karet yang dengan jarak tanam 4 meter x 6 meter. Lahan yang sudah bersih diberi ajir sesuai dengan jarak tanam.

Kemudian dibuat lobang dengan ukuran 30 cm x 30 cm. Setelah lahan dibersihkan dari bibit karet ditanam, lalu dilaksanakan penanaman nilam disela-sela tanaman karet dengan jarak tanam 1 meter x 1 meter. Setelah ditanam bibit karet maupun bibit nilam diberi kapur sebanyak 100 gram untuk setiap lobang tanam.

Pada tanaman nilam diberikan pupuk organo triba . Setelah tanaman nilam berumur satu bulan dilaksanakan penyiangan dan pembubunan.

Keragaman hayati yang dapat hidup dalam kebun karet Campuran
Sebagai contoh hasil penelitian World Agroforestry Centre, ICRAF pada kebun karet campur berumur 35 tahun yang masih produktif di desa Muara Kuamang, Kabupaten Bungo, Propvinsi Jambi ditemukan 116 jenis pohon dalam suatu plot seluas 1ha. Seperti jenis pohon Pulai, Medang, Meranti, Balam Merah, Kempas, Kulim, anakan Jelutung, yang untuk saat ini menjadi incaran penebang kayu untuk dijual. Apabila dibandingkan dengan hutan alam, luas bidang dasar kebun karet adalah lebih rendah karena tidak adanya pohon besar. Selain itu kebun karet rakyat menyediakan habitat yang nyaman bagi satwa seperti Burung Enggang Raja. Dan dari hasil studi pengamatan langsung burung yang hidup di dalam kebun karet campur yang dilaporkan oleh team konsorsium proyek RUPES-Bungo, 2006 ditemukan 167 jenis burung dan diantaranya dua jenis burung yang sudah hampir punah yaitu Lophura ignita dan Alcedo euryzona.

Hasil penelitian lain pada jenis pohon dan analisa struktur vegetasi pada sistem karet di daerah dataran rendah Sumatera dan beberapa studi menunjukkan relatif tingginya keragaman hayati di kebun karet rakyat dibandingkan pada kondisi pertanaman intensif dan perkebunan monokultur. Untuk vegetasinya keragaman di kebun karet rakyat dapat melindungi sekitar 50% dibandingkan hanya 0.5% saja di perkebunan monokultur. Sedangkan tingkat keragaman fauna tidak terdapat perbedaan antara hutan dan kebun karat rakyat. Sementara keragaman burung, kebun karet rakyat dapat melindungi sekitar 60% dari hutan alam. Via : kabarindonesia.com

Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa jenis burung yang menghendaki penutupan tajuk yang lebih terbuka, dan ketersediaan bermacam-macam bunga yang menjadi sumber makanan bagi beberapa jenis burung. Akan tetapi banyak binatang yang menyusui (mammal) dijumpai di dalam kebun karet, kecuali gajah belum ditemukan. Studi terakhir yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negri Jakarta pada hamparan kebun karet campur tradisional Lubuk Beringin ditemukan 10 jenis kelelawar (8 jenis kalelawar buah dan 2 jenis kalelawar serangga).

Apa yang Dilakukan Agar Kebun Karet Matang Sadap dalam 3,5 Tahun

Bibit Karet Prima
Bibit karet prima adalah bibit karet klonal yang diperoleh dari hasil okulasi antara batang bawah dan mata entres dari klon unggul yang dipersiapkan di pembibitan dan dipelihara dengan proses budidaya yang benar.  Bibit karet prima yang siap tanam umumnya merupakan bibit polibag yang telah memiliki dua hingga tiga payung  daun (Wibawa, Budi, Ilahang, Akiefnawati, Joshi, Penot, dan Janudianto, 2008).


Klon PB. 260 merupakan salah satu klon anjuran untuk batang atas.  Klon ini memiliki pertumbuhan yang jagur dengan sifat metabolisme yang tinggi sehingga pada usia 4 tahun mampu mencapai lilit batang 45 cm dan ketebalan kulit 6,3 mm.  Selain itu, potensi produksi klon PB. 260 cukup tinggi, yaitu rata-rata 1.063 kg karet kering tiap hektar tiap tahun.  Namun demikian, klon PB. 260 memiliki kelemahan yaitu kurang tanggap terhadap stimulan (Daslin, Woelan, dan Suhendry, 2009).

Bokor Kecrok
Bokor kecrok adalah salah satu perlakuan dalam menejemen akar tanaman karet yang dilakukan dengan mencangkul bokoran tanaman sedalam 10 cm, lebar 20 cm  melingkar  pohon tegak lurus dibawah kanopi daun bagian luar. Kegiatan ini bertujuan memperbaiki aerasi tanah dan merangsang pertumbuhan akar lateral.  Bokor kecrok juga berpengaruh terhadap efektivitas pemupukan.  Hal ini terjadi karena tanah yang terangkat saat pembokoran digunakan sebagai penutup pupuk yang diletakan pada lubang di lingkar kanopi tanaman yang dibokor kecrok.  Dengan cara demikian, penguapan pupuk dapat ditekan, sehingga penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi optimal.

Bokor Kecrok
Bokor kecrok dan pemupukan adalah suatu kesatuan perlakuan dalam menejemen akar sebagai upaya optimalisasi pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara oleh tanaman.  Perlakuan bokor kecrok diharapkan mampu memutus akar lateral tanaman sehingga merangsang pertumbuhan akar-akar baru yang sangat responsif terhadap unsur hara.  Perlakuan bokor kecrok harus diikuti oleh pemupukan tanaman, sehingga sifat responsivitas akar-akar lateral terhadap unsur hara terpenuhi.  Pemupukan dilakukan 1-3 hari setelah bokor kecrok.  Tujuannya adalah agar tanah yang akan digunakan sebagai penutup pupuk tidak menimbun lubang bokoran yang telah dibuat karena erosi air hujan.

Klon yang tergolong quick starter (QS) seperti PB. 260, PB. 280, PB. 320 dan IRR 10 memiliki sifat metabolisme yang tinggi dapat dipacu pertumbuhan akarnya dengan perlakuan bokor kecrok dan pemupukan yang sesuai prosedur.  Pertumbuhan akar tanaman pada umumnya selalu diimbangi dengan pertumbuhan bagian tanaman lainnya seperti pertumbuhan batang dan kanopi.

Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu tindakan dalam agro-management untuk menunjang keberhasilan usaha perkebunan, meningkatkan produktivitas  tanaman, mengembalikan unsur hara yang terangkut keluar, menjaga kesehatan tanaman, dan memelihara kesuburan tanah yang berkelanjutan.  Biaya pemupukan merupakan biaya yang cukup tinggi dalam pemeliharaan tanaman, bisa mencapai 40-60%.  Oleh karena itu, pemupukan harus menjadi perhatian utama dan dilakukan seefektif dan seefisien mungkin dengan memperhatikan jenis pupuk, dosis, waktu, cara, dan kondisi areal yang akan dipupuk (Bagian Tanaman PT. Perkebunan Nusantara VII, 2004).

Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen.  Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara dan pada waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut.  Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut (Sagala, 2009).

Pada budidaya tanaman karet, penambahan hara dengan cara pemupukan secara teratur, terbukti dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman dan peningkatan produksi.  Respon pemupukan pada pertumbuhan lilit batang tanaman karet yang belum menghasilkan adalah sebesar 29%, sedangkan  pemupukan pada tanaman menghasilkan dapat meningkatkan produksi sebesar 15-25% (Istianto dan Nugroho, 2009).

Menurut Siagian, Pasaribu, dan Sohirin (2001), pemupukan yang tepat dapat mempersingkat masa TBM selama 6 bulan atau meningkatkan pertumbuhan hingga 30%.  Biaya pemupukan TBM menempati urutan pertama dibandingkan dengan biaya pemeliharaan lainnya, karena itu pemupukan memerlukan persiapan dan program yang cermat.  Respon tanaman terhadap pemupukan pada masa TBM jauh lebih besar dibandingkan pada masa TM.

Pemupukan sebaiknya dilakukan 1-3 hari setelah bokor kecrok.  Tujuannya adalah agar tanah yang akan digunakan sebagai penutup pupuk tidak menimbun lubang pada lingkar kanopi yang telah dibuat karena erosi air hujan.

Biaya pemupukan menempati urutan kedua setelah biaya panen.  Biaya pemupukan cenderung semakin mahal, namun tetap harus dilaksanakan karena terbukti bahwa pemupukan pada TBM mampu meningkatkan pertumbuhan hingga 30% dan pada TM mampu meningkatkan produksi hingga 24% (Istianto dan Nugroho, 2009).

Menejemen Percabangan
Pada tanaman karet, sistem percabangan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.  Penunasan dan induksi percabangan yang salah, dapat menyebabkan tanaman terlambat mencapai kriteria matang sadap, peka terhadap terpaan angin, dan tingkat pertumbuhan gulma pada areal pertanaman cukup tinggi.

Dalam menejemen percabangan tanaman karet, dikenal 2 kegiatan penting yaitu penunasan dan induksi percabangan.

1.  Penunasan (prunning)
Menurut Siagian, dkk. (2001), penunasan adalah kegiatan membuang tunas cabang dan tunas yang tumbuh dari batang bawah sepanjang 2,8 – 3,0 meter.  Tujuan dilakukannya penunasan adalah untuk mendapatkan bidang sadap yang mulus dan baik.  Tunas dibuang hingga tidak ada lagi bekas yang tersisa dan dilakukan sedini mungkin pada saat jaringan belum mengayu yakni usia 2-4 minggu dari awal tumbuhnya tunas.

Lebih lanjut Muda (2007), menjelaskan bahwa menunas tanaman karet adalah kegiatan membuang tunas yang tumbuh sebelum ketinggian 250 cm.  Hal ini dimaksudkan agar fotosintat lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan diameter batang utama, sehingga lilit batang cepat membesar dan diperoleh bidang sadap yang rata.

Pada perkebunan besar nasional, perkebunan swasta dan perkebunan rakyat, biasanya tunas cabang yang tumbuh pada tanaman muda segera dibuang dan dipotong dengan frekuensi 2-4 minggu sekali.  Tujuannya untuk memperoleh bidang sadapan yang rata dan baik.  Pada sistem penunasan secara bertahap dan terkendali, cabang-cabang tersebut dibiarkan tumbuh untuk beberapa waktu sampai mempunyai beberapa tingkat payung (Prasetya,1997).

Tunas yang tumbuh pada ketiak daun seperti yang ditunjukkan gambar 2.(a), menyerap fotosintat lebih banyak dibandingkan dengan yang digunakan untuk pertumbuhan lilit batang.  Tunas inilah yang harus dibuang dalam upaya mempercepat tercapainya kriteria matang sadap.  Pembuangan tunas harus sedekat mungkin dengan batang, hingga tidak ada bekas tunas yang tersisa dan sedini mungkin yaitu pada usia 2-4 minggu dari awal tumbuhnya tunas, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.(b), tujuannya agar bidang sadap tanaman tetap mulus dan tidak dipenuhi oleh sisa tunas yang mengayu.

2.  Induksi percabangan (branch induction)
Pada tanaman karet muda sering dijumpai tanaman yang tumbuhnya meninggi tanpa membentuk cabang.  Tanaman seperti ini pertumbuhan batangnya lambat sehingga terlambat mencapai matang sadap.  Selain itu, pada bagian ujungnya mudah dibengkokkan oleh angin, akibatnya akan tumbuh tunas cabang secara menyebelah, sehingga tajuk yang terbentuk tidak simetris.  Keadaan cabang seperti tersebut di atas akan sangat berbahaya karena cabang mudah patah bila ada angin kencang.  Ketinggian cabang yang dikehendaki umumnya antara 2,5 – 3 meter dari atas pertautan okulasi.  Bagi klon-klon yang pertumbuhan cabangnya lambat dan baru terbentuk di atas ketinggian tiga meter, perlu dilakukan perangsangan untuk mempercepat pembentukan cabang agar tajuk tanaman lebih cepat terbentuk (Sagala, 2009).

Beberapa klon lambat membentuk percabangan yang disebabkan oleh sifat dominasi pertumbuhan tanaman (dominasi apikal) yang sangat kuat.  Dominasi apikal mendorong pertumbuhan tunas yang ada dipucuk tanaman (tunas terminal) tapi menghambat pertumbuhan tunas yang ada di ketiak daun (tunas lateral) sehingga menyebabkan tanaman tinggi dan kurus.  Untuk tanaman seperti itu diperlukan induksi percabangan.  Tujuan induksi cabang adalah mempercepat pertumbuhan lilit batang dan mengurangi kepekaan pohon terhadap angin (Siagian, dkk., 2001).

Menurut Setyamidjaja (1993), tujuan dari perangsangan percabangan adalah untuk mendorong tanaman bercabang pada ketinggian yang dikehendaki, untuk memperoleh cabang sesuai dengan yang diperlukan agar tanaman memiliki mahkota yang baik (rimbun) sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung secara optimal, dan untuk menambah kesuburan pertumbuhan tanaman dan memperoleh pertumbuhan yang rimbun.

Induksi percabangan dapat dilakukan dengan melakukan pemangkasan daun (clipping), penyanggulan (folding), dan pemenggalan batang (topping).

a. Pemangkasan daun (clipping)
Pemangkasan daun dilakukan dengan cara memotong tangkai daun pada payung daun teratas dan disisakan 3-4 tangkai daun yang paling ujung.  Pemangkasan daun dilakukan pada saat payung daun teratas masih berwarna kuning kemerahan sampai dengan hijau muda yang dimulai pada ketinggian 2,8 meter diatas pertautan okulasi.  Keberhasilan pemangkasan daun membentuk membentuk percabangan dapat mencapai 75-80%.

b. Penyanggulan (folding)
Menurut PT. Perkebunan Nusantara VII (2007), penyanggulan adalah suatu teknik perlakuan dalam rangka pengelolaan percabangan pada TBM karet yang bertujuan merangsang pertumbuhan cabang dan daun, menekan pertumbuhan batang kearah atas (longitudinal), meningkatkan pertumbuhan  lilit batang (transversal).

Penyanggulan
Penyanggulan dilakukan dengan cara melipat daun dewasa pada payung teratas secara berkelompok (6 s/d 8 helaian daun) kearah pucuk tanaman menyerupai sanggul, kemudian lipatan tersebut diikat dengan tali karet.  Dengan demikian titik tumbuh pada pucuk terminalnya mati, sehingga batang utama menjadi tidak dominan.  Keberhasilan cara sanggul lebih tinggi dibandingkan cara pemangkasan daun (Siagian, dkk., 2001).

c. Pemenggalan batang (topping)
Pemenggalan batang dilakukan pada ketinggian 2,8-3,0 meter, lebih kurang 5 cm di atas mahkota daun teratas.  Pemenggalan batang sebaiknya dilakukan pada saat musim hujan, menggunakan gunting pangkas yang tajam dan tangga berkaki tiga. Setelah cabang terbentuk, dilakukan penunasan ringan terhadap cabang, sehingga tajuk menjadi seimbang. Kelemahan pemenggalan batang adalah jika dilakukan pada jaringan yang masih muda, batang menjadi miring, sehingga peka terhadap serangan angin (Siagian, dkk., 2001).

Pemenggalan Batang (topping)
Dengan sistem penunasan dan induksi percabangan pertumbahan lilit batang akan lebih cepat, sehingga usia tanaman belum menghasilkan lebih pendek.  Selain itu, tindakan ini dapat mencegah tanaman karet doyong dan tumbang.  Dengan demikian, tindakan penunasan dan induksi percabangan dapat menghemat biaya pemeliharaan dan mempercepat tanaman berproduksi (PT. Perkebunan Nusantara VII , 2007).

Alasan Tanah Gambut Kurang Subur karena Unsur Haranya

Pengertian Tanah Gambut

Tanah gambut merupakan tanah hasil dari tanah organosol. Tanah ini merupakan jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang mengalami palapukan atau penimbunan dan pembusukan dengan waktu yang sangat lama sehingga bahan organik yang ada di dalamnya tinggi.

Tanah gambut ini mengalami penguraian oleh bakteri aerob dan dipengaruhi oleh keadaan geografisnya. Tanah gambut ini biasanya tumbuh di lahan-lahan berawa karena kadar keasamannya yang tinggi. Tapi, alasan tanah gambut kurang subur karena kurangnya unsur hara sehingga tidak cocok untuk pertanian.

Penyebab Ketidaksuburan Pada Tanah Gambut.

Ciri-ciri dari tanah gambut yaitu apabila tanah gambut berwarna hitam memiliki kandungan air dan bahan organik yang tinggi, Ph dan tingkat keasamannya tinggi, hanya terdapat sedikit unsur hara dan drainasenya jelek. Tanah gambut ini hanya di temukan di daerah rawa-rawa seperti daerah Kalimantan, Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, Sumatra Selatan dan Papua Bagian Selatan.

Selain itu tanah gambut kurang subur karena tidak lancarnya peredaran udara didalamnya sehingga proses penghancuran tanah tidak sempurna. Tanah gambut kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa dan Jenis tanah ini terbatas untuk pertanian perkebunan seperti karet, kelapa dan palawija.

Tanah gambut terbagi menjadi dua. Yang pertama gambut Topogenous yaitu tanah gambut yang kaya akan nutrisi dan merupakan tanah yang diendapkan dari sisa tumbuhan yang hidup dengan mengambil nutrisi pada tanah mineral dan nutrisinya mengandung banyak air sehingga mempengaruhi kadar abunya.

Yang kedua gambut Ombrogenous yaitu merupakan pengendapan dari tumbuhan yang hidup dari air hujan sehingga kadar abunya asli, tidak tercampur oleh zat-zat lain. Biasanya ombrogeneus ini merupakan tanah gambut kurang subur dikarenakan nutrisinya akan terlepas dan hilang secara berangsur-angsur.

Karakteristik dari tanah gambut ini bisa dilihat dari warnanya biasanya berwarna cokelat tua sampai kehitam-hitaman meskipun pada awalnya berwarna abu-abu atau kemerah-merahan. Kemudian berat isi tanah organik lebih rendah dibandingkan berat isi tanah mineral. Untuk kapasitas penahan airnya, tanah gambut mempunyai kapasitas penyimpanan air lebih besar sekitar 2-4 kali dari berat bobot keringnya.

Tanah gambut memiliki luas adsorbsi yang besar, dengan adanya pH yang tinggi dalam kandungannya maka tanah gambut membutuhkan zat kapur dan juga membutuhkan dosis pupuk yang lebih tinggi. Tanah gambut juga mengadung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun bagi tanaman. Itulah alasan tanah gambut kurang subur karena hal-hal yang telah disebutkan.

Cara Memangkas Pohon Karet Tak Sekadar Memangkas

Pemangkasan pohon karet merupakan salah satu bagian dari pemeliharaan pohon karet sehingga akan menghasilkan karet yang baik dalam waktu lama. Namun, ada cara memangkas pohon karet yang benar agar mencapai tujuan yang diinginkan.

Sebaiknya, jangan memangkas pohon karet secara sembarangan, baik waktu memangkas maupun cara memangkasnya. Hal ini dikarenakan, hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diinginkan.

Pemangkasan Pohon Karet

Ada lima langkah pentingdalam pemeliharaan pohon karet. Salah satunya adalah bagaimana pemotongan pohon. Pemotongan pohon karet untuk pemeliharaan dilakukan selama 2 bulan pertama, dengan dilakukan perputaran 1 kali dalam rentang 2 minggu. Pemangkasan dilakukan untuk tunas palsu dan tunas liar. Hal ini terus dilakukan sampai pohon karet mencapai 1,8 meter.

Selain memangkas tunas palsu dan tunas liar, langkah penting lainnya untuk pemeliharaan pohon karet adalah dengan melakukan penyulaman. Penyulaman ini dilakukan selama tiga bulan pertama, dilakukan secara terus-menerus dengan mengamati pertumbuhan pohon karet tersebut.

Jika terdapat pohon karet yang mati, harus segera diganti agar jangan sampai mengganggu. Namun, pohon pengganti dalam penyulaman ini, harus memiliki karakter dan ketinggian yang sama. Langkah penyulaman untuk pemeliharaan pohon karet ini dilakukan sampai usia tanaman 2 tahun.

Langkah yang tak kalah pentingnya dalam upaya pemeliharaan pohon karet ini adalah dengan cara merangsang percabangan. Cabang utama bagi pohon karet sangat penting, untuk membantu pertumbuhan.

Untuk itu, apabila pohon karet tingginya telah 3,5 meter atau telah berusia antara 2-3 tahun, dan belum tumbuh percabangan, maka perlu dilakukan perangsangan. Perangsangan pohon karet bisa dilakukan dengan pengeringan batang, penanggalan ataupun dengan cara pembungkusan pucuk daun.

Pemupukan pohon karet bisa dilakukan sebanyak 2 kali setahun, terutama ketika akhir musim kemarau dan menjelang musim hujan. Cara pemupukan pohon karet dilakukan dengan cara membersihkan pohon dari rerumputan yang tumbuh di sekeliling pohon karet. Kemudian, buat lubang melingkar selebar 10 cm dari pohon. Pupuk ditabur pada lubang melingkar ini.

Salah satu manfaat tumpangsari di lahan penanaman pohon karet adalah untuk pemeliharaan pohon karet itu sendiri. Selain tentunya akan mendapat hasil sampingan dalam waktu dekat.

Tumpangsari dilakukan terutama di lahan tanaman karet yang masih berusia di bawah 2 tahun. Sama seperti tanaman pokok, tanaman tumpangsari juga harus dilakukan pemupukan.

Demikianlah cara memangkas pohon karet yang tepat. Semoga bermanfaat.

Pupuk Tanaman Karet Umur 7 Tahun

Tanaman karet adalah tanaman yang dibudidayakan di Indonesia. Tanaman karet merupakan hasil bumi Indonesia yang diambil getahnya. Fungsi karet sangatkah banyak, karet digunakan sebagai bahan baku membuat ban dan barang-barang yang terbuat dari karet.

Agar karet dapat menghasilkan getah yang banyak, maka pada saat penanaman karet harus mendapat pupuk yang cukup. Karet diberi pupuk pada saat ditanam umur 2 tahun juga pupuk tanaman karet umur 7 tahun.

Persiapan

Tujuan pemberian pupuk adalah agar tanaman karet tumbuh subur. Sebelum diberi pupuk, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menanam karet, yakni sebagai berikut.

Pertama, luas lahan, karet adalah tanaman yang memerlukan tempat yang luas. Hal tersebut disebabkan karet tanaman yang berumur panjang dan memerlukan waktu bertahun-tahun hingga karet dapat dipanen. Jika karet ditanam di tahan yang tidak luas, maka perkembangan karet akan terganggu.

Kedua, adalah jarak tanam. Meskipun karet adalah tanaman yang memerlukan waktu lama untuk dapat tumbuh besar, namun jarak taman perlu diperhatikan. Jarak tanam tersebut akan memudahkan di dalam penyadapan dan juga perawatan.

Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah waktu penyadapan. Waktu penyedapan karet memerlukan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, perlu ada waktu khusus yang digunakan untuk menyedap karet.
Ketiga adalah alat untuk menyadap karet. Cara pengambilan karet adalah dengan membuat suatu lubang atau garis memajang dan pada pohon karet. Pembuatan tersebut dimaksudkan agar mempermudah dalam pembuatan karet. Sejak dahulu cara pemanenan ini dilakukan secara turun-temurun sehingga menjadi

Cara Pemupukan

Selain dalam hal penanaman, perawatan juga pupuk tanaman karet umur 7 tahun. Hal lain yang harus diperhatikan pada tanaman karet adalah cara pemupukan. Cara pemupukan keret sama halnya seperti tanaman lain pada umumnya, yakni pupuk diletakkan di sekitar tanaman karet, sedangkan waktu pemupukan adalah ketika sedang tidak terjadi hujan. Oleh karena, jika dilakukan pemupukan sebelum terjadi hujan, pupuk yang sudah diberikan pada tanaman karet akan hanyut bersama dengan air hujan

Cara Pemupukan yang Baik untuk Karet

Karet merupakan salah satu tanaman pekebunan yang cukup bnyak dibudidayakan di Indonesia. Harga jual karet yang cukup tinggi menjadi salah satu alasan banyaknya petani-petani karet di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu produsen karet terbesar hingga mampu menembus pasar internasional. Dalam melakukan usaha budidaya karet, hal yang paling penting adalah produktivitasnya. Untuk meningktakan produktivitas, salah satu caranya adalah dengan melakukan pemupukan. Maka dari itu, seorang petani karet harus mengetahui cara pemupukan yang baik untuk karet agar produktivitasnya tinggi.

Cara Pemupukan Tanaman Karet

Cara pemupukan untuk karet bisa dilakukan dengan memerhatikan beberapa hal, di antaranya adalah dosis pemupukan, waktu pemupukan dan teknis pemuukan. Dosis pemupukan diengaruhi oleh umur karet. Pada saat mur karet 6 tahun hingga 15 tahu, maka dosis pupuk yang diiberikan per hektarnya adalah 260 gram pupuk SP, 350 gram pupuk urea dan 300 gram pupuk KCl. Pada saat karet berumur 16 tahun sampai 25 tahu, maka dosis pupuk per hektarnya adalah 200 gram urea dan 150 gram KCl tanpa pemberian pupuk SP lagi.

Selanjutnya adalah waktu pemupukan. Pemupukan yang dilakukan adalah dua kali dalam setahun. Waktu yang tepat untuk pemupukan adalah awal musim hujan dan akhir musim hujan. Hal terakhir yang harus dilakukan untuk melakukan pemupukan karet secara baik adalah teknis pemupukan. Dalam melakukan pemupukan, hal pertama yang harus dilakukan adalah pembersihan gulma atau tanaman pengganggu. Hal ini dilakukan agar antara karet dan gulma tidak saling berebut nutrisi puppuk sehingga pada akhirnya tanaman karet tersebut akan kekurangan nutrisi.

Setelah melakukan pembersihan, selanjutnya adalah membuatpuritan secara melingkar di sekitar tanaman karet. Barulah kemudian memasukkan pupuk ke dalam paritan tadi sesuai dengan dosisnya. Terakhir yaitu menutu kembali puritan yang telah diberi pupuk.

Seperti itulah cara pemupukan yang baik untuk karet, di mana hal tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi. Dosis merupakan suatu hal terpenting dalam pemupukan karena dosis yang berlebhan bisa menyebabkan tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik. Maka dari itu, perhatikanlah segala sesuatu sebelum melakukan pemupukan karet. Semoga informasinya bermanfaat.

Cara Merawat Kebun Karet Bebas dari Serangan Penyakit

Selain harus tahu cara menamam dan memilih benih yang baik, pemilik kebun karet juga perlu mengetahui cara merawat kebun karet agar tidak terkena serangan penyakit. Karena penyakit ini dapat membuat proses pertumbuhan tanaman tersebut jadi terganggu serta menimbulkan efek jumlah panen sadapan karet jadi berkurang.

Penyakit yang Menyerang Tanaman Karet dan Penanganannya

Salah satu jenis penyakit yang paling sering menyerang tanaman karet adalah jamur akar putih. Sesuai dengan namanya, bagian yang diserang adalah akar. Sedangkan gejala yang timbul yaitu daun menjadi pucat dan warnanya berubah kuning. Selain itu bagian tepi dan ujungnya melipat ke bagian dalam. Kejadian selanjutnya adalah akar makin membusuk dan tanaman menjadi mati.

Untuk  menangani masalah ini, salah satu jalan terbaiknya yaitu menghilangkan jamur tersebut. Caranya bisa dilakukan dengan mengolesi cairan khusus yang bisa dibeli di toko-toko pertanian. Atau dapat juga dengan sistem penyiraman dengan obat-obatan tertentu seperti bayleton, anvil, alto dan sebagian.

Sedangkan cara alami yang bisa dipilih untuk melakukan perawatan misalnya tanah yang berada di sekitar tumbuhnya akar disiram dengan larutan belerang atau biotri, anjap maupun triko. Bila dilakukan secara terus menerus makan jamur yang menempel pada akar akan mati dan tidak bisa berkembang biak lagi.

Penyakit lainnya yaitu kekeringan pada alur sadap. Jika kena serangan penyakit ini, pohon karet tidak akan bisa lagi mengalirkan getah atau lateks. Salah satu penyebabnya yaitu pemilik kebun atau petani karet tidak sabar dan terlalu sering melakukan penyadapan. Apalagi jika penyadapan ini menggunakan bahan rangsangan seperti ethepons. Akibatnya alur sadap menjadi kering dan getah latek tidak mampu mengalir lagi.

Tanda dari munculnya gangguan ini adalah bagian kulit yang sering mengalirkan getah menjadi kering dan warnanya terlihat coklat. Gangguan kekeringan tersebut dapat menyebar pada bagian kulit lain yang umurnya sama.

Teknik dan cara merawat kebun karet yang perlu dilakukan untuk mengatasi penyakit ini yaitu mengurangi frekuensi penyadapan dan penggunaan ethepon. Kemudian lakukan pengerokan di bagian kulit kering, lalu dioles dengan obat yang mampu memunculkan rangsangan hingga kulit baru bisa tumbuh lagi. Hal ini dilakukan hingga tiga kali dalam satu bulan. Setelah itu disemprot dengan pestisida.

Potensi Investasi Kebun Karet

Potensi karet masa depan sangat besar. Kebutuhan karet di masa depan sangat banyak, baik sebagai kebutuhan di dalam negeri maupun kebutuhan untuk diekspor. Karet adalah salah satu komoditas perkebunan yang sangat penting sebagai sumber pendapatan, kesempatan lapangan kerja, sumber devisa, sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebagai sumber daya hayati.

Pengelolaan perkebunan karet saat ini dilakukan oleh perkebunan negara, perkebunan rakyat, dan perkebunan swasta. Pertumbuhan perkebunan karet yang dikelola oleh rakyat lebih produktif daripada pengelolaan oleh swasta dan negara. Tetapi, perkebunan rakyat membutuhkan investasi untuk peremajaan perkebunan karet.

Agribisnis karet pada masa mendatang akan memiliki prospek sangat cerah. Adanya kesadaran tentang pelestarian lingkungan dan sumber daya alam, penggunaan green tyres, peningkatan industri polimer pengguna karet, semakin langkanya persediaan minyak bumi, dan semakin mahalnya harga minyak bumi untuk bahan pembuatan karet sintetis menjadi pendukung peningkatan prospek agribisnis karet.

Jumlah kebutuhan karet di dunia lebih tinggi daripada tingkat produksinya, sehingga Indonesia akan mempunyai peluang menjadi produsen terbesar di dunia. Thailand dan Malaysia sebagai pesaing terbesar semakin kekurangan lahan untuk ditanami karet dan memperoleh tenaga kerja yang murah sulit didapatkan.

Tujuan pegembangan karet di masa depan, yaitu peremajaan perkebunan rakyat akan dipercepat dengan cara menggunakan klon yang unggul, pengembangan industri hilir untuk peningkatan nilai tambah di sentra produksi karet, peningkatan produksi karet, dan meningkatkan pendapatan petani perkebunan karet.

Upaya untuk mempercepat investasi, yaitu memberi kemudahan perijinan, membebaskan pajak selama perkebunan belum menghasilkan produksi, memberi kepastian hukum, memberi keamanan, menghapuskan pungutan yang memberatkan, mengembangkan sarana dan prasarana, penyediaan dana untuk melatih sumber daya manusia, serta memberikan sistem kemitraan antara petani dan perusahaan.

Potensi karet masa depan yang sangat dibutuhkan oleh pasar di dalam negeri maupun luar negeri dapat menjadi perhatian bagi pemerintah untuk meningkatkan produktivitas perkebunan karet. Upaya-upaya untuk menghasilkan produk perkebunan karet yang berkualitas tinggi harus segera dilakukan agar tidak kalah bersaing dengan negara lain.

Cara Perawatan Tanaman Karet yang Baik dan Benar

Bagi Anda para pengusaha atau calon pengusaha di bidang perkebunan, terutama karet, sebaiknya perhatikan terlebih dahulu cara perawatan tanaman karet agar hasli yang didapatkan lebih maksimal dan juga menghasilkan pohon karet yang memiliki kualitas tinggi.

Tanaman Karet dan Cara Perawatannya

Tanaman karet merupakan penyumbang terbesar industri ban di dunia. Pohon karet merupakan bahan dasar pembuatan ban dan berbagai alat kesehatan di dunia. Alat kesehatan yang dimaksud adalah alat yang memerlukan efek kelenturan atau elastisitas yang tinggi.

Pohon karet menghasilkan sebuah cairan yang terkandung dalam bahan lateks. Lateks dihasilkan dengan cara menyayat secara berpola bagian kulit pohon karet dan menggantungkan sebuah wadah yang berfungsi untuk menampung getah karet yang turun melewati sayatan yang telah dibuat.

Saat merawat tanaman karet, sebaiknya kita perhatikan iklim tempat tanaman itu tumbuh. Iklim yang ideal untuk menanam karet berkisar antara 150 LS dan 150 LU. Dengan begitu, pertumbuhan karet akan menjadi maksimal dan menghasilkan lateks yang berkualitas.

Tanaman karet tumbuh subur pada ketinggian 200m di atas permukaan laut. Jika melebihi itu maka dikhawatirkan tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik dan juga dapat menyebabkan kualitas tanaman karet menjadi tidak optimal.

Sedangkan suhu yang diperlukan adalah antara 250C hingga 35oC. Selain memerhatikan faktor alami penunjang pertumbuhan, faktor lain juga perlu diperhatikan, seperti gulma yang menempel pada tanaman.

Anda harus membersihkan setiap gulma yang menempel untuk membuat tanaman ini tetap tumbuh dengan baik. Saat Anda menyayat kulit tanaman karet, selalu perhatikan bekas sayatan tersebut. Sayatan itu harus tetap bersih dan bebas dari kotoran, selain itu sayatan yang salah dapat mengakibatkan kulit pohon menjadi rusak dan lateks yang dihasilkan tidak maksimal.

Pemupukan juga harus dilakukan agar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan juga agar tanaman karet dapat menghasilkan lateks yang memiliki kualitas serta kuantitas yang banyak. Pemupukan yang sembarangan akan membuat tanaman sulit tumbuh.

Demikianlah cara perawatan tanaman karet yang baik dan benar. Ikutilah cara tersebut agar tanaman karet yang dihasilkan tumbuh dengan baik, subur, dan memberikan hasil yang optimal.