Perpaduan antara mesin generasi baru dan sistem hidrolik khusus yaitu Sumitomo Intelligent Hydraulic System (SIHS). Penggunaan motor penggerak (travel motor) besar yang dimiliki Excavator Sumitomo SH 130-5LF Macan membuatnya dapat menghemat pemakaian bahan bakar, dan membantu produktivitas serta peningkatan efisiensi.

Penggunaan excavator untuk perkebunan sawit semakin beragam kebutuhannya yang tidak hanya digunakan untuk kegiatan penyiapan lahan (land clearing) dam peremajaan lahan sawit (replanting) saja, tetapi diperlukan dalam perawatan kebun seperti pembuatan jalan, kolam limbah dan saluran drainase. Sejak pertengahan 2013 ini PT Tat Hong Heavyequipment Indonesia memperkenalkan excavator merek Sumitomo seri SH 130-5 Macan yang bermain di kelas 13 ton. Produk ini cocok digunakan kalangan pekebun sawit yang memerlukan excavator multifungi.

Dwi Sugiarto, Sales Manager PT Tat Hong Heavyequipment Indonesia, menjelaskan produk Sumitomo memang dikenal efisien bahan bakar dan lebih irit. Kelebihan Sumitomo SH130-5FL Macan ini dapat terbukti dari konsumsi bahan bakar yang sebesar 9 – 10 liter per jam, boleh dikatakan Sumitomo lebih irit bahan bakar dibandingkan merek lain, di samping memiliki gaya traksi (traction force) terbesar di kelasnya.

Iritnya konsumsi bahan bakar SH130-5 Macan ditopang kinerja mesin Isuzu dan empat silinder direct injection. Dilengkapi teknologi Common Rail System yang mengoptimalkan proses pembakaran dan mengurangi PM (Perticulate Matter) dalam tangki. Selain itu, sistem pendingin EGR (Exhaust Gas Recirculation) mampu menstabilkan temperatur pada mesin yang bertujuan mengurangi kadar nitrogen oksida.

Selain mesin, Sumitomo Intelligent Hydraulic System (SIHS) dapat mengurangi penggunaan bahan bakar lewat peningkatan sistem kerja hidrolik dan silinder arm lebih besar. SIHS adalah teknologi yang didesain untuk meringankan kerja operator.

Kemampuan hidrolik ini didukung sistem control throttle yang praktis. Sumitomo menyediakan tiga model kerja yakni adjustment (A) mode untuk operasi umum, heavy mode (H) dipakai bagi operasi berkelanjutan yang membutuhkan kecepatan standar dan efisiensi maksimal, dan speed priority (SP) mode dipakai untuk kecepatan operasi.
Efisiensi pada komponen bukan berarti mengabaikan performa penggalian. Sumitomo SH 130-5 Macan didukung automatic power boost yang mampu memperkuat penggalian secara otomatis dengan respon cepat untuk kondisi pekerjaan berat. Mode ini akan langsung teraplikasi tanpa harus berganti mode operasi dan mampu bertahan selama delapan detik.

Dwi Sugiarto mengatakan dari sisi kontrol operator akan mendapatkan respon kontrol yang cepat dan smooth karena pengembangan menyeluruh terhadap sirkuit hidrolik. Hal ini akan menjamin pengoperasian yang cepat dan tepat melalui tuas kontrol halus. Kemampuan multifungsi untuk operasi atas dan travel dengan sirkuit hidrolik baru. Perlambatan gerak travel tidak akan dialami selama operasi gabungan saat memuat dan gerak mengayun bersamaan dengan gerak travel.

Sumitomo SH 130-5 mampu melakukan beragam pekerjaan berat. “Kelas 13 ton ini sangat cocok untuk pekerjaan penyiapan lahan (land clearing), pembuatan dan perawatan kanal atau drainase, perawatan kolam limbah, serta pekerjaan penyiapan lahan untuk penanaman kembali,” papar Dwi Sugiarto.

Sumitomo SH 130-5 Macan ditopang mesin berkekuatan 96,4 PS, spesifikasi inilah yang membuat SH 130-5 Macan unggul dikelasnya. Untuk performa penggalian, SH 130-5 Macan dilengkapi bucket berkapasitas 0,5 meter kubik dan daya jangkauan sampai 8.3 meter. Kemampuan ini sangat berguna dalam proses land clearing.

Sumitomo dilengkapi pula dengan Easy Maintence System (EMS) yang baru ditingkatkan ketika terdapat pelumas padat yang menempel di bush. Kondisi ini membuat pin dan bush penuh dilumasi setiap saat dan mencegah gesekan yang kuat. Sistem ini secara signifikan memperpanjang umur pakai pin dan bushing.

EMS memberikan waktu untuk pelumasan bagian sekitar bucket dengan interval 250 jam sekali, dan bagian lainnya selang 1000 jam sekali atau selama enam bulan sekali. Selain itu, penggantian oli hidrolik up dilakukan selama 5000 jam sekali, dan penggantian filter selama 2000 jam. Satu filter berkinerja tinggi ini mampu memberikan efek yang sama dengan penyaringan nefron.

Selain itu Sumitomo SH130-5 macan ini menggunakan tapak sepatu tunggal (tripple grousher track shoe) yang lebar 960 mm, sangat cocok untuk lahan basah, yang mengharuskan alat mempunyai tekanan permukaan (ground pressure) yang rendah.

Layanan perawatan ini juga didukung oleh 12 kantor cabang yang dimiliki PT. Tat Hong Heavy Equipment di seluruh Indonesia. Kantor cabang tersebut berada di Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Jakarta, Surabaya, Pontianak, Pangkalan Bun, Banjarmasin, Samarinda, dan Makassar. Di setiap cabang tersedia pula beragam suku cabang dan mekanik yang selalu siap membantu melayani kebutuhan pelanggan.

“Dengan dukungan dari prinsipal kami Sumitomo serta jaringan kantor cabang yang tersebar hi seluruh Indonesia, kami dapat melayani kebutuhan pelanggan dan calon pelanggan dengan cepat baik untuk pembelian unit, pengadaan spare part maupun mekanik,” pungkas Dwi.

Kualitas produk Sumitomo secara keseluruhan sudah dikenal kalangan pelaku sawit, berdasarkan data PT Tat Hong Heavyequipment Indonesia selama tiga tahun terakhir penjualan Sumitomo telah mencapai lebih 1.200 unit terjual, sebagian besar masuk ke industri sawit.

Dwi Sugiarto optimistis dengan tambahan produk unggulan SH130-5 Macan, Sumitomo yang memiliki pangsa pasar sebanyak 5 persen excavator di Indonesia saat ini, akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang, sehingga diharapkan dapat masuk ke dalam jajaran pemain utama alat berat di industri sawit.
“Walaupun di tengah tekanan pelemahan mata uang Rupiah mengakibatkan penurunan kebutuhan alat berat secara nasional, Industri sawit merupakan salah satu sektor potensial, yang tersebar di seluruh Indonesia dan merupakan pasar yang sangat menjanjikan,” pungkas Dwi. (Anggar Septiadi)

Kebutuhan excavator yang tangguh dan handal mendorong PT Trakindo Utama meluncurkan produk terbarunya  di penghujung tahun ini. 

Semakin ketatnya persaingan antar agen atau produsen excavator di Indonesia, ditandai dengan kian beragamnya kebutuhan pelaku perkebunan khususnya kelapa sawit. Supaya tetap mampu berkompetisi, masing-masing produsen merilis produk terbarunya yang telah melewati riset sesuai keinginan konsumen.

Abdurrahman, Forestry Agriculture Marketing Manager PT Trakindo Utama, mengatakan permintaan excavator semakin meningkat sepanjang tiga tahun terakhir. Tahun 2010, industri excavator kelas 11-20 ton di tingkat nasional untuk sektor perkebunan mencapai sekitar 1.600 unit, dan naik signifikan pada tahun 2012 menjadi 3.000 unit. Penjualan produk excavator berkontribusi 70%-80% dari total jumlah alat berat yang dijual di perkebunan kelapa sawit. Sedangkan, sisanya sekitar 20%-30% berasal dari segmen jenis buldozer, motor grader, compactor, backhoe loader, wheel loader dan skid steer loader.

Pada November ini, PT Trakindo Utama akan menawarkan dua produk terbaru ke pasar, yaitu CAT 313D2 LGP dan CAT 304E. CAT 313D2 LGP tergolong pada jenis small hydraulic excavator dengan konfigurasi kerangka bawah Low Ground Pressure, sehingga sangat cocok digunakan untuk aplikasi di areal rawa/gambut terutama untuk melakukan penggalian saluran pada proses pembukaan lahan kelapa sawit. Sedangkan unit 304E tergolong pada jenis Mini Hydraulic Excavator yang dibutuhkan dalam operasi perawatan infrastruktur kebun sawit.

Pertama, akan dibahas excavator CAT 313D2 LGP yang digunakan dalam kegiatan pembukaan lahan.
Excavator ini memakai mechanical engine merk Caterpillar 3054C yang memenuhi standar regulasi emisi gas buang US EPA Tier 2 dan EU Stage II, sehingga ramah lingkungan. Dengan daya sebesar Net 90 HP, unit ini sangat sesuai untuk digunakan di pekerjaan yang berat.

Kapasitas bucket excavator CAT 313D2 LGP tertinggi di kelasnya sebesar 0.65 cum. Ditambah lagi dengan jangkauan maksimum yang dimilikinya hingga 8,1 meter sehingga memberikan produktivitas tinggi di berbagai aplikasi perkebunan kelapa sawit. Jangkauan ini akan memudahkan pengguna untuk melakukan penggalian saluran saat pembukaan lahan.

Kelincahan excavator ini didukung single grouser track shoe 960 mm untuk memberikan daya apung (floatation) dan traksi yang baik untuk area kerja yang basah, berlumpur ataupun rawa. Dengan semakin banyaknya perkebunan sawit menggunakan lahan rawa akan mudah bekerja apabila memakai Cat 313D2 LGP.
Supaya excavator dapat bermanuver dengan baik, unit ini memiliki ground clearance hingga 650 mm dan counterweight clearance sekitar 1.250 mm. Hal ini dibutuhkan supaya tidak terjadi hambatan sewaktu excavator bergerak di lapangan.

CAT 313D2 LGP sama seperti produk excavator Caterpillar lainnya yang terkenal efisien dalam penggunaan bahan bakar karena menggunakan sistem injeksi bahan bakar bertekanan rendah, yang dikombinasikan dengan high efficiency hydraulic system. Sistem ini merupakan solusi terbaik dalam penggunaan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga alat yang handal, hemat bahan bakar dan mudah diperbaiki. 

Sebelum ditawarkan ke pasar komersial, 313D2 LGP ini sudah melewati proses uji coba di beberapa lokasi. Tes uji ini meliputi pengukuran konsumsi bahan bakar, ketangguhan, dan produktivitas yang dimiliki excavator. Studi ini dijalankan sampai melewati 1000 jam waktu pengoperasian. “Dari uji coba ini akan diperoleh data yang menjadi bahan referensi bagi perusahaan untuk mengetahui kualitas produk,” jelas Abdurrahman kepada SAWIT INDONESIA di Jakarta.
Produk berikutnya CAT 304E termasuk ke dalam excavator kelas 4 ton (Mini Hex). Dengan ukuran yang mungil ini menjadikan CAT 304E bergerak lincah, diantara tanaman sawit untuk melakukan rangkaian pekerjaan perawatan infrastruktur kebun.

Produk ini ditopang engine CAT C2.4 dan bertenaga 40,2 HP (Net). Kemampuan daya galinya (bucket digging force) mencapai 37,8 kN. Dengan dikombinasikan cycle time yang cepat, maka CAT 304E ini akan memberikan produktivitas tinggi. Apalagi didukung penggunaan load sensing hydraulic system, yang akan menghasilkan tenaga yang powerful, presisi dan membantu peningkatan efisiensi bahan bakar.

CAT 304E dilengkapi bucket berkapasitas 0,16 cum dan dozer blade yang bermanfaat untuk mendorong dan meratakan material tanah saat melakukan perawatan dan pembentukan jalan untuk proses panen.

Faktor kenyamanan dan keselamatan operator juga diperhatikan PT Trakindo Utama. Unit 304E ini menyediakan ruang operator yang luas dan nyaman untuk membantu daya pandang operator. Kemudian, dilengkapi dengan kanopi dengan kategori FOPS (Falling Over Protection Structure) dan TOPS (Tip-Over protection Structure).

Teknologi lain yang dimiliki CAT 313D2 LGP adalah penggunaan product link. Abdurrahman menyatakan teknologi ini memudahkan pelanggan untuk mengontrol alatnya dari jarak jauh, khususnya yang berhubungan lokasi kerja dan jam kerja alat (HM). Keunggulan lain pemilik excavator dapat mengetahui status unit apakah kondisi kerja, idle ataupun mati.

Bantuan lainnya kepada penggunaadalah didapatkannya informasi mengenai kondisi alat sebagai bagian dari kegiatan perawatan dan antisipasi terhadap kerusakan. PT Trakindo Utama memiliki satu ruangan khusus dan tim tersendiri yang akan merekam dan melaporkan perkembangan informasi excavator kepada pemilik melalui alat telekomunikasi seperti smartphone.

Product link juga memudahkan pengguna ketika terjadi kerusakan suku cadang di excavatornya, maka akan terhubung langsung kepada layanan part store online Trakindo.

Dengan kemudahan ini, pemilik alat berat tidak akan repot lagi untuk mencari suku cadang yang dibutuhkannya.
Pada tahap awal, PT Trakindo berencana merilis 100 unit untuk masing-masing tipe, guna memenuhi kebutuhan konsumen danpenjualan akan efektif berjalan mulai tahun depan yang ditujukan ke wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Pengalaman PT Trakindo Utama selama lebih dari 40 tahun di industri alat berat, membuat pelaku sawit tidak khawatir dengan dukungan dan fasilitas layanan yang diberikan kepada produk Caterpillar yang dimilikinya. Abdurrahman menegaskan, sesuai visi PT Trakindo Utama yaitu menjadi penyedia solusi berkelas dunia bagi peralatan Caterpillar,

PT Trakindo Utama merupakan satu-satunya dealer alat berat yang siap bekerjasama dengan pelanggan secara total dan end to end, dimulai dari survey lapangan untuk membantu pelanggan dalam pemilihan alat, pelatihan operator secara cuma-cuma guna mendukung kelancaran operasional, kerjasama perawatan daun perbaikan, ketersediaan suku cadang.

Selain menyediakan peralatan baru, PT Trakindo Utama juga menawarkan used equipment, rental bahkan transaksi dengan skema tukar tambah. Didukung program kerjasama dengan beberapa badan finance ternama, PT Trakindo Utama juga siap memberikan solusi pembiayaan bagi pelanggan yang membutuhkan.
Yang paling utama, PT Trakindo Utama saat ini didukung oleh lebih dari 65 kantor cabang di seluruh Indonesia yang siap memberi pelayanan terbaik bagi pelanggan, sesuai tujuan dan motto kami : Our Commitment : Customer Success (Qayuum Amri)

Di kelas 10-20 ton, PT Hexindo Adiperkasa Tbk menawarkan produk excavator Hitachi ZX seri 110M dan 210F/MF untuk pekerjaan di lahan basah. Didukung tenaga besar yang cocok melakukan pembukaan lahan.  Mempunyai sistem GPS dan komputerisasi untuk memudahkan pengoperasian excavator. 

Di kalangan pelaku sawit, Hitachi sudah dikenal sebagai excavator spesialisasi lahan basah yang bersifat multifungsi. Kemampuannya jelas tidak perlu diragukan dalam pengerjaan pembukaan lahan (land clearing) dan pembuatan kanal untuk manajemen air. Djonggi Gultom, Direktur Marketing PT Hexindo Adiperkasa Tbk, mengatakan pekerjaan pembukaan lahan sebenarnya akan membutuhkan excavator dan bulldozer. Apabila, pekebun memiliki lahan basah lebih tepat memakai excavator karena tidak akan amblas ke permukaan tanah.

PT Hexindo Adiperkasa sudah mempunyai excavator dari tipe kelas kecil seperti 5 ton, 10 ton dan kelas menengah yaitu 20 ton. Untuk kelas 20 Hitachi telah mengeluarkan seri ZX baru 210F/MF seri 5G. Produk ini memakai mesin Isuzu CC-6BG1T berkekuatan 125 Kw yang dilengkapi enam silinder dengan menggunakan system bahan bakar konfensional sehingga tidak ada kendala menggunakan kualitas solar yang beredar, serta mudah beroperasi di lahan basah. Total berat yang dimiliki ZX seri 210F/MF sebesar 22,00 ton.

Daya jangkauan Hitachi ZX seri 210F/MF mencapai 9,9 meter dan daya traksi 203 Kilo Newton. Tak heran, kekuatan excavator ini diakui sangatlah ampuh untuk mendorong pohon sewaktu pembukaan kebun. Yang menarik, pekebun tidak perlu khawatir dengan tunggul kayu lantaran ground clearance excavator ini mencapai 450 mm untuk 210F sedang ZX210MF ground clearance 585 mm .

Djonggi Gultom menuturkan Hitachi ZX 210F/MF dikenal lebih lincah dibandingkan excavator lain di kelas yang sama. Contohnya saja, kemampuan swing lebih cepat dan pompa hidrolik sudah didesain dari pabrik, yang mendapatkan dukungan sirkuit berkekuatan hingga 36,3 MPa.

Kekuatan excavator ditopang kendali otomatis terhadap kecepatan putaran mesin yang disesuaikan dengan kebutuhan tenaga sewaktu excavator bekerja. Hal ini berguna untuk membantu mengurangi pekerjaan mesin yang tidak diperlukan, sehingga menjadikan konsumsi bahan bakar lebih irit. Namun, ketika bila beban bertambah sewaktu-waktu ada mode Auto Power Lift yang mampu meningkatkan tenaga sebesar 6 % secara otomatis.

Dalam pembukaan lahan, operator alat berat rentan dengan resiko kecelakaan kerja. Untuk itulah, Hitachi sangat memperhatikan aspek keamanan dalam produk Excavatornya. Ruang operator didesain bukan hanya melindungi tetapi memberikan kemudahan dalam pengoperasian. Terdapat struktur penyangga tengah yang diperkuat (CRES) dan desain kabin diperkokoh supaya menjaga keselamatan operator dari cedera berat apabila terjadi kecelakaan.

Soal perawatan mesin, konsumen tak perlu cemas karena komponen bagian depan dan bucket butuh penggantian pelumasan setiap 500 jam sekali. Mengingat, bushing dengan alur dan lubang pelumas serta thrust plates yang kuat terbuat dari resin sehingga dapat menekan biaya dan waktu pemeliharaan. Filter oli hidrolik dengan model baru cukup penggantian setiap 1.000 jam sekali sedangkan untuk penggantian oli hidrolik setiap 5.000 jam sekali. Masa pakai Hitachi ZX seri 210F/MF cukup panjang mencapai usia lima tahun.

Keunggulan utama Hitachi ZX seri 210F/MF adalah mesinnya sudah terintegrasi dengan sistem komputerisasi yang membantu pengawasan kegiatan excavator ini. Jadi, sistem ini mengaplikasikan teknologi GPS yang lokasinya akan terpantau untuk seluruh wilayah Indonesia.
“Sebagai contoh, ketika mesin berpindah dalam radius lima kilometer akan terekam di dalam data computer. Begitupula ketika excavator sedang bekerja dan posisinya idle atau tidak beroperasi. Kami menggunakan sistem GPS atau kendali jarak jauh,” kata Djonggi.

Manfaat lain dari sistem komputerisasi ini bermanfaat pula mengawasi kerja mesin excavator. Selain itu, pemilik excavator dapat mengetahui data penggunaan bahan bakar, jam pemakaian, waktu penggantian oli dan filter. Melalui sistem komputerisasi ini, pemilik operator tidak susah payah untuk mengecek pada mesin excavatornya.
“Pelanggan dapat mengetahui fasilitas pendukungnya nanti akan diberikan softwarenya. Bila tidak memiliki, kita bisa kasih informasi ke pelanggan misal unit ini dua hari lagi harus ganti filter. Ya, mereka sudah tenang untuk monitoring maintenance,” papar Djonggi.

PT Hexindo Adiperkasa Tbk berkomitmen dalam layanan perawatan yang ditunjukkan dengan komposisi karyawan sebesar 65 % berposisi sebagai mekanik dari total 1700 karyawan. Bagi perusahaan yang berdiri semenjak 1988 ini, pelayanan yang optimal sudah menjadi bagian dari visi perusahaan untuk dapat bersaing di pasar alat berat nasional.

Kepedulian terhadap konsumen ditunjukkan dengan pemberian garansi perawatan mesin sampai 4.000 jam. “Selama masa waktu 4000 jam, perusahaan siap untuk mengirim mekanik yang bertugas merawat mesin, ini sudah termasuk paket pembelian. Sedangkan, konsumen hanya cukup mengeluarkan biaya ganti oli dan filter saja,” ujar Djonggi
Dengan pengalaman selama 25 tahun lebih, PT Hexindo Adiperkasa Tbk sudah mempunyai 43 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor cabang ini akan membantu pelayanan kepada pelanggan yang telah dilengkapi dengan sumber daya tenaga mekanik dan ketersediaan stok suku cadang.

Djonggi Gultom mengatakan perusahaan termasuk market leader excavator di segmen Hutan Tanaman Industri dan perkebunan. Hal ini dapat terlihat kontribusi penjualan excavator yang meningkat tiap tahunnya, sebagai gambaran pada 2011 kontribusi penjualan mencapai 31,8% dari total penjualan seluruh produk Hexindo, dan naik di tahun berikutnya sebesar 34,8 persen. Untuk tahun ini, diperkirakan dapat tumbuh sekitar 37,2%.

Djonggi Gultom menambahkan Excavator Hitachi sangat memahami kebutuhan konsumen di sektor perkebunan khususnya kelapa sawit yang menginginkan excavator dengan produktivitas tinggi, biaya operasi rendah, dan sangat handal. Hal ini dapat terlihat dari waktu breakdown yang lebih cepat sampai dari satu jam. “Di, sektor tambang produk kami mampu bekerja 24 jam non stop selama waktu tiga shift. Kalaupun berhenti, kepentingannya sekadar isi bahan bakar saja,” katanya.

Sebagai anak perusahaan langsung dari Hitachi, PT Hexindo Adiperkasa Tbk memperoleh banyak keuntungan dibandingkan dengan sebagai agen atau dealer lainnya. Menurut Djonggi Gultom, up-date teknologi perkembangan produk akan dikirimkan langsung dari Hitachi yang berpusat di Jepang.Ini artinya, ada dukungan inovasi produk sehingga membuat perusahaan lebih percaya diri dalam berkompetisi dengan perusahaan lain.

Berbagai macam kelebihan ini menjadikan PT Hexindo Adiperkasa Tbk optimis untuk menjadi pemain utama dalam bisnis alat berat di Indonesia. Djonggi Gultom mengklaim produk Hexindo menempati posisi kedua untuk pasar alat berat Hydraulic Excavator secara nasional. “Walaupun banyak produk pendatang baru dari Korea ataupun Cina. Kami yakin tetap mampu bersaing dan diterima konsumen, karena pasar produk Hexindo ditujukan khusus untuk kondisi operasional di Indonesia,” pungkasnya. (Anggar Septiadi )

InfoSAWIT- Bogor, Cargill dan Institut Pertanian Bogor (IPB) hari Senin 25 Mei melakukan panen kelapa sawit perdana di Kebun Pendidikan Kelapa Sawit IPB-Cargill (IPB-Cargill Oil Palm Teaching Farm) di Kecamatan Bogor, Indonesia.

Kebun sawit seluas 50 ha untuk kegiatan pendidikan yang disponsori Cargill dengan investasi mencapai US$ 250 ribu pada 2012 silam, telah panen perdanan. “Kebun pendidikan kelapa sawit IPB-Cargill telah membantu untuk menumbuhkan profesional kelapa sawit generasi selanjutnya yang setelah lulus akan masuk ke industri sebagai penganjur dan praktisi produksi kelapa sawit berkelanjutan,” kata Ketua Kebun Pendidikan Kelapa Sawit IPB-Cargill, Sudradjat MS, dalam siaran pers yang diterima InfoSAWIT, Selasa (26/5).

Kabarnya kebun sawit, yang didirikan oleh Cargill dan IPB Juli 2012 ini mampu menghasilkan produksi sekitar 8 -9 ton tandan buah segar per hektar per tahun pada panen pertamanya.

Sebagai kebun pendidikan kelapa sawit pertama di Indonesia, kebun ini merupakan bentuk skala kecil dari perkebunan kelapa sawit komersial. Tiap semester sekitar 300 mahasiswa menjadikannya sebagai tempat praktikum  dan 17 mahasiswa penelitian dari program pasca sarjana dan PhD belajar mengenai produksi berkelanjutan dan praktik-praktik manajemen pertanian terbaik.

Kebun ini juga menjadi acuan bagi perusahaan-perusahaan kelapa sawit lain dalam penerapan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).

Chief Executive Officer, Cargill Tropical Palm Ltd.,  John Hartmann menuturkan, membangun rantai pasokan kelapa sawit berkelanjutan adalah upaya berbagai pemangku kepentingan, dan ini termasuk mendidik profesional dalam industri sejak dari awal. “Kami bangga bisa bekerja sama dengan institut pertanian terdepan Indonesia untuk membentuk profesional masa depan yang akan membantu membentuk dan memimpin industri kami menuju standar-standar keberlanjutan tinggi,” katanya. (T2)

InfoSAWIT – REDELONG, Keberadaan lahan kelapa sawit di Bener Meriah hingga kini belum memberikan kontribusi apapun untuk daerah tersebut. Pasalnya, perluasan lahan kelapa sawit yang dilakukan perusahaan atau pribadi di Kecamatan Pintu Rime Gayo, kabupaten setempat semakin marak, tapi belum memberi pendapatan bagi daerah penghasil kopi itu.

Karena itu, Anggota Komisi A DPRK Bener Meriah, Rizal Fahlevi mempertanyakan manfaat perluasan kebun sawit di Pintu Rime Gayo tersebut. “Sebab, kita tak tahu persis apa kontribusi untuk daerah dari keberadaan kebun sawit tersebut,” kata Rizal kepada Serambi, Minggu (24/5) kepada Tribun news.

Selama ini, kata Rizal, perluasan areal kebun kelapa sawit di Pintu Rime Gayo semakin tidak terkendali. Bahkan, menurutnya, ada perusahaan kebun kelapa sawit asal Bireuen yang sudah mencaplok sebagian wilayah Bener Meriah. “Ini juga perlu kita pertanyakan, khususnya terkait dengan izin serta status penggunaan lahan itu,” ujarnya.

Ironisnya lagi, lanjut Rizal, perusahaan itu belum memberikan manfaat bagi daerah. “Pemkab Bener Meriah terkesan tutup mata dengan masalah ini. Kami juga tak pernah menerima laporan soal keberadaan kebun kelapa sawit itu,” paparnya. (T2)

 

InfoSAWIT – REDELONG, Keberadaan lahan kelapa sawit di Bener Meriah hingga kini belum memberikan kontribusi apapun untuk daerah tersebut. Pasalnya, perluasan lahan kelapa sawit yang dilakukan perusahaan atau pribadi di Kecamatan Pintu Rime Gayo, kabupaten setempat semakin marak, tapi belum memberi pendapatan bagi daerah penghasil kopi itu.

Karena itu, Anggota Komisi A DPRK Bener Meriah, Rizal Fahlevi mempertanyakan manfaat perluasan kebun sawit di Pintu Rime Gayo tersebut. “Sebab, kita tak tahu persis apa kontribusi untuk daerah dari keberadaan kebun sawit tersebut,” kata Rizal kepada Serambi, Minggu (24/5) kepada Tribun news.

Selama ini, kata Rizal, perluasan areal kebun kelapa sawit di Pintu Rime Gayo semakin tidak terkendali. Bahkan, menurutnya, ada perusahaan kebun kelapa sawit asal Bireuen yang sudah mencaplok sebagian wilayah Bener Meriah. “Ini juga perlu kita pertanyakan, khususnya terkait dengan izin serta status penggunaan lahan itu,” ujarnya.

Ironisnya lagi, lanjut Rizal, perusahaan itu belum memberikan manfaat bagi daerah. “Pemkab Bener Meriah terkesan tutup mata dengan masalah ini. Kami juga tak pernah menerima laporan soal keberadaan kebun kelapa sawit itu,” paparnya. (T2)