Advertisements
Kebutuhan drainase bergantung pada topografi dan jenis tanah. Daerah yang bergelombang memerlukan sedikit drainase, sedangkan daerah rendahan dan daerah bertekstur liat dekat sungai membutuhkan drainase yang lebih banyak.
Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan drainase adalah menentukan lokasi outlet dari areal dan meluruskan parit alam sehingga aliran air akan mengikuti kemiringan areal. Dalam membuat perencanaan sistem drainase, harus dipertimbangkan agar areal gambut tidak mengalami overdrain yang dapat mengakibatkan lapisan gambut menyusut dengan cepat dan lapisan atas mengalami pengeringan yang berlebihan yang tidak dapat dikembalikan (irreversible).
Pada areal dengan lapisan pyrit, harus diketahui kedalamannya supaya senantiasa berada dibawah level air yang perlu dipertahankan yakni 60 – 70 Cm di bawah permukaan tanah untuk menghindari pyrit teroxidasi menjadi sulfat masam dan meningkatkan kemasaman tanah. Untuk kedua areal, sistem drainase dan water management (pengelolaan air) adalah prioritas utama, bila melakukan usaha kebun kelapa sawit di antara areal tersebut.
Tabel Jenis Jenis Parit
RUANG LINGKUP
Perawatan parit ini sama dengan water manajemen atau pengelolaan air. Terutama pada kondisi gambut dan rendadan. Penting untuk dilakukan dengan menginventarisasi kondisi rawan banjir / tergenang pada saat hujan. Kemudian hal – hal yang harus disiapkan untuk memperbaiki saluran Drainase, adalah sbb:
1. Pada kondisi hujan persiapannya adalah, sbb:
• Pencucian pain main dan MR
• Pembuatan benteng sepanjang pinggiran rawan luapan air
• Pembuatan pintu air pada outlet yang dipengaruhi pasang
• Pembuatan tanggulan dalam blok untuk digunakan sebagai jalan panen
• Penutupan inlet dengan pintu air agar tangkapan diminimalkan dari lokasi sekitar
• Lakukan leveling untuk mengatur arah aliran sehingga meminimalkan terjadi kebanjiran dalam blok – blok
• Buat tapak timbun individu tanaman
2. Pada Kondisi Kemarau
• Dibuat bendungan atau water weir didalam parit CR agar ketinggian air terjaga tetap sekitar 60 – 75 cm dibawah permukaan tanah blok
• Dibuat bendungan dengan menggunakan karung bekas diisi tanah dilokasi PMR parit.
ALAT DAN BAHAN
1. Excavator PC 200
2. Cangkul
3. Sekop
4. Karung
5. Balok/kayu
6. Plat besi
7. Peralatan Survey
8. Stik/papan dengan skala ukur ketinggian air dalam parit.
PROSEDUR KERJA
1. Pencucian parit oleh excavator sekitar 2 tahun sekali untuk parit outlet
2. Pencucian parit oleh excavator sekitar 2 tahun sekali parit CR dan MR
3. Pembuatan pintu air pada setiap outlet
4. Pembuatan benteng setinggi 2 meter dari permukaan tanah atau disesuaikan dengan ketinggian air yang meluap ke dalam areal setiap tahun nya
5. Pembuatan tanggulan pada jalan panen dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 25 cm dari paras air yang biasanya tergenang setiap tahun
6. Penutupan Inlet air dari lokasi sekitar dengan timbun atau gunakan gorong-gorong kecil atau pintu air juga.
7. Agar tanaman tidak tergenang maka tanaman ditimbun perakarannya setinggi paras air yang biasanya menggenangi areal
8. Pembuatan Water weir atau bendungan dalam parit di CR setinggi 50 cm dibawah permukaan tanah dan ditempatkan pada bagian ujung parit CR yang rendah.
STANDAR DAN NORMA
Tabel Standard dan Norma Kerja Alat
Keterangan :
Cuci parit 50% Pertahun
Mendalamkan Parit 33% pertahun
PELAPORAN
Laporan setiap hari : Panjang parit, lokasi, Jumlah HM, Jumlah BBM, Jumlah pelumas, dll.