JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, seiring dengan penurunan indeks Means of Platts Singapore (MOPS) jenis Gasoil sejak Oktober 2014 secara langsung menyebabkan disparitas harga keekonomian Solar dengan Biodiesel semakin lebar sehingga diperlukan evaluasi terhadap formula Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati (HIP BBN) yang dicampurkan ke dalam bahan bakar minyak tertentu (JBT).
Berdasarkan ketrangan pers, Senin (2/3/2015), Kementerian ESDM telah menetapkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 0726 K/12/MEM/2015 tanggal 27 Februari 2015 dimana substansi Keputusan Menteri dimaksud yaitu:
1. HIP BBN jenis Biodiesel yang dicampurkan ke dalam Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu, didasarkan pada Harga Patokan Ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang ditetapkan Menteri Perdagangan periode 1 bulan sebelumnya ditambah besaran konversi CPO menjadi Biodiesel sebesar 188 USD/MT dengan faktor konversi sebesar 870 kg/m3.
2. HIP BBN jenis Bioetanol yang dicampurkan ke dalam Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan, didasarkan pada Harga publikasi Argus untuk Ethanol FOB Thailand rata-rata periode 1 bulan sebelumnya ditambah 14% indeks penyeimbang produksi dalam negeri dengan faktor konversi sebesar 788 kg/m3.
3. Besaran HIP BBN sebagaimana tersebut di atas ditetapkan setiap bulan dan dilakukan evaluasi paling sedikit 6 bulan sekali oleh Direktur Jenderal EBTKE.
4. Keputusan Menteri ESDM Nomor 0726 K/12/MEM/2015 mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2015.
Kementerian ESDM menjelaskan, bahwa formula HIP BBN tersebut dirumuskan dengan mempertimbangkan kondisi rill Biaya Pokok Produksi (BPP) BBN dimana komponen terbesar adalah harga komoditas bahan baku BBN. (T3)