Advertisements
Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman
yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh
erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman penutup tanah berperan:
menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir
hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah,
menambah bahan organik tanah melalui batang,
ranting dan daun mati yang jatuh.
melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan
air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya
kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan
dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Tumbuhan atau tanaman yang sesuai untuk digunakan
sebagai penutup tanah dan digunakan dalam sistem pergiliran tanaman harus
memenuhi syarat-syarat (Osche et al, 1961)
mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji,
mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan
kompetisi berat bagi tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang
baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi,
tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun,
toleransi terhadap pemangkasan,
resisten terhadap gulma, penyakit dan kekeringan,
mampu menekan pertumbuhan gulma,
mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk
penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainnya,
sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan
tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak
menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.
B. KACANGAN SEBAGAI TANAMAN PENUTUP TANAH
I. Tanaman
Kacangan Sebagai Tanaman Penutup Tanah (LCC)
tanah harus memenuhi syarat sebagai berikut:
sifat perakaran tidak menggangu dan bukan
merupakan saingan tanaman utama
mudah diperbanyak baik vegetatif maupun generatif
memberikan kandungan bahan organik yang tinggi
baik dibawah sinar matahari atau terlindung
tahan terhadap hama penyakit atau kekeringan serta
bukan tanaman inang hama penyakit bagi tanaman utama
mempunyai potensi menekan pertumbuhan gulma
Jenis kacangan yang memenuhi syarat
tersebut diatas dan sering dipakai sebagai tanaman penutup tanah antara lain Peuraria Javanica (PJ), Centrosema Pubescens
(CP), Calopogonium Mucunoides (CM), Psophocarpus Palustris (PP), Calopogonium
Caeruleum (CC), Mucuna Bracteata (MB)
Kacangan tersebut biasanya dicampur
dengan tingkat perbadingan yang bervariasi tergantung dengan keadaan lapangan
seperti topografi maupun jenis tanah.
Pada tahun pertama PJ lebih cepat berkembang dan mendominasi jenis
kacangan lainya. Setelah keadaan terlindung, pertumbuhan PJ akan berkurang dan
areal akan didominasi oleh CP atau CM dan CC karena jenis ini lebih baik dalam
keadaann terlindung.
banyak digunakan di perkebunan adalah Mucuna bracteata, menghasilkan bahan
organik cukup besar dan pertumbuhannya sangat cepat.
1. Calopogonium caeruleum (CC)
dari CC adalah :
Tumbuh merambat dan mudah dibedakan karena daunnya
hijau mengkilat, permukaannya licin, berduri halus, berbentuk oval/hati dengan
ukuran 3-5 cm.
Tahan naungan, tahan bersaing
dengan gulma lain, toleran terhadap hama dan tahan kekeringan.
Dapat distek. Penanaman dengan
stek diperlukan 1.000-1.300 stek/ha.
Kelemahan dari CC adalah :
Kemampuan menghasilkan biji Rendah
Harga cukup mahal
2. Calopogonium mucunoides (CM)
Kacangan CM berasal dari Amerika Selatan, daun
agak kecil dan tidak berbulu.
Dapat tumbuh pada ketinggian
0-300 m diatas permukaan laut.
Produksi daun selama 5 bulan
dapat mencapai 20 ton sehingga sangat baik sebagai pensuplai unsur N kedalam
tanah.
Bijinya kecil-kecil memiliki daya tumbuh sedang.
Tidak tahan bersaing dengan
gulma.
Berumur pendek.
3. Centrosema pubescens (CP)
Daun berbentuk ellips,
berukuran kecil dan permukaan agak licin.
Dapat tumbuh pada ketinggian
0-300 m diatas permukaan laut.
Tahan naungan dan kekeringan.
Dapat menghasilkan biji
sebanyak 1.000 kg/ha
Pertumbuhan agak lambat.
Berumur pendek.
4. Psophocarpus palustris (PP)
Kelebihan dari PP adalah :
·
Dapat tumbuh pada ketinggian 0-1.000 m diatas permukaan
laut.
·
Tahan naungan dan kekeringan.
Dapat tumbuh pada tanah asam seperti gambut.
Kelemahan dari PP adalah :
·
Pertumbuhan pada 3 bulan pertama agak lambat.
5. Mucuna cochinchinensis (MC)
dapat juga tegak, batang agak kecil dan lemah, polongan biji berbulu tebal
Kelebihan dari MC adalah :
·
Pertumbuhan sangat cepat dan dalam 3 bulan sudah 100%
menutup.
Kelemahan
·
Secara alamiah mati setelah 6-8 bulan.
6. Pueraria Javanica (PJ)
Pueraria
Javanica atau PJ adalah tanaman Penutup Tanah / LCC (Legume Cover Crop) yang biasa digunakan oleh perkebunan karet
dan kelapa sawit sebagai tumbuhan pioneer yang dapat meningkatkan kesuburan
tanah, PJ adalah sejenis kacangan yang cepat menjalar sebab memiliki keunggulan
dalam mengikat unsur N (nitrogen) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman utama
(karet atau kelapa sawit) yang belum dewasa, juga kacangan ini menurunkan suhu
tanah pada saat kemarau.
Adalah satu jenis kacangan
yang konon berasal
dari
India. Kacangan
ini dianggap memiliki kelebihan
Mucuna bracteata antara lain:
Pertumbuhan cepat dan menghasilkan biomassa yang
tinggi.
Mudah ditanam dengan input
yang rendah.
Tidak disukai ternak karena
kandungann fenol yang tinggi.
Toleran terhadap serangan
hama dan penyakit.
Memiliki sifat allelopati
sehingga memiliki daya kompetisi yang tinggi terhadap gulma.
Memiliki perakaran yang
dalam, sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan menghasilkan serasah
yang tinggi sebagai humus yang terurai lambat, sehingga menambah kesuburan tanah.
Mengendalikan erosi.
Sebagai Leguminosae dapat
menambat N bebas dari udara.
Relatif lebih tahan naungan
dan cekaman kekeringan. Pertumbuhan sangat cepat dan homogen, sehingga dapat menghambat laju pertumbuhan gulma di areal TBM.
Mengembalikan nutrisi tanah
serta mempengaruhi kehadiran nitrogen pada tanah dengan adanya aktivitas
fiksasi nitrogen di dalam bintil akar (Lehman et al., 1999).
kelebihan Mucuna bracteata,
dari pengalaman sebelumnya kacangan tersebut juga memiliki
kelemahan yaitu :
Kesulitan pertumbuhan pada awal penanaman
apalagi pada kondisi cuaca panas dan curah
hujan kurang. Dengan kata
lain Mucuna bracteata sangat sulit hidup
pada saat ditanam namun bila telah berhasil hidup maka
pertumbuhannya akan sangat
cepat sekali.
II. Cara Penanaman CC PJ CP PP CM
1.
Komposisi Kacangan CC PJ CP PP CM
Kacangan
tersebut biasanya dicampur dengan tingkat perbadingan yang bervariasi
tergantung dengan keadaan lapangan seperti topografi maupun jenis tanah. Pada
tahun pertama PJ lebih cepat berkembang dan mendominasi jenis kacangan lainya.
Setelah keadaan terlindung, pertumbuhan PJ akan berkurang dan areal akan
didominasi oleh CP atau CM dan CC karena jenis ini lebih baik dalam keadaann
terlindung.
Beberapa komposisi campuran yang
dianjurkan:
CM : CP : CP = 2 : 1 : 2
Campuran PJ, CM dan CP sebaiknya
ditanam pada tanah rata dan tidak ditempat yang selalu tergenang. Sedangkan PP baik ditanam pada daerah
rendahan dan lembab. Komposisi campuran
juga ditentukan oleh sifat tanah. Pada tanah liat berat dimana perkembangan
akar lebih lambat, campuran lebih baik disesuaikan dengan memperbanyak PJ atau
CP dan penanamannya lebih rapat.
2. Perlakuan terhadap Biji CC PJ CP PP CM
Pertumbuhan kacangan yang cepat dimungkinkan jika
perkecambahan biji kacangan dapat diupayakan cepat. Beberapa cara supaya biji
kacangan cepat berkecambah antara lain :
Perendaman biji dalam air.
Biji direndam selama 2 hari didalam air panas
bersuhu 75oC. Setelah perendaman kemudian dikeringkan.
Perendaman biji dalam larutan
gliserin.
Biji direndam selama 2 hari didalam larutan
gliserin bersuhu 60oC. Setelah perendaman kemudian dikeringkan.
Perendaman biji dalam larutan asam.
Biji direndam didalam larutan asam sulfuric (4 %
dari berat biji) memakai gelas plastik atau wadah alumunium. Lama perendaman
tergantung pada jenis kacangan, sebagai berikut :
Calopogonium sp : 8 menit
Flemingia sp : 10 menit
Setelah perendaman biji harus dicuci bersih untuk
menghilangkan pengaruh asamnya dan dikeringkan.
Pemecahan kulit biji.
Biji dicampur pasir dan dimasukan dalam drum.
Kemudian drum yang berisi biji + pasir diputar memakai elektro motor kecil (0,5
HP) 75 rpm sampai kulit biji terlihat retak-retak.
Kacangan yang telah diberi perlakuan tersebut
diatas kemudian dicampur dengan 10 gr Rhizobium kompos untuk setiap 10 gr
campuran kacangan. Caranya :
Rhizobium dicampur dengan air 0,25 lt, kemudian
campuran kacangan sebanyak 10 gr dimasukan kedalam larutan Rhizobium dan diaduk
rata sampai semua biji kacangan basah.
Biji kacangan yang telah diinokulasi tersebut
dikering anginkan (jangan terkena sinar matahari langsung).
Setelah kering kemudian dicampur pasir + Rock
Phosphate (RP). Pencampuran biji kacangan dengan RP yaitu 1 bagian campuran
kacangan + 1 bagian RP + 1 bagian pasir.
3. Cara Penanaman CC PJ CP PP CM
Cara menanam kacangan penutup tanah/ LCC tergantung dari topografi lahan yang akan ditanam, berikut adalah cara menanam tanaman kacangan penutup tanah/legume cover crops (LCC) tersebut :
datar sampai dengan bergelombang
Kacangan
ditanam sejajar barisan tanaman
“Larikan”
campuran PJ, CM dan CC sebanyak 2 (dua) baris setiap gawangan hidup dan satu
baris antar pokok dalam barisan tanaman
MC
ditanam 3 (tiga) lubang di antara pokok dekat rumpukan kayu/batang. Setiap
lubang ditanam 3 (tiga) benih MC
Bukit Bergunung
Pada
areal berbukit-bergunung dengan pola kontur/teras maka kacangan ditanam searah
dengan terasan/ barisan tanaman
campuran
PJ, CM dan CC sebanyak 4 (empat) titik antara 2 (dua) pokok di dekat
bibir terasan
III. Cara Penanaman Mucura Bracteata.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap
kesuburan tanah ternyata Mucuna bracteata memenuhi syarat sebagai
penutup tanah yang ideal. Tanaman ini menghasilkan bahan organik yang tinggi
dan akan sangat bermanfaat jika ditanam di daerah yang sering mengalami
kekeringan dan pada areal yang rendah kandungan organiknya.
Mucuna bracteata memiliki daun trifoliat) berwarna hijau
gelap dengan ukuran 15×10 cm. Helaian daun akan menutup apabila suhu lingkungan
terlalu tinggi (termonasti), sehingga sangat efisien dalam mengurangi penguapan
permukaan. Karangan bunga berbentuk seperti buah anggur dengan panjang 10-30
cm, terdiri dari 40-100 hiasan bunga berwarna hitam keunguan. Ketebalan
vegetasi Mucuna bracteata dapat mencapai 40-100 cm dari permukaan tanah.
(Subronto dan Harahap, 2002).

pertumbuhan
sulur kacangan yang sehat dapat mencapai >10 cm setiap 24 jam (dengan curah
hujan yang baik pertumbuhan sulur dapat mencapai 30 cm dalam 24 jam) dan dengan
penanaman sama banyak dengan jumlah tegakan kelapa sawit per hektar, ternyata
dalam waktu 6 bulan dapat menutup pemukaan tanah dengan sempurna. Mucuna sangat
efektif melindungi permukaan tanah dari erosi terutama pada masa TBM, lebih
toleran terhadap suasana ternaung dan kekeringan, kurang disukai hama dan tidak
disukai ternak, sehingga jenis kacangan ini sangat cocok untuk dipergunakan
pada areal TBM yang potensial mendapat gangguan ternak lembu/sapi maupun
kambing. Selama masa TM Mucuna bracteata masih dapat bertahan tumbuh dalam
gawangan kelapa sawit sampai penutupan canopy tanaman. Kelemahannya, karena
pertumbuhan kacangan ini sangat cepat, frekuensi rotasi pengendalian sulur
menjadi lebih sering. Dalam dua minggu, apabila pertumbuhan sulur tidak
dikendalikan maka akan melilit batang tanaman kelapa sawit
1. Seleksi Pembibitan Mucuna Bratcteata
Sebelum
dilakukan penananaman kecambah pada pembibitan lakukan seleksi bibit mucuna
antara lain :
·
Benih bagus – cotyledon berwarna putih
·
Benih sedang – cotyledon berwarna coklat
·
Benih rusak – cotyledon berwarna hitam, rusak, dengan
lobang
Kebutuhan
benih adalah 0,1 kg/ha atau 600 benih
Lukai
kulit benih dengan pemotong kuku pada bagian testa agar cotyledon kelihatan. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah absorbsi air dan juga mempercepat perkecambahan
si polibag dengan media tanam yang terdiri dari campuran 2 bagian tanah dan 1 bagian pasir. Ukuran polibag yang digunakan 14 x 21 cm atau baby polibag.
Tanam 1 benih per polibag dengan hilum pada bagian bawah dengan kedalaman +/- 0,5 cm. Benih yang ditanam adalah benih yang bagus dan sedang.
Lakukan penyiraman segera setelah tanam. Penyiraman dilakukan 2 kali setiap hari untuk menjaga kelembaban tanah. Dipastikan agar kelebihan air tidak tergenang di polibag.
Bedengan bibitan diberi alas plastik supaya akar tidak tembus kedalam tanah diluar polibag.
Lakukan penyemprotan apabila ada serangan hama dan penyakit.
·
Minggu ke – 4 NPK 15.15.6.4 1 gram/bibit
·
Minggu ke – 8 NPK 15.15.6.4 1 gram/bibit
4. Persiapan menanam tanaman kacangan
cover crops (LCC)
menentukan keberhasilan pembangunan penutup tanah, dengan tahapan sebagai
berikut:
Areal
bersih dari gulma dan penanaman dapat dilakukan setelah pekerjaan
memancang.
Penanaman
MB dilakukan pada saat musim hujan, sebab MB sangat rentan pada cuaca panas
pada masa pertumbuhan nya.
5. Menanam Penutup Tanah Mucuna Bracteata
Penanaman di lahan dilakukan 6 s/d 8 minggu
setelah perkecambahan. Penanaman kacangan dilakukan secara menual dalam 2
barisan, masing-masing Jarak tanam dari
pokok kelapa sawit adalah 4 meter dan jarak antar bibit Mucuna bracteata 1
meter. di tengah gawangan. Campuran biji kacangan yang ditanam dicampur lagi dengan
Rock Phosphat sebanyak 25 kg/ha pada saat hendak menanam. Saat menanam biji
kacangan adalah setelah tanah selesai diolah sempurna dan bahan pembiak
vegetatif gulma serta potongan-potongan kayu telah disingkirkan.
6. Pemupukan di lapangan
Umur
(setelah tanam di lapangan) Jenis Pupuk Dosis
1 bulan
NPK 15.15.6.4 3 gram/bibit
2 bulan
NPK 15.15.6.4 5 gram/bibit
3 bulan
TSP/RP 5 gram/bibit
6 bulan
TSP/RP 10 gram/bibit.
7. Cara Perbanyakan Tanaman Mucuna Bracteata
Persiapkan polybag
ukuran 12,7 x 17,7 cm, kemudian diisi dengan tanah top soil dan bebas dari kotoran yang telah dicampur
dengan Rock Phosphate (400 gr RP dalam 100 kg tanah).
Siram tanah di
polybag sampai lembab (jangan terlalu becek), kemudian susun polybag dengan
rapi
Penyetekan berasal dari tanaman induk MB yang tumbuh subur
Cari ruas kacangan MB yang berakar (tidak terlampau muda atau tua)
Ambil stek Mucuna
bracteata dari lapangan (1-2 ruas/stek), kemudian rendam pangkal ruas (bukan
semuanya) dalam larutan 0,2 % Rootone F selama 10 menit, kemudian stek tersebut
ditanam dalam polybag.
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari (bila tidak turun hujan)
Polybag yang telah
ditanami stek kemudian diberi sungkup dengan kantong plastik dan diberi
naungan. Usahakan tidak ada udara keluar dari sungkupan tersebut dan biarkan
selama 1 minggu.
Setelah 1 minggu
kemudian sungkupan dibuka, dan setelah dibuka, stek Mucuna bracteata dalam
polybag dipelihara secara rutin seperti penyiraman, pemupukan melalui daun
dengan Greenzit/Bayfolan dan penyiangan terhadap gulma yang tumbuh.
Mengingat penelitian secara
mendetail yang mempelajari efek negatif dari Mucuna bracteata seperti
kemungkinan adanya zat allelopati, persaingan dengan tanaman utama (mengingat
perakaran yang dalam) masih berlanjut, maka Mucuna bracteata hanya ditanam
dengan tujuan untuk menutup batang-batang kelapa sawit tua atau bekas
tumbangan. Mucuna bracteata akan lebih efektif dibanding Mucuna cochinensis,
mengingat umur Mucuna bracteata lebih lama.
Umumnya
Spesies kacangan yang digunakan sebagai tanaman penutup biasanya tidak dapat
dipelihara dan dipertahankan dibawah naungan canopi kelapa sawit dewasa, dan
secara gradual digantikan dengan spesies nativegrass dan pakis (fern) bila
kanopi menutup. Sebagian besar spesies penutup tanah LCC hanya dapat tumbuh
karena interpensi cahaya matahari. Artinya penanaman kacangan hanyalah periodik
tanaman kelapa sawit sebelum penutupan canopi tanaman
IV. Pemupukan dan
Pemeliharaan Kacangan
Secara
Umum pemupukan semua jenis tanaman Kacangan perlu dipupuk agar tumbuh subur dan
cepat menutup tanah. Jenis, dosis dan waktu pemupukan disajikan pada
Tabel dibawah ini
Agar
tanaman kacangan dapat berhasil tumbuh dengan baik maka harus dilakukan
penyiangan pada awal masa tanam. Adapun kegiatan penyiangan tanaman kacangan
adalah sebagai berikut :
a. Di
dalam larikan kacangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabuti dengan tangan atau cangkul
kecil. Sedangkan di luar/bagian tepi di kanan kiri larikan digaruk dengan menggunakan cangkul selebar ± 45 cm. Rotasi penyiangan
ini dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai kacangan menutup
sempurna.
b. Untuk
penyiangan diantara larikan
Dilakukan
dengan penyem¬protan herbisida Paracol (paraquat + diuron) dosis 1,5 –
2,0 liter/ha blanket. Rotasi penyemprotan ini dilakukan 1,5 – 2 bulan sekali
sampai pertumbuhan kacangan bergabung (menutup).
C. RUMPUT
GAJAH SEBAGAI COVER CROP

Selain
kacang kacangan tanaman rumput juga dapat dipergunakan sebagai tanaman penutup
tanah antara lain Tanaman penutup tanah atau tanaman pembantu dapat digolongkan
dalam (Osche et al 1961):
Digunakan
untuk penguat teras dan saluran-saluran air: Althenanthera
amoena Voss (bayem kremah, kremek), Indigofera endecaphylla jacq (dedekan), Ageratum conyzoides L (babandotan), Erechtites valerianifolia Rasim
(sintrong), Borreria latifolia
Schum (bulu lutung, gempurwatu), Oxalis
corymbosa DC, Brachiaria
decumbens, Andropogon
zizanoides (akar wangi), Panicum
maximum (rumput benggala), Panicum
ditachyum (balaban, paitan), Paspalum
dilatum (rumput Australia), Pennisetum purpureum (rumput gajah) .
Rumput
gajah merupakan keluarga rumput rumputan (graminae
) yang telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak (Ruminansia) yang alamiah di Asia
Tenggara. Rumput ini biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh pohonnya
lalu diberikan langsung (cut and carry)
sebagai pakan hijauan untuk kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan
persediaan pakan melalui proses pengawetan pakan hijauan dengan cara silase dan
hay. Selain itu rumput gajah juga bisa dimanfaatkan sebagai mulsa tanah yang
baik.
tanaman dapat memperbaiki kesuburan, struktur, dan cadangan air tanah. Mulsa
juga menghalangi pertumbuhan gulma, dan menyangga (buffer) suhu tanah agar
tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Selain itu, sisa tanaman dapat menarik
binatang tanah (seperti cacing), karena kelembaban tanah yang tinggi dan
tersedianya bahan organik sebagai makanan cacing. Adanya cacing dan bahan
organik akan membantu memperbaiki struktur tanah.
Manfaat
Rumput Gajah Sebagai cover crop
Pertumbuhan
cepat dan menghasilkan biomassa yang tinggi.
Mudah
ditanam dengan input yang rendah.
Sebagai
bahan hijauan pakan ternak.
Toleran
terhadap serangan hama dan penyakit.
Memiliki
sifat allelopati sehingga memiliki daya kompetisi yang baik terhadap gulma.
Memiliki
perakaran yang dalam, sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan
menghasilkan serasah yang tinggi sebagai humus yang terurai lambat, sehingga
menambah kesuburan tanah.
Mengendalikan
erosi terutama pada lereng dan teras kontur
Relatif
lebih tahan naungan dan cekaman kekeringan.
Pertumbuhan sangat
cepat dan homogen, sehingga dapat menghambat
laju pertumbuhagulma di areal TBM.
Penanaman
LCC pada areal perkebunan sebaiknya di lihat tingkat kebutuhan nya dan tingkat
kesuburan tanah, juga perlu diperhatikan jenis jenis tanaman LCC yang akan di
tanam, perhatikan pula sifat antagonis satu sama lain nya. Seperti tanaman
kacangan jangan di campur dengan Rumput Gajah, karena sistem penutupan kacangan
akan saling antagonis dengan rumput dan mengakibatkan tanaman rumput gajah
tidak akan berkembang
Begitu
pula dengan Kacangan perhatikan pula komposisi tanaman kacangan yang akan di
tanam
D. Manfaat Rumput Gajah Buat Pakan Ternak
Integrasi dengan Kelapa Sawit

Untuk
mendukung ketersediaan hijauan pakan ternak yang di padukan dengan perkebunan
kelapa sawit perlu dipersiapkan lahan rumput sebagai sumber hijauan.
Jenis-jenis rumput yang dapat dibudidayakan ada bermacam-macam. Saat ini yang
paling banyak dipilih adalah jenis rumput gajah (Pennisetum purpurium) dengan
berbagai macaam varietasnya. Rumput yang dipilih tentu saja merupakan jenis
rumput yang tinggi produksinya.
Rumput
gajah mempunyai kelebihan antara lain produksi tinggi, dapat mencapai 250
ton/ha/thn dengan kadar protein cukup tinggi, lebih tahan kering dan disukai
oleh ternak. Rumput gajah mempunyai banyak varietas antara lain varietas Afrika,
Hawai, Capricorn, Raja/King Grass, Lampung, Taiwan, dan lain sebagainya. Dalam
budidaya rumput gajah ini, yang perlu dipersiapkan tahapan-tahapannya adalah
sebagai berikut :
Tanaman
pakan ternak menghendaki tanah yang gembur dan subur. Tanah yang miskin hara
sebaiknya dipupuk terlebih dahulu dengan pupuk kandang. Waktu pengolahan /persiapan
lahan sebaiknya pada akhir musim kemarau menjelang musim penghujan.
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah melakukan pembersihan,
pembajakan dan penggaruan untuk menggemburkan tanah pada sela sela antar
gawangan. Pembersihan dilakukan terhadap pohon-pohonan semak belukar dan
alang-alang. Untuk pohon kelapa sawit dapat disisakan pada lajur tertentu
sebagai peneduh dan penahan kelembaban.
Penanaman
bibit rumput gajah dapat melalui biji, sobekan rumpun (pols) batang atau stek.
Penanaman yang lebih mudah melalui sobekan rumpun dan stek. Pada penggunaan
sobekan rumpun dapat diambil 3 – 4 akar rumpun yang ukurannya tidak terlalu
kecil. Jarak tanam yang ideal adalah 30 X 50 cm. Apabila batang/stek yang
digunakan maka harus dipilih umur batang yang cukup tua (sekitar 2 bulan)
dengan jumlah mata ruas 2- 3 buah. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 30 x 30
cm dengan posisi batang ditancapkan miring 30˚ untuk mempermudah pertumbuhan
akar. Pemupukan dapat dilakukan pada saat umur rumput 2 – 3 minggu menggunakan
pupuk Urea dan KCl. Pemupukan berikutnya terus diulang pada umur yang sama
setiap kali selesai panen. Dosis pupuk urea yang disarankan adalah 500 kg/ha.
Pemeliharaan
berkala dapat dilakukan dengan penyulaman dan penyiangan atau merapikan rumpun
yang tumbuh subur di luar jalur tanam. Pengairan dapat dilakukan sebelum
pemupukan pada saat kondisi lahan terlalu kering.
Rumput
gajah dapat dipanen pada umur 40 hari atau sebelum rumput berbunga. Umumnya pada umur
lebih dari 50 hari, rumput akan mulai berbunga dan mengeras batangnya, hal ini
harus dihindari karena dapat menurunkan nilai gizi dari rumput yang aan
dikonsumsi ternak. Pemotongan dilakukan pada ruas batang terbawah dengan
menyisakan batang sepanjang 5-10 cm.
6. Menghitung Kebutuhan
Lahan Rumput
Yang
perlu dipersiapkan sebelum memulai memelihara ternak adalah ketersediaan rumput
yang dapat memenuhi kebutuhan selama dipelihara. Sebagai contoh :
· Jika
jumlah sapi dipelihara 10 ekor, dan bobot rata-rata 500 kg.
·
Kebutuhan
rumput per ekor = 10% X 500 kg = 50 kg.
·
Kebutuhan
rumput/hari = 50 kg X 10 ekor = 500 kg.
· Umur
potong rumput 40 hari, kebutuhan selama 40 hari untuk 10 ekor sapi = 40 X 500
kg = 20.000 kg.
·
1
Ha lahan dapat menghasilkan minimal 60.000 kg rumput sekali panen.
·
Jadi
lahan yang dibutuhkan = 1 Ha / 60.000 kg X 20.000 kg = 0,33 Ha.
7. Komponen Produksi Rumput
·
Lahan
di antar gawangan tanaman kelapa sawit
·
Bibit
(1 ton/Ha – 4 pick up)
·
Pengolahan
lahan + tanam
·
Pemupukan
(500 kh urea/Ha/Panen)
·
Irigasi
(1 X saat kemarau)
·
Pemotongan
·
Transportasi