Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Subsidi Pinjaman Disetop, Petani Kelimpungan Biayai Kebun

Petani sawit menerima kado pahit dari pemerintah dengan penghentian pembiayaan revitalisasi perkebunan. Walaupun sifatnya sementara, tetapi belum jelas kapan program baru resmi diputuskan. Program yang berjalan dari 2007 telah mengucurkan pembiayaan Rp 4,5 triliun untuk komoditi sawit.

Surat bernomor S288/PB/2015 dari Direktur Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan perihal dispensasi batas akad kredit Kredit Pengembangan Energi Nabati-Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) dikirimkan kepada Gamal Nasir, selaku Direktur Jenderal  Perkebunan RI. Dalam surat tertanggal 13 Januari 2015 ini disebutkan bahwa penyaluran kredit program KUPS dan  KPEN-RP untuk sementara dihentikan per 1 Januari 2015, tetapi subsidi bunga atas kredit yang telah disalurkan tetap dibayarkan sampai batas waktu yang ditentukan dalam perjanjian.

Gamal Nasir menyayangkan penghentian sementara prorgram revitalisasi perkebunan  karena sangat membantu petani. Walaupun demikian, program ini tetap akan dilanjutkan sambil menunggu selesainya pembahasan skema pembiayaan baru.

“Jadi, ada surat menteri keuangan untuk sementara dihentikan dulu,” kata Gamal kepada SAWIT INDONESIA.

Menurutnya, revitalisasi perkebunan ini sudah diperpanjang sebanyak dua periode. Sepanjang penerapannya, banyak masalah yang dihadapi peserta program dan perbankan. Antara lain masalah agunan, sertifikasi, rencana tata ruang belum selesai dan perbankan terlalu kaku dan teknis ekali.

Sekadar mengingatkan, program revitalisasi perkebunan lahir dari  Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33 Tahun 2006. Keluarnya aturan ini yang bertujuan baik untuk mempercepat pengembangan perkebunan rakyat melalui aktivitas peremajaan, perluasan dan rehabilitasi kepada tiga komoditas (kelapa sawit, karet dan kakao). Kebijakan memakai pendekatan pola inti rakyat dan plasma dengan melibatkan perusahaan perkebunan dengan petani. Skema pembiayaan yang digunakan perbankan adalah KPEN-RP.

Program ini berlangsung dua tahap yaitu tahap pertama 2007-2010 dan tahap perpanjangan dari 2011-2014. Pada tahap pertama, target  lahan perkebunan yang direvitalisasi mencapai 2 juta hektare. Terdiri dari kelapa sawit ditargetkan 1,5 juta hektare, karet seluas 300 ribu hektare, dan kakao seluas 200 ribu hektare. 

Akibat banyaknya hambatan, target ini diturunkan menjadi 1,2 juta hektare dan terakhir 356.177 hektare.  Penurunan target disebabkan kesulitan mencari lahan yang sesuai, tidak mudahnya proses pembiayaan, dokumen administrasi tidak lengkap, dan biaya pembangunan kebun semakin tinggi.

Hari Witono, CEO Lifere Agro Kapuas, menceritakan sekitar tahun 2013, perusahaan berencana mengajukan  pinjaman lewat KPEN-RP. Ketika mengajukan permohonan di proses adminstrasi ternyata sangat sulit dan waktunya tidak pasti. Pendanaan ini untuk pembangunan kebun plasma baru seluas  5.000 hektare di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

(Lebih lengkap baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 Februari-15 Maret 2015)

Advertisements
Category: Info Sawit