03
Feb
2015
No Comments
02 Februari 2015
Oleh Huileng Tan
SINGAPURA—Harga minyak kelapa sawit di Asia tertekan akibat pelemahan permintaan, baik dari sektor pangan maupun bahan bakar. Kondisi ini meruntuhkan harapan investor atas kenaikan berkepanjangan, sesudah harga menguat bulan ini menyusul banjir besar di Malaysia.
Konsumsi minyak kelapa sawit, yang digunakan pada ratusan produk industri, mulai dari biskuit, lipstik, hingga bahan bakar transportasi, tertekan proyeksi panen berlimpah minyak nabati lain, termasuk dari kacang kedelai dan biji bunga matahari.
Anjloknya harga minyak mentah mendorong penurunan permintaan akan biodiesel dari kelapa sawit. Banjir yang menyurut di Malaysia pun tak sanggup mendongkrak harga.
“Kita menghadapi bias penurunan harga minyak kelapa sawit. Terutama karena banjir telah surut di Malaysia. Aktivitas panen berlanjut. Artinya, pasar mengantisipasi pasokan yang lebih tinggi untuk bulan Januari,” kata David Ng, spesialis derivatif berbasis Kuala Lumpur dari Phillip Futures.
Acuan harga global untuk minyak kelapa sawit di Bursa Derivatif Malaysia (BMD) menyentuh titik tertinggi dalam enam bulan pada level 2.394 ringgit per ton untuk 15 Januari, sebelum turun 11%. Kontrak berjangka minyak kelapa sawit BMD menyentuh titik rendah dalam tujuh pekan pada level 2.106 ringgit per ton pada Jumat.
Sebagai minyak nabati yang paling banyak digunakan sedunia, minyak kelapa sawit terutama dihasilkan di Indonesia dan Malaysia. Secara keseluruhan, keduanya menyumbang 85% dari produksi minyak kelapa sawit sedunia.
Harga minyak kelapa sawit turun 20% tahun lalu akibat berlimpahnya minyak dari biji-bijian. Pelemahan terjadi, meski kedua negara mengarahkan penggunaan lebih banyak biodiesel yang bersumber dari kelapa sawit.
Harga minyak kelapa sawit tertekan akibat penurunan harga kacang kedelai, salah satu produk pesaingnya, menyusul panen besar tahun lalu. Amerika Serikat akan memiliki pasokan 410 juta gantang kacang kedelai pada akhir musim 2014-2015 yang jatuh Agustus mendatang, berdasarkan prediksi Departemen Pertanian.
Jumlahnya melampaui perkiraan analis untuk sekitar 402 juta gantang. Pasokan itu akan melengkapi rekor panen sekitar 3,97 miliar gantang kacang kedelai pada tahun lalu.
Harga minyak kacang kedelai di Chicago Board of Trade turun hingga angka terendah dalam enam tahun. Harga mingguan memicu pembeli India beralih ke minyak kedelai dari kelapa sawit. Govindlal G. Patel dari G.G. Patel & Nikhil Research Co memperkirakan impor minyak kedelai akan naik dari Desember hingga Februari. India merupakan importir terbesar minyak kelapa sawit sedunia.
Kelemahan harga minyak mentah hingga yang terendah dalam 5,5 tahun menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia dan Malaysia. Keduanya berupaya menambah penggunaan biodiesel dalam negeri dari kelapa sawit guna mengatasi kemerosotan harga.
Kini, harga minyak mentah di bawah $50 per barel. Artinya, penghematan biaya dalam industri kelapa sawit kini menurun. Ditambah lagi, minyak kelapa sawit sekarang seharga $110 per ton lebih mahal ketimbang diesel.
Sumber :
http://indo.wsj.com/posts/2015/02/02/minyak-kelapa-sawit-tertekan-di-asia/