Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Tungau merah ( Oligonychus )

Tungau merah adalah sejenis hama pathogen yang menyerang bagian akar pohon kelapa sawit. Ukuran tubuh tugau ini cukup kecil, hingga bila ingin melihatnya, sebaiknya menggunakan loupe, atau lup atau kaca pembesar.

Gejala serangan :

Daun kelapa sawit yang diserang akan berubah warnanya menjadi berwarna perunggu mengkilat (bronz).

Cara pengendalian tungau merah :

Pengaplikasian akasirida (akarisida adalah pestisida yang diaplikasikan pada hama atau penyakit yang menyerang akar pohon) yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2 g/l.

Cara menggunakannya adalah dengan penyemprotan menggunakan knapsack sprayer atau alat lainnya. Adapun merk dagang akarisida yang beredar di took pertanian misalnya Tedion 75EC. Ikutilah petunjuk pemakaian yg tertera pada kemasan, karena akarisida ini termasuk jenis yang memiliki daya racun tinggi, hingga berbahaya bagi hewan dan manusia.

Sumber : ekonomi.kompasiana.com

Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus) | Petani Hebat

Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus) adalah sejenis hewan renik atau bakteri.

Ciri-ciri pohon sawit yang diserang oleh nematoda ini adalah :

1. Daun yang terserang jadi menggulung dan tumbuh tegak, tidak membuka seperti umumnya.

2.Warna daun berubah menjadi menguning dan selanjutnya mati dan mengering.

3.Tandan buah tidak membuka lalu membusuk sehingga tidak menghasilkan buah

4.Bila batang pokok dipotong, maka akan ditemukan garis melingkar seperti cincin berwarna merah atau kemerahan/red ring.

Cara pengendalian:

Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar
Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit. Caranya, lubangi, dengan bor, batang pokok sawit sedalam 30 cm. Lubangnya miring ke atas. Lalu masukkan 20cc Natrium Arsenit, dan tutup mulut lubang dengan tanah liat yang pejal.

Perlakuan dengan natrium arsenit ini juga diterapkan pada proses mematikan pohon sawit tua yang akan diremajakan.

Sampai saat penulis belum menemukan keterangan tentang pestisida cq bakterisida untuk mengendalikan hama Bakteri Nematoda ini. Beberapa instansi besar yang berwenang dalam masalah pertanian, seperti IPB, Faperta USU, PPKS dan lainnya hanya mengeluarkan keterangan pengendalian seperti di atas.

Dan memang, serangan nematoda ini belum ada ditemukan di Indonesia, sampai Maret 2013. Pertanian kelapa sawit yang terserang adalah di Negara Kolombia dan Venezuela.

Sumber : ekonomi.kompasiana.com

Tanaman yang Cocok Ditanaman di Halaman Rumah

Tidak semua jenis tumbuhan cocok untuk ditanam di sekitar halaman rumah kita Sebelum melakukan penanaman kita wajib mempertimbangkan fungsi dan estetika terlebih dahulu supaya nantinya tidak hanya sedap dipandang tapi juga dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Berikut beberapa jenis tumbuhan yang dapat kita pertimbangkan untuk ditanam di sekitar halaman rumah, di antaranya adalah:

1). Pohon mangga

Jika Anda tidak memiliki halaman yang luas, maka menanam pohon mangga bisa menjadi solusinya. Hampir di banyak perumahan yang baru dibangun saat ini, para pengembang rata-rata menanam pohon mangga sebagai cara mengurangi panasnya sinar matahari. Pohon mangga termasuk jenis tanaman yang sangat mudah dibudidayakan dan perawatannya pun tidak sulit, cepat besar dan cepat berbuah. Oleh karena itu, jika Anda berniat menanam pohon mangga di halaman Anda – Anda bisa memulainya mulai saat ini, ada berbagai jenis varian mangga silakan memilih yang paling Anda sukai.

2). Pohon palem

Tanaman yang menyerupai pohon kelapa ini tapi memiliki buah yang kecil sangat cocok bila ditanam di sekitar halaman rumah. Ada banyak jenis pohon palem, di antaranya adalah: Enau atau aren (Arenga pinata), Gebang (Corypha utan), Kelapa (Cocos nucifer), Sawit (Elaeis guineensis), Nibung (Oncosperma tigillarium), Nipah (Nypa fruticans), dan Rotan (Calamus rottan). Silakan pilih mana yang Anda sukai dan pastikan untuk terlebih dahulu menyesuaikan dengan kontur tanah serta lingkungan sekitarnya.

3). Beluntas atau luntas

Beluntas merupakan tumbuhan semak yang memiliki banyak cabang, memiliki usuk halus dan berbulu lembut. Umumnya beluntas ditanam sebagai pagar hidup di pekarangan atau halaman rumah, bila tidak dipangkas beluntas dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari 3 meter. Khasiat lain dari beluntas yaitu sebagai minuman kesehatan dan penyegar pada beberapa jenis olahan makanan.

4). Bunga melati

Bunga melati merupakan jenis tanaman perdu dan memiliki batang tegak, banyak orang suka menanamnya karena terpikat dengan bau harum bunganya yang sering keluar pada malam hari. Di Indonesia, kebanyakan melati yang ditanam di halaman rumah adalah jenis melati putih (Jasminum sambac), salah satu jenis melati yang dijadikan sebagai “Puspa Bangsa” atau simbol nasional.

5). Pohon pepaya

Setiap orang pasti sudah mengenal pohon yang satu ini, pohon yang sangat terkenal karena buahnya yang manis dan segar. Pohon pepaya (Carica papaya), merupakan tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Fungsi pepaya selain dari buah dan daunnya yang bisa dimakan adalah sebagai kanopi alami, dan karena daunnya yang lebar pepaya dapat dimanfaatkan untuk melindungi halaman rumah Anda dari teriknya sinar matahari.

6). Pohon pinus

Pohon pinus sering kita jumpai ketika bepergian ke daerah dataran tinggi, keindahan serta keunikan batang serta daunnya menjadikan pinus memiliki daya tarik tersendiri sehingga saat ini tidak jarang orang yang telah menanamnya untuk dijadikan hiasan di halaman rumah agar menimbulkan kesan sedang berada di pegunungan. Pinus memiliki beberapa jenis, namun yang umum ditanam di Indonesia adalah jenis pinus merkusii.

7). Pohon beringin

Pohon beringin memiliki daun kecil tapi berjumlah banyak sehingga membuatnya nampak rimbun. Jika Anda memiliki halaman yang cukup luas Anda dapat menanam pohon beringin untuk dijadikan pohon peneduh. Pohon beringin mudah ditanam, tahan terhadap penyakit sehingga tidak banyak membutuhkan perawatan ekstra dan berumur panjang.

8). Kembang sepatu

Kembang sepatu termasuk dalam tanaman semak yang berasal dari Asia Timur. Kecantikan bunga sepatu yang memiliki bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau inilah yang menjadikannya disukai oleh banyak orang untuk ditanam di halaman rumah mereka. Menurut situs Wikipedia, kembang sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik. Bunga digunakan untuk menyemir sepatu di India dan sebagai bunga persembahan. Di Tiongkok, bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Kembang sepatu yang dikeringkan juga dapat diminum sebagai teh. Di Okinawa, Jepang kembang sepatu digunakan sebagai tanaman pagar. Di bagian selatan Okinawa, tanaman ini disebut Gushōnu hana (bunga kehidupan sesudah mati) sehingga banyak ditanam di makam.

9). Bambu

Di Indonesia sendiri terdapat kurang lebih 160 jenis bambu, dan 88 diantarnya adalah jenis bambu endemik. Keunikan bambu dan manfaat yang dihasilkan membuatnya disukai untuk ditanam di halaman atau pekarangan rumah. Jika Anda tertarik untuk menanam bambu khususnya bila akan ditanam di halaman rumah yang tidak terlalu luas pilihlan jenis bambu hias.

10). Pohon kamboja

Jika Anda berkunjung ke Pulau Dewata Bali, maka mata Anda akan dimanjakan dengan banyaknya pohon kamboja berbagai macam jenis yang tumbuh hampir di setiap sudut kota. Warna-warni bunga pohon kamboja sangat cocok untuk ditanam di depan halaman rumah untuk semakin menambah keindahan rumah Anda.

Potensi Lahan Gambut Untuk Tanaman Tahunan

Potensi dan pengelolaan lahan gambut untuk tanaman tahunan

Potensi lahan gambut untuk tanaman tahunan

Lahan gambut dengan ketebalan antara 1,4-2 m tergolong sesuai marjinal (kelas kesesuaian S3) untuk beberapa tanaman tahunan seperti karet dan kelapa sawit, sedangkan gambut yang tipis termasuk agak sesuai (kelas kesesuaian S2). Gambut dengan ketebalan 2-3 m tidak sesuai untuk tanaman tahunan kecuali jika ada sisipan/pengkayaan lapisan tanah atau lumpur mineral. Gambut dengan ketebalan >3m diperuntukkan sebagai kawasan konservasi sesuai dengan Keputusan Presiden No. 32/1990. Hal ini disebabkan kondisi lingkungan lahan gambut dalam yang rapuh (fragile) apabila dikonversi menjadi lahan pertanian.


Pengelolaan air

Reklamasi gambut untuk pertanian tanaman tahunan memerlukan jaringan drainase makro yang dapat mengendalikan tata air dalam satu wilayah dan drainase mikro untuk mengendalikan tata air di tingkat lahan. Sistem drainase yang tepat dan benar sangat diperlukan pada lahan gambut, baik untuk tanaman pangan maupun perkebunan. Sistem drainase yang tidak tepat akan mempercepat kerusakan lahan gambut. Salah satu komponen penting dalam pengaturan tata air lahan gambut adalah bangunan pengendali berupa pintu air di setiap saluran. Pintu air berfungsi untuk mengatur muka air tanah supaya tidak terlalu dangkal dan tidak terlalu dalam. 

Tanaman tahunan memerlukan saluran drainase dengan kedalaman berbeda-beda. Tanaman karet memerlukan saluran drainase mikro sekitar 20 cm, tanaman kelapa sedalam 30-50 cm, sedangkan tanaman kelapa sawit memerlukan saluran drainase sedalam 50-80 cm.



Pengelolaan kesuburan tanah

Unsur hara utama yang perlu ditambahkan untuk berbagai tanaman tahunan di lahan gambut terutama adalah unsur P dan K. Tanpa unsur tersebut pertumbuhan tanaman sangat merana dan hasil tanaman yang diperoleh sangat rendah. Sedangkan unsur hara lainnya seperti N dibutuhkan dalam jumlah yang relatif rendah karena bisa tersedia dari proses dekomposisi gambut.

Penanaman Penutup Tanah (Leguminosa) | Petani Hebat

Persiapan yang sangat perlu dilakukan adalah membersihkan areal dari segala gulma yang bisa dilakukan dengan cara mekanis (alat berat) dan secara chemis. Untuk mengurangi persaingan dengan gulma dan menekan biaya penyiangan maka penanaman sebaiknya dilakukan segera mungkin setelah areal dipersiapkan

Penanaman Biji. Biji kacangan dapat ditanam di dalam larikan atau lobang. Dalam satu gawangan dibuat 3 sampai 5 jalur penanaman (barisan penanaman kacangan). Penanaman di dalam larikan yaitu dengan mencangkul ringan sedalam mata cangkul (5-10 cm) searah barisan tanaman kelapa sawit, biji ditabur di dalam larikan kemudian ditimbun. Bisa juga dengan cara penanaman dengan sistim tunggal yaitu dengan membuat lubang tunggal disepanjang jalur penanaman sedalam 2-4 cm dengan jarak +/- 30 cm dan tiap lubang diisi 4-5 biji kacangan.

Baca disi untuk mengetahui lebih lengkap tentang ” Kacangan Penutup Tanah (Leguminosa)

Penanaman Stek (Calopogonium Caeruleum). Sistem stek menggunakan kantongan plastic kecil ukuran 7×15 cm yang diisi top soil yang telah diayak. Plastik yang sudah diisi topsoil kemudian disusun di tempat terlindung atau dibawah kelapa sawit. Bahan stek minimum memiliki dua ruas, satu ruas masuk ke tanah dan satu lagi diatas tanah. Penyiraman harus dilakukan pagi dan sore. Pemupukan dilakukan setelah berumur 2-3 minggu dengan pupuk majemuk 12-12-17-2 sebanyak 0,3-0,5 g per kantungan. Stek ditanam ke lapangan pada musim hujan setelah berumur 1,5-2 bulan. Kebutuhan stek mencapai 1200-1500 buah per hektar atau 9-12 stek per gawang. 

 Untuk menghindari stagnasi sebaiknya diusahakan tanah di dalam kantongan kecil tidak pecah pada waktu penanaman di lapangan. Pemupukan dilakukan 5-7 hari setalah penanaman lapangan dengan pupuk majemuk 15-15-6-4 dengan dosis 40 kg per hektar. Pemupukan selanjutnya sama seperti pemupukan kacangan dari biji.

Manfaat Lahan Gambut Untuk Tanaman Air

Peneliti Ekologi dan Lingkungan Gambut Universitas Riau Haris Gunawan mengatakan masyarakat di daerah gambut dapat memanfaatkan lahan untuk tanaman komoditas berair seperti sagu untuk menghindari kebakaran hutan dan lahan.

“Jika lahan gambut ingin diintensifkan untuk komoditas maka pilih tanaman yang bisa hidup di tempat berair seperti sagu. Hal itu dapat memberi manfaat ekonomis dan juga mencegah kebakaran hutan,” kata Haris di Pulau Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, Kamis.

Menurut Haris, tanaman sagu membutuhkan gambut basah agar menghasilkan produk yang berkualitas baik. Dengan kondisi tingkat air yang tinggi, maka hal itu juga dapat menahan kebakaran di lahan gambut.

Haris mengatakan sebagian besar lahan gambut yang terbakar di Provinsi Riau diakibatkan oleh keringnya lahan di kawasan tersebut akibat pembuatan kanal oleh beberapa perusahaan.

“Pembuatan kanal dimaksudkan untuk mengeringkan air di lahan gambut sehingga mudah terbakar atau dibakar. Asap yang dihasilkan dari gambut lebih pekat karena biomassa yang terbakar terkena air,” ujar Haris.

Sementara itu, pemilik kebun sagu di Pulau Tebing Tinggi, Abdul Manan, mengatakan tren yang terjadi di masyarakat yang hidup di lahan gambut adalah membakar lahannya untuk ditanami oleh tanaman selain sagu.

“Orang tua kami sejak kemerdekaan RI sudah menanam sagu dan tidak pernah terjadi kebakaran. Hanya pada saat tren penanaman kelapa sawit dan pohon akasia banyak terjadi kebakaran di lahan gambut,” kata Manan.

Menurut dia, pemilik lahan banyak yang mengeringkan lahan gambut dengan membuat kanal sehingga mudah dibakar untuk ditanam pangkal kelapa sawit ataupun pohon akasia.

Penolakan kehadiran perusahaan Manan menambahkan Kecamatan Tebing Tinggi Timur telah menolak pembukaan lahan gambut untuk penanaman pohon akasia oleh PT Lestari Unggul Makmur.

“Ada 12 kepala desa yang menolak kehadiran PT LUM. Kami minta izin mereka dicabut sehingga tidak mengeringkan lahan gambut dan produksi sagu semakin baik dan tinggi,” ujar Manan.

Menurut Manan yang juga menjadi pegiat konservasi lahan gambut, terdapat 12 tempat pengolahan sagu basah di Pulau Tebing Tinggi Timur yang dapat memproduksi sagu sebanyak 500-600 ton per-bulan. Pengusaha sagu menjual produk sagu basah ke Malaysia yang dihargai Rp2.100 per kilogram.

Manan mengaku produksi sagu di daerahnya menurun akibat pembuatan kanal untuk pengeringan yang dibangun oleh perusahaan. “Sebelumnya kami bisa menghasilkan sagu 800 kilogram per bulan saat lahan gambut masih basah dengan baik,” kata Manan.

Sementara itu Pemprov Riau bersama Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) menyusun rencana aksi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Terdapat 14 poin utama yang diatur dalam rencana aksi Karhutla Riau yang diantaranya adalah membentuk format perbaikan kebijakan perlindungan di kawasan rawan kebakaran. Pelaksanaan poin tersebut salah satunya adalah dengan penetapan gambut dalam sebagai kawasan lindung di dalam Revisi Rencata Tata Ruang dan Wilayah Provinsi (RTRWP) Riau, kemudian membuat tim inventarisasi kawasan gambut dalam. 

Cara Ampuh Meningkatkan Produktivitas Kelapa Sawit

Semua tanaman, termasuk kelapa sawit, memerlukan unsur hara, baik makro maupun mikro, yang bisa didapatkan dari dalam tanah. Seperti halnya manusia yang membutuhkan nutrisi seimbang, maka kandungan nutrisi dalam tanaman pun harus memenuhi unsur empat sehat lima sempurna. Tujuannya agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta tetap produktif.

Beberapa unsur hara mikro yang berperan penting dalam mengendalikan pertumbuhan tanaman, di antaranya ialah, seng, besi, tembaga, mangan, magnesium, molybdenum, dan boron. Khusus boron, unsur itu benar-benar diperlukan oleh kelapa sawit. Pasalnya, kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang rentan apabila kekurangan boron yang bisa berdampak pada rendahnya produktivitas tanaman.

Setidaknya, setiap pohon kelapa sawit memerlukan 100 sampai 200 gram boron per tahun. Sayangnya, meski Indonesia termasuk salah satu eksportir kelapa sawit terbesar di dunia, negeri ini tidak memiliki boron secara alami. Padahal, untuk memenuhi kebutuhan perkebunan kelapa sawit seluas 7,8 hektare saja, diperlukan suplai boron sekitar 100 ribu ton per tahun.

Mau tidak mau kebutuhan tersebut harus dipenuhi, pasalnya boron memiliki dua fungsi fisiologis utama yang bermanfaat bagi tanaman. Fungsi pertama, boron bisa membentuk ester dengan sukrosa sehingga sukrosa yang merupakan bentuk gula terlarut dalam tubuh tanaman lebih mudah diangkut dari tempat fotosintesis ke tempat pengisian buah. Proses tersebut menyebabkan buah akan terasa lebih manis dengan aroma yang khas.

Fungsi fisiologis kedua, yakni boron memudahkan pengikatan molekul glukosa dan fruktosa menjadi selulosa untuk mempertebal dinding sel. Alhasil, tanaman pun menjadi lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Sebaliknya, apabila tanaman kekurangan unsur boron maka dinding sel yang terbentuk menjadi sangat tipis. Selain itu, sel menjadi besar yang diikuti dengan penebalan suberin atau terbentuk ruang-ruang reksigen karena sel menjadi retak dan pecah akibat tidak terbentuk selulosa untuk mempertebal dinding sel.

Kekurangan boron juga bisa menyebabkan pertumbuhan vegetatif terhambat karena unsur itu berfungsi sebagai aktifator maupun inaktifator hormon auxsin dalam pembelahan dan pembesaran sel.

Dampak lainnya, laju proses fotosintesis tanaman akan menurun. Hal itu disebabkan gula yang terbentuk dari karbohidrat hasil fotosintesis akan tertumpuk di daun. Umumnya tanaman yang kekurangan boron bisa diamati dari bentuk daunnya yang tidak sempurna atau sering disebut hook leaf.

Daun muda warnanya menjadi kecokelatan dan membengkok. Selain itu, daun tumbuh pendek sehingga ujung pelepah melingkar (rounded front tip), anak daun pada ujung pelepah berubah bentuk menjadi kecil seperti rumput atau bristle tip, atau tumbuh rapat pendek seolah-olah bersatu dan padat (little leaf). Ketidaksempurnaan (malformation) bentuk daun itu berakibat pada terganggunya proses fotosintesis sehingga buah yang terbentuk sedikit, kecil, dan berkualitas rendah.

Boron yang telah dimurnikan biasanya berbentuk padatan hitam dengan kilap logam dan bersifat keras serta semikonduktor itu sangat memengaruhi metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol, dan auksin tanaman. Lebih dari itu, unsur tersebut juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, sertaperkecambahan serbuk sari.

Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara mikro itu akan menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan jaringan meristematik (pucuk akar) terhambat, pucuk mati, mobilitas rendah, serta buahyang sedang berkembang rentan terserang penyakit.

Dimulai Saat Pembibitan

Lantas, dapatkah boron diaplikasikan pada tanaman kelapa sawit untuk mencegah penurunan kualitas tanaman? Pada dasarnya ketika kelapa sawit kekurangan boron tanda-tandanya akan cepat terlihat. Sayangnya, dalam kondisi itu sudah terlambat untuk melakukan aplikasi sehingga harus menunggu waktu pembualan selanjutnya.

Mekanisme penambahan boron dapat dimulai pada saat pembibitan dengan cara penyemprotan pada bagian daun. Selanjutnya, dilakukan proses pemupukan dengan campuran NPK (nitrogen, fosfor, dan kalium) pada bulan ke-8 dan ke-16 dengan dosis 0,02 gram per pohon. Pada bulan ke-24 dosis pemberian boron meningkat, menjadi 0,05 gram per pohon.

Pemberian dosis itu tidak bisa disamakan pada semua area perkebunan kelapa sawit. Aplikasi boron harus memperhatikan tingginya curah hujan, derajat keasaman tanah (pH), dan kandungan material organik tanah. Baru-baru ini, beberapa negara telah berhasil melakukan aplikasi boron pada tanaman-tanaman pertanian atau perkebunan.

Boron yang ditambahkan ke dalam tanaman itu di antaranya berupa sodium tetraborate pentahydrate yang bisa langsung dimasukkan ke dalam tanah dan disodium tetraborate pentahydrate, boron berbentuk granular yang dicampur dengan NPK. Ada pula disodium octaborate, pupuk boron yang larut dalam air yang diaplikasikan pada saat pembibitan tanaman.

Mengingat boron tergolong ke dalam bahan kimia beracun dan sangat berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan, maka pemerintah pun mengawasi penggunaannya dengan ketat. Aktivitas perngadaan, distribusi, serta pengawasan penggunaan unsur itu ha-rus sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan No 44/M-DAG/ Per/9/2009. Adanya pengawasan tersebut diharapkan bisa menjadikan penggunaan boron benar-benar bermanfaat, yakni meningkatkan produktivitas kelapa sawit Indonesia dan tidak menimbulkan dampak negatif.

Dengan demikian, bukan tidak mungkin produksi crude palm oil (CPO) Indonesia yang selama ini baru mencapai 2,5 juta ton per hektare per tahun bisa menyamai, bahkan melampaui Malaysia yang mampu memproduksi CPO sebanyak 4 juta ton per hektare per tahun.