JAKARTA, SAWITINDONESIA – Cargill berada di jalan yang benar dalam mencapai sasarannya untuk rantai pasokan minyak sawit yang sepenuhnya berkelanjutan menjelang tahun 2020.
Hal ini diungkapkan Cargill dalam laporan publikasi kemajuan minyak sawit yang merinci upaya-upaya yang sedang dilaksanakan secara konsisten dalam mencapai rantai pasokan minyak sawit yang sepenuhnya berkelanjutan menjelang tahun 2020. Sebelumnya, sudah dibuat laporan kemajuan yang pertama dipublikasikan pada bulan November 2014.
Secara keseluruhan, persentase minyak sawit yang dapat dilacak di Cargill telah meningkat, dan Cargill mengincar untuk mencapai 100% kemampuan dilacak sampai tingkat pabrik menjelang bulan Desember 2015. Berhubung kerja sama pemasok yang kuat, beberapa pasar akan mencapai 100% kemampuan dilacak sampai tingkat pabrik paling cepat bulan Juni 2015. Saat ini, volume minyak sawit dan minyak inti sawit yang terus meningkat dalam rantai pasokan Cargill sudah dapat dilacak kembali sampai ke tingkat pabrik.
Cargill juga sudah membuat kemajuan yang mantap dalam pengoperasian kendaraan udara tanpa awak (UAV) di perkebunan-perkebunannya. UAV akan memungkinan team yang lebih kecil untuk membuat peta dan memonitor penggunaan lahan, serta cepat tanggap terhadap masalah-masalah, seperti kebakaran atau pencurian. UAV juga akan digunakan dalam penilaian wilayah High Carbon Stock (HCS) dan lahan High Conservation Value (HCV).
Pada bulan Desember 2014, Cargill mengakuisisi Poliplant Group di Kalimantan Barat dalam suatu gerakan yang ditujukan guna meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat akan minyak sawit yang dapat dilacak dan yang berkelanjutan. Upaya-upaya sekarang sedang dilaksanakan untuk menyesuaikan Poliplant Group dengan standard berkelanjutan yang ditegakkan oleh Cargill pada perkebunan-perkebunannya yang lain.