Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Membangun Kebun Kelapa Sawit: Pengawetan Tanah

I.     TERAS KONTUR 

Pada umumnya areal penanaman kelapa sawit di Indonesia
terletak pada daerah yang banyak hujannya. dan tidak semuanya datar/flat. Pada
bulan tertentu (musim hujan) dapat tejadi lebih air (water excess), tetapi pada
beberapa lokasi dimana terdapat perbedaan musim hujan dan kemarau agak tegas
terdapat pula kekurangan air (water deficit). Agar air hujan yang jatuh dapat
ditampung, ditahan lebih lama agar meresap dalam tanah, persediaan air dalam
tanah (water reserve) selalu cukup terutama pada musim kemarau dan untuk
mencegah erosi maka dibangunlah teras, rorak, bente4ng, parit dan lain-lain
dilapangan. Tindakan pengawetan tanah ini mutlak diperlukan terutama didaerah
yang memiliki jumlah dan hari hujan besar pada lahan yang berombak, berbukit.

Pada daerah datar yang diutamakan adalah parit, drainase
dan jembatan , sedangkan teras dan benteng tidak banyak diperlukan, Untuk
mematahkan aliran air permukaan (run off) dan memperbesar daya infiltrasi air
ketanah maka diperlukan teras. Teras ini juga berguna untuk meningkatkan daya
simpan air, mempermudah pemeliharaan, tempat pupuk ditabur dan akan mempermudah
pengmbilan hasil, sampai dengan kemiringan 8 derajat dbuat teras tunggal
(individual/tapak kuda) dan diatas ini dibuat teras bersambung. Teras tunggal
yang telah dibuat, berukuran 2x 1,5 meter dimana panjang menurut arah kountur
dan lebar menurut  kemiringan dimulai 50 cm dibawah pancang.

Permukaanya dibuat miring kedalam dengan sudut 10 derajat,
disebelah dalam dibuat rorak kecil guna penampungan air dan benteng kecil.
Teras ini harus dapat diperbesar menjadi 3×3 meter. Teras bersambung dibuat
berdasarkan derajat kemiringan,jarak antar kontur diambil dari rata-rata
kemiringan, makin tinggi kemiringannya maka makin jauh jaraknya, lebar teras
minimum 3,7 meter dan maksimum 4,27 meter dengan asumsi bahwa diameter batang
2,36 meter maka masih tersedia ruang masing-masing sepanjang 1,175 meter didepan
maupun dibagian belakang pokok. Terutama pada areal kemiringan 14% maka teras
sinambung ini sudah mutlak perlu, untuk kedapatan pokok per HA 128 dan 138
pokok misalnya maka jarak antar kontur dan jarak antar pokok adalah :
Tabel Jarak Antar
Teras dan Tanaman
Jarak antar kontur (m ) pokok/ha
Jarak  antar  pokok 
pada  kepadatan

Advertisements
Tabel Bentuk
Pengawaetan Tanah
Teras
individu, tapak kuda dan teras kontur

Tabel Jarak Teras
dan Kemiingan Persyaratan Teras 

1.  Tahap Pembuatan Kontur.
Penentuan pancang induk.Pancang induk adalah pancang
dengan jarak tertentu dan tetap,
tempat        dimulainya pembuatan kontur.
Penempatan pancang induk dimulai dari puncak lereng kearah kaki lereng,
sedangkan lereng yang dipilih adalah lereng dengan kemiringan dominan atau
rata-rata terbanyak pada suatu areal, bukan lereng yang ekstrim (lereng paling
terjal atau paling landai).
2. Penempatan pancang induk
Penempatan Pancang Induk pada lereng yang terjal akan
mengakibatkan banyaknya kontur sisipan, sedangkan pada lereng yang landai
mengakibatkan banyak kontur terputus, hal ini harus
dihindari.    Jarak antar pancang induk : 8 m timbang air (
water pass ),
Penentuan titik tanam pada kontur teratas (kontur 1) jarak
antar titik tanam 9,2 m dan konstan.Penentuan titik tanam pada kontur
berikutnya :       
                          

Meletakan ujung tali ditengah-tengah antara dua tanaman
pada kontur 1.
Menarik tali vertikal kebawah, ketika sampai pada kontur
II dibelokan kekanan dan digeser-geser hingga sudut belokannya +/- 90 derajat.
Pada sudut ini merupakan titik tanam pada kontur II.
Ujung t6ali juga merupakan titik tanam ke2 titik-titik
tanam tersebut diberi pancang tanam.

Penentuan titik tanam berikutnya adalah : pembawa ujung
tali pada kontur 1 menggeser ketanah pada kontur 1 diikuti oleh 2 orang yang
berada dikontur II, titik tanam terakhir ada pada kontur II merupakan titik
siku-siku, dan ujung tali pada kontur tanam merupakan titik tanam baru.Untuk
mendapatkan titik siku-siku pada titik siku pembawa ujung tali pada kontur 1
menggeser kekiri atau kekanan diikuti pembawa ujung tali. 

Untuk selanjutnya
penentuan kontur, berikut prinsipnya sama dengan penentuan pada kontur 1 dan
II. Pancang kontur dicabut bila pancang tanam sudah ditancapkan.Pancang induk
dicabut jikatitik tanam terakhir telah selesai dalam 1 kontur.Pancang dapat
digesr 1-2 meter untuk menyesuaikan letak dengan tanaman diatasnya agar tidak
terletak segaris atau sejajar.





II.  BENTENG DAN RORAK

Dibuat pada tanah agak
miring : 10 – 15 m/HK
Ukuran : lebar alas = 60 cm,
lebar atas = 40 cm, kaki lima = 45 cm, tinggi 30 cm
Pedoman jarak horizontal
antar 2 benteng :

Tabel Persyaratan
Pembuatan Benteng/Rorak

Cara pembuatan benteng

Tentukan titik
pemancangan; pancang-pancang selanjutnya sesuai jaraknya

Parit digali,
tanah galian di timbun memanjang dan bentuklah benteng sesuai ukuran

Parit (rorak) :
lebar atas 50 cm, dasar = 35 cm, dalam 60 cm.

Tabel Kelas Lahan dan Pedoman Pengawetan Tanah
Teras individu, tapak kuda dan teras kontur

III.  TERAS INDIVIDO (TAPAK KUDA)

Dibuat pada tanah agak miring
Ukuran lebar = 4 meter
Prestasi kerja 2 – 3 st/HK

Areal yang harus di buat tapak kuda dipancang menurut pancang
tanam
Tapak kuda tepat pada pancang tanaman
Tanah bagian atas pancang digali
Kemiringan tapak kuda 10-15º ke arah bukit
Tanah ditumpukan ke belakang pancang kemudian dipadatkan

Dibuat pada
tanah agak miring
Ukuran lebar = 4
meter
Prestasi kerja 2
– 3 st/HK

·        
Areal yang
harus di buat tapak kuda dipancang menurut pancang tanam
·        
Tapak kuda
tepat pada pancang tanaman
·        
Tanah bagian
atas pancang digali
·        
Kemiringan
tapak kuda 10-15º ke arah bukit
·        
Tanah
ditumpukan ke belakang pancang kemudian dipadatkan

Advertisements
Category: Budidaya Sawit