I. Persiapan
Pemancangan
dilakukan setelah selesai pembukaan lahan
Norma kebutuhan tenaga : 6 HK/ha
Pedoman arah barisan adalah U- S
Pemancangan dilakukan sesuai
dengan jarak tanamnya (sistim segi tiga samasisi) . Jarak antar barisan tanaman
dan jumlah populasi per ha dilihat
dengan jarak tanamnya (sistim segi tiga samasisi) . Jarak antar barisan tanaman
dan jumlah populasi per ha dilihat
Tabel Jarak Antar Barisan Dan Populasi
II. Cara memancang
Dimulai dari luasan 1
ha terlebih dahulu ( pancang hektaran ) ukuran 100 x 100 m. Contoh
: Jarak tanam 9,0 segitiga samasisi ( 9 x 7,80 m )
Tentukan titik awal A berjarak 1.95 M (1/4 X7.80 M ) dan 2.25 m (1/4 x9.0 m
) dari pinggir areal dengan pancang kepala. Titik A sebagai awal pancang hidup.
Kawat I ; direntangkan
U – S secara lurus dari titik A. Pada tiap titik 9 m ditancapkan pancang
kepala. Perentangan dibantu dengan kompas.
Kawat II ; direntangkan arah Barat – Timur. Pada tiap jarak antar baris 7,8 m ditancapkan pancang kepala No ganjil
pancang hidup, no genap pancangan mati.
Kemudian kawat I digeser sejauh 7,8 m sejajar dengan barisan ke arah Barat
/ Timur . Tancapkan pancang pada 4,5 ( pancang mati ) dari B 1 kemudian tiap 9
meter.
Kawat I digeser lagi pada posisi B2
pada tanda pancangan hidup 9 meter. Buat
seterusnya sampai 10 barisan.
Pada saat menanamkan pancang harus selalu dilihat lurus kesemua jurusan (
mata lima).
Bila pemancangan pada areal 1 ha ini sudah selesai maka dapat dilanjutkan
untuk memancang seluruh areal
Tim pemancang ;
1 tim terdiri dari atas 5 orang :
Peneropong 1
orang
Penarik tali
2 orang
Pemancang 1
orang .
·
Pembawa pancang
1 orang
a.
Jarak kontur;
seperti telah disampaikan pada Bab III
barisan kontur diusahakan sama dengan jarak tanam sistim segi tiga sama sisi.
Pueraria
javanica ( PJ )
Centrocema
pubescens ( CP )
Calopogonium
mucunoides ( CM )
d.
Calopogonium caeruleum
( CC )
e.
Peuraria
phaseoloides ( PP )
Untuk materi kacangan lihat bab Kacangan (LCC)
Dibuat
± 1 minggu sebelum tanam.
Ukuran lubang 60 x 40 x 60 cm (lebar atas,bawah dan
kedalaman )
Prestasi
kerja 20 – 30 st/HK.
Cara membuat
lubang :
Dibuat garis dengan cangkul 60 x 60 cm
(bujur sangkar) pada permukaan tanah titik pusatnya pancang yang sudah ada.
Kemudian
tanah digali ukuran 60 x 40 x 60 cm
Untuk
memperoleh ukuran yang tepat dibantu dengan mal/pola dari kayu dan papan
Lapisan
atas tanah galian dipisahkan dengan lapisan yang bawah.
Selesai membuat lubang
pancang dikembalikan ke tempat semula
D. PERSIAPAN
BIBIT
Umur bibit
adalah 9 – 12 bulan di pembibitan utama.
1 – 2 minggu
sebelum tanaman bibit diputar terlebih dahulu untuk melepaskan akar yang sudah
masuk ke tanah. Kebutuhan norma 100 bbt/HK
Lakukan seleksi tahap akhir sesuai dengan
pedoman/standar. Kebutuhan norma 100 bbt/HK
Kumpulkan bibit sehat dan normal tiap 100 – 200
bibit.
Untuk bibit tua daunnya dipangkas dengan ketinggian 1 –
1,5 m dari pangkal pelepah, bentuk kerucut dengan kemiringan 30 – 45º
E. PENGANANGKUTAN (ECER
BIBIT)
dengan membentuk beberapa tim yang terpisah untuk melakuakan
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
Pemuatan bibit
keatas kendaraan (dipembibitan).
Pembongkaran
bibit pada setiap rintis yang ditentukan.
Pengeceran
(pendistribusian) bibit ketitik tanam.
Pembuiatan
lubang tanam dan pemberian pupuk dasar.
Penanaman kelapa
sawit.
dilakukan dalam 5 bulan atau 125 hari bekerja (seratus hari efektif atau 20
ha/hari). Penanaman seluas 20 ha/hari memerlukan sarana transportasi bibit,
berupa 7 unit truk dengan kapasitas angkut 100 bibit/trip yang beroperasi
minimum 4 trip/hari.
penanaman dilapangan harus membuat tanda-tanda dimana lokasi pembongkaran
bibit. Lokasi pembongkaran ini dibuat pada ujung setiap rintis dan harus jelas
berapa jumlah bibit yang diturunkan pada setiap titik pmbongkaran.
bibit, yaitu 1 orang dikendaraan dan 1-2 orang menyusun bibit ditanah. Setiap
pengiriman bibit kelapangan sudah termasuk pengiriman pupuk pospat (Rp atau
TSP) dan CRF Meister dalam kantong-kantong yang diikatkan pada setiap bibit.
Dosis rekomondasi untuk pemupukan lubang tanam ini yaitu 125 g TSP/bibit dan
300 g Meister/bibit.
tanam dapat mencapai 125 bibit/HK. Dengan jarak pengangkutan bibit kedalam blok
maksimum 150 m (atau 300 m pulang pergi) ditambah dengan 10-15% waktu untuk
meloncati batng-batng melintang maka rata-rata jarak yang ditempuh untuk
pengeceran setiap bibit sekitar 195 m. Jika setiap tukang ecer bibit membawa 1
bibit dengan kecepatan jalan 3-4 km/jam maka dalam satu hari kerja (7jam) dapat
diecer sekitar 125 bibit/HK, untuk memgecer 2.720 bibit (20 ha) per hari,
dibutuhkan 22 orang. Pembongkaran dan pengeceran bibit ke dalam blok perlu
diawasi oleh seorang mandor. Selam pengangkutan dan pengeceran kedalam blok,
bibit harus diangkat pada dasar kantongnya.
secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan bibit. Pengangkatan sebaiknya
tidak dilakukan pada leher akarnya karena bisa menyebabkan bibit ”patah
pinggang”. Bibit harus diangkat dalam keadaan berdiri dan bagian bawah ditopang
dengan bahu. Saat meletakan bibit di sisi lubang, harus dilakukan dengan
hati-hati dan jangan dibanting.
Pagi hari sebelum diangkat ke lapangan, bibit disirami.
Bibit yang baik dan normal (sesuai standart) diangkut dengan truk. 1 truck ± 100 bbt/HK.
Sampai dilokasi,
diturunkan dibeberapa tempat (titik ecer) sesuai kebutuhan.
Regu pengecer membawa
bibit ketitik pancang, ingat cara mengangkat jangan dipegang lehernya tapi
diangkat pada dasar polibag. Norma kerja 50 bbt/HK.
Periksa
kembali kedalaman lubang dibandingkan dengan tinggi polibag bibit, sesuai
dengan cara menimbun/menggali lagi. Norma 15-20 bibit/hk.
Taburkan
pupuk RP 500 gr atau TSP 400 gr,1/2 dosis terlebih dahulu.
alas polibagnya disayat keliling dan ditarik.
dasar lubang, letaknya diserasikan dengan barisan tanaman.
kanan disayat dari bawah ke atas, jangan dicabut dulu.
atas terlebih dahulu, sampai bola tanah tidaK goyang lagi, kemudian polibag
ditarik pelan-pelan sambil tanah terus diisi sedikit demi sedikit sampai
penuh/rata permukaannya.
Kemudian
didapatkan dengan diinjak-injak, sambil diperhatikan posisi bibit harus mata lima kesemua jurusan.
keliling dengan diameter 1,0 – 2,0 meter.
) ditabur secara merata di piringan.
disisi tanaman dan bekas polibagnya diujung pancang.
11. Sawit yang ditanam
pada lembah yang curam seringkali mengalamai etiolasi. Untuk itu titik tanam
awal berjarak horizontal 9 m dari pohon terakhir yang ditanam di tebing dan
jarak selanjutnya mengikuti ketentuan standar.
jatuh pada jalan atau parit, maka harus dipindahkan minimal 1,5 m dari pinggir
jalan atau parit, dengan mempertimbangkan jarak pohon sawit yang berdekatan
minimal 6 meter.
Hal Yang
Dilarang dalam penanaman
Bibit
ditanam terlalu dalam.
Bibit
ditanam terlalu tinggi.
Bibit
ditanam miring/tidak tegak.
Tanah
pada large bag (bola tanah) dipecah dan dibuang.
Large bag
dipotong dan ditiggal didalam lubang.
Large bag
tidak dibuka sebelum tanam.
Penanaman di Tanah Gambut
sesuai dengan kebutuhan
dibuat, sebaiknya areal dibiarkan minimal 6 bulan agar tanah mengalami
penurunan dan pemadatan secara alami
jalur tanam dapat dilakukan secara mekanis minimal 2 kali (dengan cara dilindas
bolak-balik) dilewati excavator PC 100 atau PC 200 tergantung kedalaman dan
kematangan gambut
Pembuatan
lubang tanam dilakukan setelah tanah pada jalur tanam dipadatkan. Lubang tanam
dibuat secara mekanis dengan Preplant Compactor :
Preplant
Comapactor dipasang pada lengan excavator sebagai pengganti bucket excavator
Preplant
compactor diarahkan tepat pada titik tanam
Pancang titik tanam menjadi as dari lubang titik tanam
yang akan dibuat
compactor tepat pada titik tanam, lengan excavator menekan preplant compactor
tersebut sampai seluruhnya masuk ke dalam tanah, kemudian di tarik kembali
sehingga terbentuk lubang tanam sesuai dengan ukuran yang diinginkan
Pada saat excavator membuat lubang tanam, kegiatan ini
juga berfungsi untuk memadatkan jakur panen.
yang tidak terlalu luas atau terpencar, pembuatan lubang dapat dilakukan secara
manual dengan sistem lubang di dalam lubang (hole in hole)
lubang dengan ukuran 120 cm x 100 cm x kedalaman 30 cm
lubang tanam dengan ukuran yang normal 60 cm x 60 cm x 40 cm
yang perlu dilakukan pada tanaman yang baru ditanam dilapangan hanya sedikit,
disamping pekerjaan rutin. Pekerjaan rutin yang dimaksud yaitu pengendalian
gulma, pemupukan dan ablasi (pembuangan infloressen bunga dan tandan buah yang
masih muda).
konsolidasi (menegakan pokok doyong hanya dilakukan 1 rotasi (setelah 1 minggu
penanaman), bahkan tidak perlu dilakukan
kecuali jika angin kencang dan hujan lebat setelah penanaman dilapangan.
Terlalu sering melakun konsolidasi pokok dapat menyebabkan stagnasi karena akar
yang baru terbentuk akan mudah rusak. Untuk mengatasi hal ini perlu dipasang
kaki tiga (tripoda) untuk menyokong tanaman tersebut. Selanjutnya harus ada
kontrol dan pengukuhan pokok-pokokdoyong tersebut secara rutin.
supaya semua titik tanam hidup dan menghasilkan produksi per ha yang maksimal
serta menekan pertumbuhan lalang dan gulma lainnya. Penyisipan harus dilakukan
sedini mungkin, penyisipan yang terlambat akan menjadi sia-sia karena tanaman
sisipan tersebut tidak dapat mengejar pertunbuhan tanaman awal. Pekerjaan awal
sisipan yang terpenting yaitu sensus dan identifikasi pokok.
palaksanaan teknis (bibit dan tanaman) penyisipan sama dengan pekerjaan
penanaman, namun perencanaan, persiapan dan penguasaan teknisnya perlu lebih
teliti karena pekerjaan ini mempunyai resiko kegagalan yang fatal, Sisipan
sebenarnya merupakan inventasi ulang akibat kegagalan pekerjaan awal penanaman
(rework). Olehkarena itu, penyisipan yang dilaksanakan harus menjamin
kelangsungan hidup tanaman sampai dengan berproduksi.
pengganti pokok-pokok abnormal atau mati harus dilakukan pada saat TBM dan
sudah selesai pada akhir tanhu ke 1 dan harus dipelihara secara intensif. Bibit
yang ditanam untuk tanaman yang baru sebaiknya menggunakan bibit yang seumur
dengan tanaman yang disisip. Pokok sisipan ditanam pada bekas tanaman yang
sudah dibongkar supaya bariasan tanaman tetap lurus.
penyisipan sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan dan melakukan dengan
mengantisipasi serangan hama dan panyakit yang mungkin terjadi. Penyisipan
umumnya sudah harus selesai dilakukan 1 tahun setelah penanaman. Jumlah tanaman
yang harus disisipkan dapat beragam karena kondisi cuaca dan cara penanaman,
tetapi pada penanaman yang baik biasa tidak lebih dari 25%. Penyisipan termasuk menganti pokok yang mati
dan pokok pokok abnormal yang ”lolos” dari seleksi di pembibitan.