Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Tiga Bulan Pertama, Produksi TBS & CPO Lonsum Lesu

JAKARTA – PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum), pada Kamis (30/4/2015), mencatat sepanjang tiga bulan pertama tahun 2015 (1Q2015) produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit inti mengalami penurunan 15,5% menjadi 260.600 ton.

Perseroan menyebutkan, penurunan ini dikarenakan kekeringan yang dialami Lonsum pada tiga bulan pertama tahun lalu (1Q2014).

Sementara pada 1Q2015 TBS yang diproses juga turun 9,3% menjadi 392.495 ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai 432.591 ton. Sehingga produksi minyak sawit mentah (CPO) ikut merosot 9,1% dari 100.330 ton di 1Q2014 menjadi 91.228 ton pada 1Q2015.

Meski produksi menurun, jelas perseroan, OER tetap berada pada 23,2% dan PK extraction rate meningkat mencapai 5,8% dari 5,6%. (T3)

Dua Perusahan Perkebunan Sawit Asal Asing Beroperasi Di Babel

KOBA – Provinsi Bangka Belitung (Babel) saat ini tercatat sebagai salah satu daerah yang menjadi tempat investor asing menanamkan modal usahanya di berbagai bidang diantaranya perkebunan kelapa sawit.

Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bangka Tengah mengungkapkan ada empat perusahaan yang berinvestasi di Babel, dua diantaranya bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit.

Kabid Penanaman Modal pada Bappeda Bangka Tengah, Suryo Wicaksono, Rabu (29/4/2015), mengatakan perusahaan asing yang bergerak di sektor perkebunan sawit yakni PT Swarna Nusa Sentosa (SNS).

Selain itu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang dengan status modal asing lainnya yakni Bumi Permai Surya Lestari (BPSL) asal negara Malaysia.

Kemudian Antara Babel melansir, dua perusahaan asing lainnya yang beroperasi di Babel yakni PT Aega Prima, perusahaan asal Inggris yang bergerak di bidang usaha pertambangan pasir besi dan PT Petch Phang-Nga dari Thailand, yang bergerak di jasa pertambangan. (T3)

Harga CPO Naik 0,32% | infoSAWIT Indonesian Palm Oil Magazine

NEW DELHI – Harga minyak sawit mentah (CPO) naik sebesar 0,32 % menjadi Rs438.50 per 10 kg dalam perdagangan berjangka hari Kamis (30/4/2015) sebagai spekulan terlibat dalam menciptakan posisi baru yang didukung oleh peningkatan permintaan di pasar spot.

Business Standard melansir, pada Multi Commodity Exchange, harga CPO untuk pengiriman bulan Mei naik tipis Rs1,40 atau 0,32% ke Rs438,50 per 10 kg omset bisnis dari 278 lot.

Demikian pula harga CPO untuk pengiriman April diperdagangkan lebih tinggi sebesar 40 paise atau 0,09% ke Rs435 per 10 kg dalam 42 lot. (T3)

Petani Babel Kecewa, Harga Jual TBS Tidak Sesuai Yang Ditetapkan Distanbunak

BANGKA – Petani kelapa sawit di Babel mengeluhkan sikap pabrik  dan pengumpul tandan buah segar (TBS) yang membeli harga TBS tidak sesuai dengan yang ditetapkan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

“Pekan lalu, saya baca di koran katanya Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Babel umumkan soal harga TBS (tandan buah segar) sawit di Babel. Mereka bilang berdasarkan hasil rapat tim penetapan harga pembelian TBS Kelapa Sawit Babel tanggal 15 April lalu, telah ditetapkan harga TBS terendah yaitu untuk umur kelapa sawit 3 tahun adalah Rp 1.367/Kg,” ujar seorang  pemilik kebun sawit di Dusun Mentabak Desa Penyamun Kecamatan Pemali, Sapri (41),  kepada Bangka Pos, Selasa (28/4/2015).

Sementara harga tertinggi mencapai Rp1.651/kg. Namun, kata Sapri, praktik dilapangan harga TBS milik petani hanya dihargai dibawah yang ditetapkan Distanbunak Babel yakni Rp900/kg. (T3)

Hari Keenam, Harga CPO Kembali Anjlok 0,21%

NEW DELHI – Melanjutkan pelemahan beruntun untuk hari keenam, harga minyak sawit mentah (CPO) kembali anjlok 0,21 % ke Rs 436,30 per 10 kg dalam perdagangan berjangka hari Rabu (29/4/2015), sebagai spekulan terlibat dalam pemangkasan posisi di tengah menurunnya permintaan di pasar spot.

Business Standard melansir, pada Multi Commodity Exchange, harga CPO untuk pengiriman bulan Mei turun 90 paise atau 0,21 % ke Rs436,30 per 10 kg omset bisnis 51 lot.

Demikian juga dengan harga CPO untuk pengiriman April turun sebesar 40 paise atau 0,09% ke Rs435,10 per 10 kg di 5 lot. (T3)

Volume Penjualan CPO AALI Turun 18%

JAKARTA – Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu , volume penjualan minyak sawit mentah (CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada kuartal pertama 2015 (1Q2015) mengalami penurunan sebesar 18 %, sementara volume penjualan olein meningkat 46,3 % menjadi 59.699 ton.

Adapun kata  Public Relations AALI, Tofan Mahdi, pada Senin (27/4/2015), harga jual rata-rata CPO dan kernel perseroan masing-masing menurun sebesar 12,4 % dan 13,2 % seiring dengan melemahnya harga CPO dunia. (T3)

Malaysia Perkirakan Ekspor CPO Ke Korsel Meningkat

SEOUL – Ekspor minyak sawit Malaysia dan produk-produk turunannya ke Korea Selatan diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan positif tahun 2015 ini, hal ini didasarkan pada tren yang berkembang dalam minyak dan lemak konsumsi di dalam negeri.

Sekretaris Jenderal Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditas Datuk Himmat Singh mengatakan, pasar promosi yang lebih agresif dari minyak sawit Malaysia dan produk turunannya akan dilakukan berdasarkan manfaat dan peluang yang kelapa sawit sediakan untuk sektor makanan dan non-makanan Korea Selatan.

“Meskipun mungkin ada minyak lainnya dan lemak yang digunakan di negara ini, penggunaan minyak kelapa sawit dan manfaatnya akan semakin dikenal di dalam negeri melalui upaya yang akan dilakukan oleh Malaysia Palm Oil Council (MPOC),” katanya kepada Bernama, Selasa (28/4/2015).

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit, minyak inti sawit, bungkil inti sawit, oleo-kimia dan biodiesel ke Korea Selatan sebesar US$ 491,2 juta  pada tahun 2014 dibandingkan dengan US$ 434,8 pada tahun 2013.

Ekspor minyak sawit Malaysia ke Korea Selatan tahun lalu meningkat menjadi 374.091 ton, senilai US$ 281 juta, dari 353.843 ton senilai US $ 240,6 pada tahun sebelumnya. (T3)

Penjualan Bersih DSNG Turun 17,3%

JAKARTA – Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan kayu, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), mencatat pada kuartal pertama 2015 (1Q2015) penjualan bersih perseroan mencapai Rp1,024 triliun, atau lebih rendah17,3 %  dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,24 triliun.

Penurunana ini, kata perseroan, karena kedua volume CPO dan ASP mengalami penurunan.  Sementara laba kotor turun 20,2 % menjadi Rp272 miliar, sementara laba operasional turun 17,8 % menjadi Rp169 miliar. 

“Meskipun penurunan mutlak dalam jumlah dan laba operasi, marjin laba kotor perseroan hanya sedikit menurun menjadi 26,6 % dalam tiga bulan pertama 2015, sementara margin keuntungan operasi dipertahankan pada 16,5 %,” papar perseroan dalam Investor newsletter, Selasa (28/4/2015).

Selain itu, perusahaan membukukan EBITDA 1Q2015 sebesar Rp245 miliar, atau mengalami penurunan 9,1 % dari 2014, namun demikian marjin EBITDA meningkat dari 21,8 % menjadi 23,9 %. (T3)

 

Ekspor Minyak Sawit Malaysia Ke Perancis Capai RM25.1 Juta

KUALA LUMPUR – Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Amar Douglas Uggah Embas mengungkapkan pada kuartal pertama 2015 (Januari-Maret), Malaysia mengekspor produk minyak sawit ke Prancis senilai RM25.1 juta.

Sementara pada tahun 2014 ekspor minyak sawit Malaysia dan produk turunan berbasis kelapa sawit ke Prancis bernilai RM8.16 juta, atau naik 20,3% dari RM2.16 juta pada 2013 .

“Produk minyak sawit dan berbasis sawit diekspor ke Perancis pada tahun 2014 adalah produk oleokimia dengan nilai RM55.6 juta, minyak sawit (RM8.16 juta), minyak inti sawit ( RM3.1 juta ), dan produk berbasis kelapa lainnya (RM1.8 juta),” ujarnya seperti dikutip Bernama, belum lama ini. (T3)

Pemerintah Akan Ambil Alih Kebun Sawit Milik DL Sitorus

JAKARTA – Lahan perkebunan kelapa sawit milik DL Sitorus seluas 47 ribu hektar di Padang Lawas, Provinsi Sumatera Utara, akan di ambil alih oleh negara. Demikian kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Selasa (28/4/2015).

Kebun sawit yang beroperasi di kawasan hutan lindung tersebut akan tetap diberdayakan, lantaran adanya ribuan kepala keluarga (KK) yang menggantungkan hidupnya disa na.

“Prioritas negara saat ini adalah mengambil alih manajeman perkebunan sawit disana. Ada 13.000 KK yang bergantung,” teranganya seperti dilansir Metrotv news.

Ia menjelaskan, bahwa eksekusi fisik lahan hampir delapan tahun tertunda karena penolakan dari ribuan warga yang bergantung pada perkebunan kelapa sawit itu. Untuk itu pemerintah akan mengambil alih manajeman kebun, agar kehidupan warga tetap terjamin. (T3)