Advertisements
Pada umumnya areal penanaman kelapa sawit di Indonesia terletak pada daerah yang banyak hujannya. dan tidak semuanya datar/flat. Pada bulan tertentu (musim hujan) dapat tejadi lebih air (water excess), tetapi pada beberapa lokasi dimana terdapat perbedaan musim hujan dan kemarau agak tegas terdapat pula kekurangan air (water deficit). Agar air hujan yang jatuh dapat ditampung, ditahan lebih lama agar meresap dalam tanah, persediaan air dalam tanah (water reserve) selalu cukup terutama pada musim kemarau dan untuk mencegah erosi maka dibangunlah teras, rorak, bente4ng, parit dan lain-lain dilapangan. Tindakan pengawetan tanah ini mutlak diperlukan terutama didaerah yang memiliki jumlah dan hari hujan besar pada lahan yang berombak, berbukit.
Pada daerah datar yang diutamakan adalah parit, drainase dan jembatan , sedangkan teras dan benteng tidak banyak diperlukan, Untuk mematahkan aliran air permukaan (run off) dan memperbesar daya infiltrasi air ketanah maka diperlukan teras. Teras ini juga berguna untuk meningkatkan daya simpan air, mempermudah pemeliharaan, tempat pupuk ditabur dan akan mempermudah pengambilan hasil, sampai dengan kemiringan 8 derajat dibuat teras tunggal (individual/tapak kuda) dan diatas ini dibuat teras bersambung. Teras tunggal yang telah dibuat, berukuran 2x 1,5 meter dimana panjang menurut arah kountur dan lebar menurut kemiringan dimulai 50 cm dibawah pancang.
I. TERAS KONTUR
Permukaanya dibuat miring kedalam dengan sudut 10 derajat, disebelah dalam dibuat rorak kecil guna penampungan air dan benteng kecil. Teras ini harus dapat diperbesar menjadi 3×3 meter. Teras bersambung dibuat berdasarkan derajat kemiringan,jarak antar kontur diambil dari rata-rata kemiringan, makin tinggi kemiringannya maka makin jauh jaraknya, lebar teras minimum 3,7 meter dan maksimum 4,27 meter dengan asumsi bahwa diameter batang 2,36 meter maka masih tersedia ruang masing-masing sepanjang 1,175 meter didepan maupun dibagian belakang pokok. Terutama pada areal kemiringan 14% maka teras sinambung ini sudah mutlak perlu, untuk kedapatan pokok per HA 128 dan 138 pokok misalnya maka jarak antar kontur dan jarak antar pokok adalah :
Tabel Jarak Antar Teras dan Tanaman
Tabel Bentuk Pengawetan Tanah
Tabel Jarak Teras dan Kemiringan Persyaratan Teras
1. Tahap Pembuatan Kontur.
Penentuan pancang induk.Pancang induk adalah pancang dengan jarak tertentu dan tetap, tempat dimulainya pembuatan kontur. Penempatan pancang induk dimulai dari puncak lereng kearah kaki lereng, sedangkan lereng yang dipilih adalah lereng dengan kemiringan dominan atau rata-rata terbanyak pada suatu areal, bukan lereng yang ekstrim (lereng paling terjal atau paling landai).
2. Penempatan pancang induk
Penempatan Pancang Induk pada lereng yang terjal akan mengakibatkan banyaknya kontur sisipan, sedangkan pada lereng yang landai mengakibatkan banyak kontur terputus, hal ini harus dihindari. Jarak antar pancang induk : 8 m timbang air ( water pass ),
Prinsip Kerja.
Penentuan titik tanam pada kontur teratas (kontur 1) jarak antar titik tanam 9,2 m dan konstan. Penentuan titik tanam pada kontur berikutnya :
• Meletakan ujung tali ditengah-tengah antara dua tanaman pada kontur 1.
• Menarik tali vertikal kebawah, ketika sampai pada kontur II dibelokan kekanan dan digeser-geser hingga sudut belokannya +/- 90 derajat.
• Pada sudut ini merupakan titik tanam pada kontur II.
• Ujung tali juga merupakan titik tanam ke2 titik-titik tanam tersebut diberi pancang tanam.
Penentuan titik tanam berikutnya adalah : pembawa ujung tali pada kontur 1 menggeser ketanah pada kontur 1 diikuti oleh 2 orang yang berada dikontur II, titik tanam terakhir ada pada kontur II merupakan titik siku-siku, dan ujung tali pada kontur tanam merupakan titik tanam baru.Untuk mendapatkan titik siku-siku pada titik siku pembawa ujung tali pada kontur 1 menggeser kekiri atau kekanan diikuti pembawa ujung tali.
Untuk selanjutnya penentuan kontur, berikut prinsipnya sama dengan penentuan pada kontur 1 dan II. Pancang kontur dicabut bila pancang tanam sudah ditancapkan.Pancang induk dicabut jika titik tanam terakhir telah selesai dalam 1 kontur. Pancang dapat digesr 1-2 meter untuk menyesuaikan letak dengan tanaman diatasnya agar tidak terletak segaris atau sejajar.
II. BENTENG DAN RORAK
• Dibuat pada tanah agak miring : 10 – 15 m/HK
• Ukuran : lebar alas = 60 cm, lebar atas = 40 cm, kaki lima = 45 cm, tinggi 30 cm
• Pedoman jarak horizontal antar 2 benteng :
Tabel Persyaratan Pembuatan Benteng/Rorak
Cara pembuatan benteng
Tentukan titik pemancangan; pancang-pancang selanjutnya sesuai jaraknya Parit digali, tanah galian di timbun memanjang dan bentuklah benteng sesuai ukuran Parit (rorak) : lebar atas 50 cm, dasar = 35 cm, dalam 60 cm.
III. TERAS INDIVIDU (TAPAK KUDA)
Dibuat pada tanah agak miring
Ukuran lebar = 4 meter
Prestasi kerja 2 – 3 st/HK
Cara pembuatan
Areal yang harus di buat tapak kuda dipancang menurut pancang tanam
Tapak kuda tepat pada pancang tanaman
Tanah bagian atas pancang digali
Kemiringan tapak kuda 10-15º ke arah bukit
Tanah ditumpukan ke belakang pancang kemudian dipadatkan
Syarat dan Norma
Dibuat pada tanah agak miring
Ukuran lebar = 4 meter
Prestasi kerja 2 – 3 st/HK