Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Stok Sawit Indonesia Diperkiran Meningkat | Indonesian Palm Oil Magazine

JAKARTA – Biro Departemen Pertanian Amerika Serikat memperkirakan, stok minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun ini mencapai rekor tertinggi. Setelah pemerintah RI mendorong untuk meingkatkan biodiesel dan ditambah adanya tekanan dari harga minyak nabati global.

Persediaan kelapa sawit di Indonesia, sebagaiman Agrimoney memberitakan Kamis (26/3/2015), diperkirakan akan melonjak 63% lebih pada 2015-16, yang dimulai bulan Oktober mendatang untuk memukul 3,574m ton. Selain itu produksi disinyalir akan tumbuh 2,0m ton ke 35,0m ton.

“Konsumsi lokal tampaknya tidak mungkin untuk mengikuti dengan kapasitas produksi di Indonesia, menyiratkan bahwa saham akan terus tumbuh,” ujarnya di Jakarta. (T3)

Harga CPO Jatuh 0,63% | Indonesian Palm Oil Magazine

NEW DELHI – Harga minyak sawit mentah (CPO) dalam posisi rendah 0,63 % menjadi Rs439,30 /10 kg dalam perdagangan berjangka hari Jumat (27/3/2015), sebagai spekulan memangkas posisi ditegah tren lemahdi pasar spot.

 

Business Standard mengutip, pada multi Commodity Exchange, minyak sawit mentah untuk pengiriman April turun Rs2,80, atau 0,31 % ke Rs439,30 /10 kg dalam omset bisnis 252 lot.

 

Demikian pula, minyak sawit mentah untuk pengiriman Maret naik Rs2,10, atau 0,48 % ke Rs436 /10 kg dalam 26 lot. (T3)

 

ILO Bahas Ketenagakerjaan Perkebunan Sawit Di Langkat | Indonesian Palm Oil Magazine

STABAT – Pengelolaan ketenagakerjaan bidang perkebunan kelapa sawit Kabupaten Langkat mendapat perhatian dunia internasional. Menyusul raihan penghargaan ISO 9001 SGS Perancis diraih dua tahun terakhir hasil pantauan International Labor Organitation (ILO) bahagian penelitian global di 6 negara.

Perwakilan (ILO) Jenewa-Swiss yang merupakan badan tripartite PBB bidang perburuhan Internasional, Elvis Beytullayev mengatakan, kunjungan atau kehadiran yang berkaitan dengan Focus Group Discussion (FGD) dimaksud bertujuan membahas isu ketenagakerjaan sektor perkebunan kelapa sawit khususnya di Kabupaten Langkat.

“Kita tertarik dengan menejemen pengelolaan ketenaga kerjaan sektor perkebunan kelapa sawit di kabupaten (Langkat) ini. Capaian prestasi ISO 9001 SGS Perancis, yang kita ketahui atau peroleh melalui satelit dan ini menjadi bahagian penelitian global di enam negara,” kata Elvis melalui penerjemahnya, seperti ditulis DNA Berita, Kamis (26/3/2015). (T3)

Pendodos Buah Sawit Meninggal Disambar Petir

 Rabu, 21 Januari 2015
Laporan : Khalidin│Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – M. Joko Suwito (30) warga Dusun Jambu/Lae Pinang, Desa Suka Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam tewas disambar petir saat berteduh di bawah pohon kelapa sawit, Rabu (21/1/2015) sore. Sementara tiga rekan sekerjanya dapat diselamatkan setelah ditanam dalam kubangan lumpur oleh warga.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com dari sejumlah sumber menyebutkan, tiga korban lainnya masing-masing Maharni (17), Nasnawi (19) dan Didik Waliyo (22). Semuanya warga Suka Makmur. Dikatakan, sebelum kejadian almarhum Joko bersama ketiga rekannya itu bekerja mendodos (memanen) buah Kelapa Sawit milik warga di Dusun Rahmah, Desa Subulussalam Barat terpaut sekitar lima kilometer dari kediaman korban. Setelah hampir seharian mendodos, sekitar pukul 16.00 WIB, Joko bersama dan teman-temannya istirahat saat hujan turun gerimis.

Masih menurut sumber, bersama ketiga temannya, Joko berteduh di bawah pohon kelapa sawit sembari menunggu gerimis reda. Namun tak disangkan, gerimis petang itu disertai petir yang menggelegar. Tanpa diduga, petir yang kedua kali sekekita menyambar para buruh tani itu sehingga Joko dan Nasnawi terpental hingga satu meter setengah.

”Saya kebetulan duduk berhadapan, tiba-tiba petir dan kami berdua terpental hingga satu meter setengah mungkin lebih. Saya Alhamdulillah selamat tapi kawan saya meninggal,” ujar Nasnawi yang masih terlihat shock. (*)

Sumber :

http://aceh.tribunnews.com/2015/01/21/pendodos-sawit-di-subulussalam-tewas-disambar-petir

DPRD Bengkali Minta Pembukaan Sawit Dikaji Ulang | Indonesian Palm Oil Magazine

BENGKALIS – Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Bengkalis diharapkan untuk melakukan kajian ulang tentang pembukaan perkebunan kelapa sawit didaerah itu.

Hal itu disampaikan anggota DPRD Bengkalis, Indrawan Sukmana, Kamis (26/3/2015). Menurutnya kedepan harus ada moratorium pembukaan perkebunan kelapa sawit di Pulau Bengkalis, baik di Kecamatan Bengkalis dan kecamatan Batan.

“Karena pembukaan perkebunan kelapa sawit di pulau gambut yang merupakan pulau endapan beresiko secara ekosistem,” tuturnya seperti dikutip Riau Headline.

Ia menjelaskan, bahwa pembukaan perkebunan kelapa sawit baik oleh perusahaan swasta maupun masyarakat di Pulau Bengkalis harus terlebih dahulu melalui kajian. Karena katanya, dampak dari pembukaan kebun kelapa sawit kepada ekosistem, seperti terjadinya abrasi, cuaca panas, dan kandungan debit air di tanah berkurang. (T3)

Semakin Tergelincir, Ditutup Di Rp7,80 Juta

 Demis Rizky Gosta
Jum’at, 23/01/2015

JAKARTA – Harga CPO di Bursa Malaysia semakin merosot pada penutupan perdagangan Jumat (23/1/2015). CPO diperdagangkan di Rp7,80 juta per ton pada penutupan.

Kontrak CPO untuk Maret 2015 diperdagangkan turun 0,67% ke harga 2.240 ringgit per ton atau sekitar Rp7,80 juta per ton pada penutupan perdagangan hari ini.

Perdagangan komoditas berkode KOH5 itu diperdagangkan pada kisaran 2.234–2.260 ringgit per ton setelah dibuka di harga 2.241 ringgit per ton.

Kontrak CPO untuk April 2015, kontrak CPO teraktif di Bursa Malaysia, hari ini juga merosot pada penutupan. Komoditas tersebut ditutup turun 0,85% di 2.227 ringgit atau Rp7,70 juta per ton.

Perdagangan kontrak CPO April hari ini berkisar di 2.222—2.244 ringgit per ton setelah dibuka di 2.234 ringgit per ton.

Pergerakan Harga CPO*

Waktu

Ringgit Malaysia/Ton

Persentase Perubahan

23/1/2015

2.240

-0,67%

22/1/2015

2.250

-1,27%

21/1/2015

2,279

-2,31%

20/1/2015

2,333

+0,34%

19/1/2015

2,325

-0,17%

*kontrak Maret 2015

 

Sumber: Bloomberg

Sumber :

http://market.bisnis.com/read/20150123/94/394582/harga-cpo-23-januari-semakin-tergelincir-ditutup-di-rp780-juta

Harga Bibit Sawit di Kotabaru Naik

Jumat , 23 Jan 2015

Skalanews – Harga bibit kelapa sawit di sejumlah daerah di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, akhir-akhir merangkak naik, mulai dari Rp20.000 per batang, dan terakhir menjadi Rp32.000 per batang.

Seorang petani sawit di Kelumpang Selatan, Sunarto, Kamis mengatakan, sudah lebih sebulan ini sebagian kebunnya yang sudah siap untuk ditanami belum juga ditanami.

“Hal itu disebabkan harga mahal, dan bibit kelapa sawit juga sulit didapat di pasaran. Karena permintaan akan bibit sawit di tingkat penyemai melonjak tajam,” katanya.

Kondisi sama juga dirasakan oleh petani sawit asal Bumi Asih, Dasim, yang juga kesulitan untuk mendapatkan bibit sawit, karena mahal dan kosong.

“Dua bulan lalu di mana masih musim kemarau, masih banyak petani atau penyemai yang menjual bibit kelapa sawit, tetapi setelah curah hujan tinggi, banyak petani mencari bibit kelapa sawit,” tuturnya.

Permintaan akan bibit kelapa sawit terjadi di sejumlah kecamatan di Kotabaru Kotabaru. Karena berkebun kelapa sawit sudah boming di Kotabaru, khususnya setelah pendapatan petani sawit terus melonjak.

Seorang petani sawit di Cantung, Mustaqim, menambahkan, sudah beberapa bulan ini keluarganya juga kesulitan saat hendak membeli bibit kelapa sawit.

“Padahal, lahannya sudah siap untuk ditanami, tetapi bibitnya masih belum didapat,” ujar dia.

Biasanya, petani menanam bibit kelapa sawit yang sudah berumur 12 bulan atau lebih, karena pangkal batang lebih kuat dari serangan hama tikus atau landak, dan tidak mudah patah diterjang angin.

Seorang pengusaha TBS di Kelunpang Selatan, Abah Pendi, mengatakan, harga bibit atau kecambah kelapa sawit naik dari sekitar Rp350.000 per bungkus menjadi Rp700.000 per bungkus (isi sekitar 250 biji).

“Beberapa hari lalu harganya masih Rp600.000, tetapi saat ini sudah naik menjadi Rp700.000 per bungkus, tidak menutup kemungkinan akan naik lagi,” terangnya. (ant/mar)

Sumber : http://skalanews.com/berita/detail/207139/Harga-Bibit-Sawit-di-Kotabaru-Naik

Berkebun Kelapa Sawit Jadi pilihan Masyarakat Balangan Ketimbang Pohon Aren

21 Januari 2015

Bupati Balangan, Kalimantan Selatan, H Sefek Effendi mengatakan, warga masyarakat di kabupaten itu tampaknya lebih memilih berkebun kelapa sawit daripada menanam enau atau pohon aren.

Orang nomor satu di jajaran pemerintah kabupaten (Pemkab) Balangan tersebut mengemukakan itu, usai pertemuan dengan anggota DPRD Kalsel, di Banjarmasin, Rabu (21/1).

Ia mengaku, semula Pemkab Balangan memprogramkan pemuliaan atau penanaman enau, guna menghindari kepunahan dan sekaligus untuk menjaga kelangsungan produksi gula aren yang oleh urang Banjar Kalsel menyebutnya gula habang.

Namun seiring dengan kahadiran usaha perkebunan kelapa sawit di “Bumi Sangggam” Balangan beberapa tahun belakangan, warga setempat kurang perhatian untuk menanam enau, lanjutnya menjawab Antara Kalsel.

Pasalnya, lanjut Bupati Balangan dua periode itu, secara ekonomi, usaha perkebunan kelapa sawit lebih menjanjikan keuntungan bila dibandingkan dengan menanam enau.

“Memang harga gula habang yang bahan baku dari nira (lahang) aren sekarang cukup mahal, yaitu mencapai Rp17.000/Kg atau lebih mahal dari gula pasir yang hanya sekitar Rp11.000/Kg,” tuturnya.

Selain itu, masa penanaman atau untuk berproduksi dari enau lebih lama daripada tanaman kelapa sawit, lanjut Sefek yang akan mengakhiri masa tugas sebagai Bupati Balangan, Agustus 2015.

Ia menerangkan, selain menanam kelapa sawit, warga Balangan juga masih menekuni usaha perkebunan karet, yang mereka lakukan turun temurun sejak lama sebagai salah satu mata pencaharian andalan.

“Kita berharap usaha atau mata pencaharian lain bisa pula menunjang peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,” demikian Sefek.

Kedatangan Bupati Sefek yang disertai sejumlah pejabat Pemkab Balangan itu atas undangan DPRD Kalsel, untuk klarifikasi persoalan antara perusahaan pertambangan batu bara di kabupaten tersebut dengan warga masyarakat setempat.(rol/ar)

Sumber :

http://www.konfrontasi.com/content/ekbis/masyarakat-balangan-pilih-berkebun-kelapa-sawit-ketimbang-pohon-aren

Ekspansi Lahan Sawit Gunakan Kekerasan

Rabu, 28 Januari 2015

Jakarta – Studi yang dilakukan The Institute for Ecosoc Rights menemukan fakta bahwa ekspansi perkebunan sawit menyebabkan lahan warga tergusur. Menurut Aktivis Institut Ecosoc Sri Palupi hal ini terjadi di Kalimantan Tengah. “Dampaknya adalah hilangnya hutan, tanah adat, rawa, ladang, sawah, dan kebun warga,” kata dia, Selasa 27 Januari 2015. (Baca: Riset: Kebun Sawit Gusur 75 Persen Lahan Warga )

Dalam prakteknya, kata Palupi, penguasaan tanah yang dilakukan perusahaan sawit dilakukan dengan berbagai pendekatan. Mulai dengan cara-cara halus seperti bujuk rayu, janji-janji, skema kemitraan atau kebun plasma, hingga cara kekerasan. Cara kekerasan itu contohnya seperti suap, perusakan dan pembakaran lahan, membayar preman, strategi adu domba, dan melarang warga masuk kebun. (Baca: Beli Sawit dari Hutan, Izin Pengusaha Bisa Dicabut)

Menurut Palupi, kehilangan lahan garapan adalah fakta paling umum yang banyak dihadapi warga dan komunitas di sekitar area perkebunan sawit. Apalagi data Badan Pertanahan Nasional Kalimantan Tengah menyebutkan 57,43 persen warga tidak memiliki sertifikat tanah. Ini membuat posisi mayoritas warga Kalimantan Tengah lemah di hadapan perusahaan sawit. (Baca: Di New York, Pengusaha Sawit Janji Tak Rusak Hutan )

Wanto, 50 tahun, warga Katingan, Kalimantan Tengah, mengatakan persoalan yang terjadi di wilayahnya adalah sengketa lahan. Dia merasa miris dan mengaku sakit hati dengan cara-cara yang dilakukan perusahaan sawit dalam mengambil alih lahan. “Bayangkan, satu hektar lahan dihargai Rp 1,5 juta. Dan itu ditentukan perusahaan, padahal seharusnya harga ditentukan penjual,” kata Wanto.

AMIRULLAH

Sumber :

http://www.tempo.co/read/news/2015/01/28/092638132/Riset-Ekspansi-Lahan-Sawit-Gunakan-Kekerasan

Kampanye Negatif Sawit, Pengusaha Tuntut Kepastian Hukum

02/02/2015
Bambang Supriyanto

JAKARTA – Pengusaha kelapa sawit di Kalimantan Tengah memprihatinkan aksi sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang melakukan survei untuk kampanye negatif.

“Kampanye negatif dalam bentuk survei yang terencana itu merusak iklim investasi di daerah. Sejumlah survei belakangan ini cenderung tidak berdasar dan patut dipertanyakan,” ujar Ketua Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) Kalimantan Tengah Dwi Darmawan dalam keterangan tertulis, Senin (2/2)

Oleh karena itu, sambungnya, pemerintah harus memberikan kepastian hukum sebagai salah satu upaya untuk melawan kampanye negatif (negative campaign) yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Sebelumnya, pengelola perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah menuai sorotan karena survei terencana hanya mengambil tiga sampel yang dilakukan The Institute for Ecosoc Rights. Survei itu menyebutkan bahwa ekspansi perkebunan sawit menggusur lahan warga setempat.

Dia menjelaskan survei hanya mengambil sample tiga perusahaan dari sekian puluh perusahaan di Kalteng. Survei itu menuding pelaku industri menggusur lahan rakyat dan merusak lingkungan. Itu sama sekali tidak benar dan tidak berdasa.

“Ini kriminalisasi komoditas Indonesia. Patut diduga ada kepentingan tertentu yang ingin merusak iklim investasi di negeri ini,” tegasnya.

Dia menjelaskan perkebunan sawit ikut membangun perekonomian daerah dan perekonomian nasional. Hal itu ditunjukkan dari perolehan devisa ekspor yang tinggi, menciptakan tenaga kerja, dan tidak kalah penting membangun infrastruktur daerah.

Ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya pada 2014 mencapai US$20,8 miliar atau setara dengan Rp262 triliun.

Anggota Komisi IV DPR Firman Subagyo mendukung upaya masyarakat dan pelaku industri meminta kepastian hukum terhadap gangguan iklim investasi di daerah.

“Ini komitmen dari pemerintahan baru Jokowi-Jusuf Kalla untuk membuat iklim investasi kondusif, salah satunya dengan memberikan kepastian hukum,” ujarnya.

Dia menjelaskan kampanye negatif yang digaungkan LSM bukan hanya di Kalteng, tetapi dilakukan secara internasional.

Sumber :

http://industri.bisnis.com/read/20150202/99/397774/kampanye-negatif-sawit-pengusaha-tuntut-kepastian-hukum