Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Tanah Laut Kembangkan Biogas Sawit | Indonesian Palm Oil Magazine

TANAH LAUT – Pemerintah Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan mengembangkan energi biogas dari limbah sawit untuk mengatasi krisis listrik di daerah tersebut.

Bupati Tanah Laut Bambang Alamsyah mengatakan, pengembangan energi listrik dari biogas limbah sawit tersebut mendapatkan dukungan dari Kementerian ESDM.

Dukungan tersebut antara lain dengan memberikan bantuan pembangunan pembangkit listrik tenaga biogas (PLT biogas) berkapasitas satu MW di Kabupaten Tanah Laut pada 2015.

“Kami segera menindaklanjuti bantuan ini, antara lain dengan menyiapkan lahan untuk pembangunan pembangkit tersebut,” jelasnya

Ia yakin pihaknya bisa memenuhi keinginan Kementerian ESDM tersebut untuk merealisasikan pembangunan PLT biogas.

“Krisis energi listrik sangat berkaitan dengan pengembangan ekonomi, keamanan, sehingga krisis listrik harus diupayakan diatasi secara terus menerus dengan berbagai program pengembangan energi terbarukan,” ujarnya, Jumat (27/3/2015), seperti dilansir Kalimantan-News. (T3)

Wajah Binar dan Buram di Balik Harga Buah Sawit yg Cenderung Naik

Catatan Harian 04 Mei 2014

Teman-teman sesama petani sawit benar-benar menunjukkan binar wajah mereka, keceriaan terpencar melesat kencang seperti elang meroket dari angkasa akan menyergap anak ayam. Pesanan berbagai snack dan minuman ringan mulai banyak dan sering terhidang di meja tempat mengobrol.

Kupikir ini masih terkategori baik saja adanya, sepanjang tidak berlebihan hingga menyentuh level foya-foya. Bahwa hal ini merupakan gambaran dari rasa syukur, itu ku amini saja, mengingat bahwa selama ini mereka semua pusing tentang biaya perawatan, pusing pada harga pupuk yang tak tersentuh – melangit, padahal kami lama berkubang dalam harga buah sawit yang bahkan sempat menyentuh titik nadir Rp. 600 / kg.

Meski harga kini sudah bagus, tentu saja kami masih ingin agar harga itu naik, naik, dan naik terus, karena begitulah sifat manusia, tak ada puasnya. Itupun bagiku baik saja adanya, sepanjang masih bisa menekan gejolak sifat rakus yang berlebihan dan sepanjang kenaikan harga itu bisa memberi manfaat untuk hal-hal baik, banyak yang kutahu bahwa tak sedikit sumbangsih para petani sawit itu untuk pembangunan jalan, mesjid, gereja, dll sebagai ungkapan rasa syukur mereka saat hasil yang didapatkan menyentuh level memuaskan.

Tapi kenaikan harga sawit yang hampir mencapai Rp 2.000 /kg itu ternyata tidaklah menyenangkan semua hati para petani sawit. Temanku duduk termenung menghitung-hitung ulang uang dalam genggaman. Menimang-nimang tentang penjatahan yang pas demi pupuk,  pestisida, biaya tenaga kerja agar bisa terbagi dengan tepat, padahal kesemua itu harganya seperti menggantung tinggi di langit-langit mimpinya. Dan garut-garut kepala plus kening berkerut menjadi bagian kecil dari pemandangan di antara sejumlah senyum dan binar wajah-wajah teman lain yang hasil panennya telah mampu menepis awan gelap yang selama ini menyelubungi wajah mereka.

Katanya, ” Halaaah…, hanya berapalah ini sisa yang mampu diberikan pada anak biniku?!”

Dan bila kau tanya kenapa, tentu jawabnya karena trek atau  hasil buah yang terlalu sedikit. Dulu, sewaktu harga sawit rendah, perawatan kebun sawitnya menjadi urutan nomor ke  sekian, setelah perioritas kebutuhan sehari-hari tercukupi. Pupuk menjadi jarang dibeli, demikian juga racun gulma dan tetek bengek perkebunan lainnya. Alhasil jika kau melintas dikebunnya, mungkin kau mengira bahwa kebun itu sudah menjadi sarang ular dan macan. Fiuhhh..!

Satu lagi penambah buram wajahnya, bahwa hutang pun menjadi bagian dari ketergantungan demi kelangsungan hidup. Dan ketika harga mulai naik, teman ini baru mulai menyicil sedikit demi sedikit. Tentu saja perawatan kebun bukan terlupakan, meski hal itu dilakukan tidak lagi maksimal, karena terbagi pada penyicilan hutang tadi. Belum lagi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok lain menodong dari belakang seperti hendak minta perhatian lebih.

Bagi beberapa teman lain yang sudah antisipasi, mereka sudah lebih dulu menyimpan persiapan dengan mencadangkan dana sebelum harga buah turun. Pengalaman terdahululah yang membimbing mereka, sehingga perawatan kebun terus berlangsung dengan baik meski harga sawit mencapai level serendah apapun.

Dan saat ini, saat harga buah sawit naik, saat petani lain mengalami trek yang gedebummmm, buah sawit hasil kebun mereka tidaklah mengecewakan, bahkan boleh dibilang cukup menggirangkan.

Mulut-mulut tampak masih mengunyah, beberapa lainnya terdengar celeguk akibat minuman bersoda, makanan kecilpun masih cukup banyak di meja, demikian pula dengan minumannya.  Di antara wajah-wajah binar itu, aku berbisik : “Sabar bro, dipupuk dan dirawat pelan-pelan, suatu saat pasti hasilnya akan membaik kembali….”

(IvanS, 04 Mei 2014 “Saat-saat Istirahat”)

NGO

NGO : non-governmental organization, dalam bahasa Indonesia artinya adalah Organisasi Non-Pemerintah. Di Indonesia NGO lebih dikenal dengan sebutan Lembaga Swadaya Masyarakat.

GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia)

GAPKI : Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia adalah organisasi atau wadah bagi para pengusaha sawit yang bertujuan untuk memajukan perkelapasawitan di Indonesia. Keanggotaannya terdiri dari perusahaan PT. Perkebunan Nusantara, Perusahaan Perkebunan Swasta Nasional dan Asing serta para peladang Kelapa Sawit.

GAPKI atau Indonesian Palm Oil Association ini didirikan pada tanggal 27 Februari 1981. Sejak didirikan organisasi ini selalu memberikan masukan-masukan kepada pemerintah agar dalam menyusun kebijakannya tidak merugikan industri kelapa sawit di Indonesia.

Sinar Mas Siap Penuhi Kebutuhan B15 | Indonesian Palm Oil Magazine

JAKARTA – Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan peningkatan mandatori campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis solar dari 10% menjadi 15% yang akan dimulai pada 1 April 2015.

Menanggapi kebijakan tersebut, salah satu pelaku industri kelapa sawit, Sinar Mas Group, menyatakan kesiapaannya untuk memenuhi kebutuhan Biodiesel 15% (B15).

“Sinar Mas siap untuk mendukung program pemerintah untuk memenuhi kekurangan biodiesel tersebut,” kata BoardMember Sinar Mas  Franky Widjaja di sela kunjungan Presiden RI Joko Widodo di Beijing, Jumat (27/3/2015).

Lebih lanjut jelasnya, pada tahun ini Sinar Mas akan mengembangkan industri biodiesel sebanyak 1 juta ton di tiga tempat yaitu Jakarta, Tanjung (Kalimantan Selatan) dan Dumai (Riau). (T3)

Penyebab Naik Turunnya Harga Buah Sawit

Catatan Harian : 12 Mei 2014

Berikut ini faktor-faktor yang mengakibatkan naik-turunnya harga sawit di Indonesia :

 Kurs dollar AS
Harga minyak dunia, dipengaruhi oleh : dipengaruhi oleh hasil panen kacang kedelai dan bunga matahari
Efek kampanye negatif sawit seputar RSPO
Jumlah stok CPO, dipengaruhi oleh : kelancaran pengiriman/eksport ke luar negeri
Jumlah hasil panen buah sawit, jika hasil panen buah sawit melimpah harga biasanya turun, tetapi jika hasil panen sedikit maka harga akan naik.

(IvanS)

Rincian Biaya Pembangunan Kebun Sawit 1 Ha di Lahan Gambut

Catatan Harian :

Seorang kenalan saya berbincang-bincang tentang pembuatan kebunnya yang lokasinya cukup jauh dari kota (kurang lebih 30 km), dari hasil pembicaraan, berikut ini saya lampirkan rincian biaya membangunan kebun kelapa sawit yang menurut saya sudah termasuk kebun sawit yang cukup berkualitas dan bermasa depan cerah, untuk luas lahan 1 Ha pada lahan gambut di daerah Riau dengan umur panen 24 Bulan (2 Tahun) :

Pembelian Lahan kosong (hutan)                                   = Rp. 15.000.000
Pembersihan Lokasi 1 HA (Backhoe dll)                               = Rp. 7.000.000
 Bibit umur 14 Bulan siap tanam (topaz)
@ Rp. 50.000 x 150                                                            = Rp.7.500.000
 Upah pancang dan penanaman Rp. 25.000 x 146            = Rp. 3.650.000
 Biaya Pupuk interval 4 Bulan – (Dolomit merek Massam, perbatang 4 kg -> 146 : 4 = 36 batang) @ Rp. 50.000 x 36 x 6              = Rp. 10.800.000
Biaya Pembuatan Piringan @ Rp. 20.000 X 146 x      = Rp. 11.680.000
Biaya Perawatan Piringan @ 25.000 x 146                  = Rp.  3.650.000

Total Keseluruhan Biaya                                                 = Rp. 59.280.000.-

Itu gambaran saja, persiapan barangkali ada yang mau membuka lahan sawit yang baru.

(IvanS)

Kumpulan Catatan Harian “Waktu ke Waktu”

Lingkaran kehidupanku selalu menyingkap kekuatan dan kelemahanku seperti pergantian musim demi musim. Dan aku percaya bahwa setiap musim menyimpan kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri (PiS, Agustus 2012, Green Forest Riau)

Kadang hanya satu yang kupilih, tapi harus dua bahu memikulnya (IvanS)

Jika aku pulang nanti.
Jika aku pulang nanti, maukah kau menerimaku, seperti laut menerima sungai-sungai betapapun keruhnya? (IvanS, 2011)

Kata-kata yg lahir lewat suara boleh jadi menjadi pemenang pertama, tapi hanya sekejap. Kata-kata yang lahir lewat tulisan mungkin saja menjadi pemenang terakhir, tapi jauh lebih abadi. (Ivans, 300911, “The Orator”)

Menuangkan cita-citaku agar menjadi nyata, masih seperti membeli mimpi yang dibayar dengan cinta. Bagaimanapun ketulusan dan doa yang terselip di sana masih saja keletihanlah yang selalu menang dan berkuasa padaku. (IvanS 17102011)

Seluruh pekerjaan itu seperti sungai, kalau mau, aku bisa mengimbangi arusnya, bisa melawan arusnya, bisa terikut arusnya ke hilir yang masih misteri atau bisa keluar saja melompat ke darat, hanya menonton atau mencari petualangan di arus baru. (IvanS)

Setiap orang punya jendelanya  masing-masing. Jika kau tidak punya jendela kayu jati di rumah mewah, setidaknya kau punya jendela kayu sengon di rumah sederhana. Jika tidak punya keduanya, setidaknya kau masih punya jendela  hati. (IvanS)

“Gantilah musimku!” Demikian pinta gersangku pada-Mu Tuhan, karena aku ingin menaman rumput hijau agar menjadi paru-paru baru bagi kemarauku (PiS 210212, “Terik”)

Musimku berjuang bukan hanya untuk mendapatkan kemarau atau hujan, tetapi agar jiwa tidak kering dan tidak juga tidak tenggelam. (Ivans, 300911, My book “Koma”)

Tuhan lebih suka rumah sederhana, kita tak usah membelinya karena sudah ada di hati kita (Ivans, 20-09-11, My book “Koma”)

Kumpulan Catatan Harian :
Catatan Lainnya :

KPJ Dirikan PKS, Pemkab Setempat Kurang Perhatian | Indonesian Palm Oil Magazine

LANGSA – Pengurus Koperasi Prima Jasa (KPJ) menyayangkan keberhasilan mereka dalam mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 600 ton/hari di Desa Bayeun, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur, tidak diperhatikan secara baik oleh Pemerintah setempat.

“Kami menyesalkan minimnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur terhadap Koperasi Prima Jasa, sementara Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah mengutus pak Karimuddin untuk menghadiri rapat anggota tahunan koperasi kami,” ujar Bendahara KPJ, Yanuar Abdullah, belum lama ini

Ia menjelaskan, sebagaimana diberitakan B2B, bahwa harapan KPJ agar pemerintah daerah setempat dapat mendukung pengembangan KPJ sebagai satu-satunya koperasi di Indonesia yang mampu mengelola PKS, bekerjasama dengan perusahaan kelapa sawit dari Medan. (T3)

Petani Di Pemali Harapkan Harga TBS Stabil | Indonesian Palm Oil Magazine

PEMALI – Petani kelapa sawit di Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, berharap harga jual tandan buah segar (TBS) tetap stabil diatas Rp1.000/kg agar mereka tetap mendapatkan untung.

Seorang petani sawit di Pemali, Sugiono mengungkapkan saat ini harga TBS ditingkat petani berkisar Rp1.200 hingga Rp1.350/kg. “Kalau harga TBS ini masih diatas harga Rp1.000/kg, itu lumayan dan masih menguntungkan petani,” ujarnya.

Karena jelasnya, jika harg stabil diatas seribu perolehan pendapatan dari hasil kebun dengan pengeluaran biaya perawatan masih seimbang. Namun jika harga TBS sampai turun dibawah seribu bisa dipastikan petani akan mengalami kerugian.

“Biaya terbesar yang rutin dikeluarkan petani untuk prawatab kebun kelapa sawit ialah biaya pemupukan, biaya upah buruh dan termasuk biaya pembelian racun pembasmi rumput dan gulma,” terangnya seperti dikutip Rakyat Pos, Jumat (27/3/2015). (T3)