Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Membangun Kebun Kelapa Sawit: Benih Sawit

Kelapa sawit dibedakan ke dalam tiga tipe berdasarkan
ketebalan cangkang (shell) karakter ini dikendalikan oleh gen mayor tunggal
yang bertindak kodominan, karekteristik tersebut dapat di gambarkan sebagai
berikut :
 Karakteristik dari tipe buah kelapa sawit
Perkembangan lignifikasi dari cangkang diwariskan secara
kuantitatif dan dikendalikan oleh banyak gen, sehingga timbul berbagai variasi
ketebalan cangkang di dalam masing masing masing tipe :

Didalam proses reproduksi hanya satu  yang hadir pada
gamet atau sel kelamin, selama proses pembuahan, kedua gamet dari tetua jantan
dan betina bersatu kembali dan tergantung kepada konstitusi genetik, genotype
keturunan mungkin sama atau berbeda dengan tetuanya.

Pengertian yang jelas terhadap pewarisan sifat ketebalan
cangkang buah membawa kesadaran tentang pentingnya penggunaan benih D x P dari
sumber tanaman tetua yang baik (dura, tenera, maupun psifera), Tenera yang
mempunyai kandungan minyak lebih banyak dibandingkan dura sebesar 30% merupakan
varietas standar yang lebih disukai sebagai material tanaman komersial.

Advertisements

Persilangan Dura dan Psifera. Untuk produksi
benih tenera dilakukan persilangan antara tetua dura dengan tetua psifera yang
akan menghasilkan 100% tenera
Persilangan Bebas (Tenera dan Tenera) Untuk
memperoleh benih tenera dari persarian bebas antara tenera dan tenera
mengakibatkan turunnya hasil karena terjadi silang dalam (inbreeding), produksi
tandan yang rendah karena adanya psifera serta produksi minyak yang renah karena
adanya dura, produktifitas benih liar yaitu benih yang di peroleh dari
persarian bebas, diperkirakan hanya mencapai 50% dari produktifitas benih
legitim D x P atau lebih rendah lagi
Perubahan strategi penggunaan material tanaman pada
industri kelapa sawit Indonesia dilakukan dengan hati hati dan selalu di
dasarkan oleh data dan informasi yang jelas, hal ini dapat terlihat dari
penggunaan material tanaman di perkebunan kelapa sawit  yang sampai tahun
1970 masih menggunakan material D x D; T x D; atau D x T sebagai sumber benih,
dan dengan adanya data  bahwa rendemen pabrik (Industrial extraction rate)
dari materia D x P adalah 20 – 30% lebih tinggi dari material D xD ; T x D atau
D x T maka sejak tahun 1971 semua perkebunan menggunakan material D x P sebagai
sumber benih

Untuk menilai kualitas benih kelapa sawit D x P yang
dihasilkan oleh produsen penghasil benih (PPKS, Londsum dan Socfindo) tertentu
perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut :

Silsilah keturunan
Standar seleksi yang digunakan
Proses produksi benih
Profil produksi
Komponen minyak
Karekteristik sekunder
Kepekaan terhadap penyakit

 A.    SILSILAH KETURUNAN

Origin Dura Semua genitor yang saat ini ada di PPKS adalah
dura deli yang berasal dari 4 pohon kelapa sawit kebun raya bogor, meskipun
tidak ada alasan untuk mengkelompokkannya ke dalam berbagai populasi, namun
penggunaan origin dura ini oleh berbagai lembaga riset telah menyebabkan
terjadinya penghanyutan genetika (Genetic drift) yang sedikit
banyak menimbulkan perbedaan diantara genitor. Kebanyakan dan pada umumnya dari
genitor dura adalah dari ”populasi Marihat”  berdasarkan
jumlahnya adalah memungkinkan untuk membedakan populasinya  ini menjadi
beberapa origin, bahkan sub origin. Origin-origin tadi diberi kode berdasarkan
nama kebun yang pertama kali menggunakannya sebagai genitor, yaitu marihat,
tinjauan, dan dolok sinumbah. RISPA  adalah ”Populasi Marihat” yang
berasal dari kebun marihat dan selanjutnya di seleksi oleh RISPA. 
Kode-kode untuk sub-origin di dasarkan pada  nama genitor moyangnya (yang
ditetapkan mulai tahun 1900-an) jadi kebanyakan genitor dura  adalah dari
”populasi Marihat” dihubungkan dengan genitor yang sama yakni ”533” Diantara
genitor genitor ada yang berasal dari persilangan ”Pupulasi Marihat
dengan sumber sumber lainnyayaitu genitor yang tidak diketahui untuk orijin ”DS
x ?” dan dengan SP 540T untuk orijin M-RISPA. Empat orijin deli
lainnya tidak berhubungan dengan ”populasi Marihat” , ke
empatnya yaitu ”origin Gunung Bayu” (asal Sumatera) , ”origin
Dabou”
 (asal Sumatera di seleksi di Ivory Coast) ”orijin
Socfin” 
(asal Sumatera di seleksi di Malaysia dan Ivory Coast) dan ”origin
Dumpy atau ”origin Elmina”
 (asal Malaysia dan kemudian dipergunakan
oleh RISPA) ”orijin Gunung Melayu” , sedangkan ”origin
M-Dumpy
 dan ”Serdang” merupakan orijin yang relatif
belum banyak mengalami seleksi.
Orijin Tenera Sebahagian besar dari genitor Tenera yang
ada di PPKS berasal dari Zaire, dan beberapa origin dapat dibedakan berdasarkan
kebun atau pusat riset yang telah melakukan seleksi genitor moyangnya, dan
genitor genitor tersebut antara lain :

Orijin ”Bangun” merupakan
genitor-genitor yang berasal dari Bangun Bogor Rejo (Sumatera).
Orijin ”Dolok
Sinumbah”
 yang merupakan orijin dari psifera terkenal seperti DS 76P
atau EX.5. dan beberpa sub orijin dibedakan berdasarkan bentuk genitornya.
Origin ”Bah-Jambi” yang
pada kenyataannya adalah sub orijin ”Dolok Sinumbah”  karena merupakan
keturunan dari persilangan DS 76P dan DS 66P
Orijin ”Sungai
Pancur”
 yang menghailkan tenera sangat terkenal, SP 540T
Orijin ”Sungai
Pancur x Bangun”
 merupakan hasil persilangan SP 540T dengan psifera
dari Bangun.
Orijin ”Yangambi” berasal
dari populasi Yangambi yang telah diseleksi oleh IRHO

Populasi lain yang banyak digunakan adalah ”populasi
Marihat” yang berasal dari Kamerun. Genitor-genitor ” La-Me”dan ”Yacobue” dari
Ivory Coast, sedangkan genitor ”Nifor” berasal dari populasi
Nigeria, genitor ”Dami” yang berasal dari Papua New Gunea merupakan
genitor yang realtif belum diseleksi.

Skema Seleksi Berdasarkan hasil percobaan internasional
yang menunjukkan persilangan inter orijin lebih baik dari pada intra orijin,
maka PPKS mengadopsi metode seleksi yang disebut ”Reciprocal Recurrent
Selection (RSS)”
 yang di kembangkan oleh ”Institute de
Researches Pour les Huiles et Oleageneux (IRHO)”
  Pada prinsipnya
metode pemuliaan RRS adalah memperbaiki secara serentak daya gabung ”Combining
ability”  dari 2 (dua) grup individu A dan B yang dicirikan dengan :
a.  Grup A (dura) meliputi jenis kelapa sawit yang
menghasilkan tandan sedikit tetapi dengan tandan yang besar.  b. Grup
B
 (Psifera, Tenera) adalah kelapa sawit yang menghasilkan banyak
tandan tetapi berukuran relatif lebih kecil Tanaman tanaman dalam grup A 
disilangkan dengan tanaman dari grup B dan hybrida yang dihasilkan kemudian di
tanam di pengujian projeni (comparative trial/progeny trial)  
Pengujuan yang dilakukan akan dapat mengklasifikasi tingkatan family
persilnagan (lini) dan mengevaluasi daya gabung
genitor-genitor pada family tersebut yang pada akhirnya akan diperoleh suatu
kombinasi hybrida yang terbaik, dan pada waktu yang hampir bersamaan sejumlah
tanaman pada masing-masing grup dikawinkan sendir (selfing) dan disilangkan
miasl DxD pada seleksi Dura dan T x T pada seleksi Tenera.
Letak Produksi Benih dan perbanyakan klonal pada skema
seleksi Metode RRS adalah suatu skema yang sangat menarik baik untuk program
pemuliaan maupun produksi benih  dan klon kelapa sawit, dengan langkah
langkah sebagai berikut :

Pemilihan tetua
untuk memproduksi hibrida komersial di dasarkan atas pengujian projeni sehingga
hanya hibrida-hibrida yang telah di uji yang disalurkan kepada konsumen.
Skema seleksi
memungkinkan untuk mengeksploitasi se segera mungkin persilangan persilangan
terbaik dan perbaikannya dapat dilakukan dengan ”selfing” tetua
terpilih sehingga daya gabung khusus (specific Combining Ability/SCA) dapat
di eksploitasi secara optimal.
Hibrida komercial
dapat diproduksi menggunakan berbagai tipe persilangan dura diseleksi dura, dan
begitu pula tipe persilangan Psifera/Tenera di seleksi Tenera.

Setelah berakhirnya siklus seleksi dimungkinkan untuk
memproduksi benih dengan cara me-reproduksi secara pasti persilangan
persilangan terbaik dari hasil hasil pengujian, serta meng-kawinkannya tetua
yang mempunyai daya gabung umum (General Combining Ability) yang
baik meskipun perkawinan tersebut belum lagi di uji.

Dengan menggunakan tanaman unggul dari hasil pengujian
projeni dapat diperbanyak secara kultur jaringan dengan tingkat produktifitas
yang realtif sama dengan ortet. Pemilihan tanaman unggul dilakukan dengan
mengeksploitasi keragaman di dalam famili diantara famili-famili yang di uji
pada pengujian projeni. Selain masalah masalah internal yang di hadapi
perbanyakan klonal secara kultur jaringan, seperti abnormalitas pembuangan dan
upaya scaling up, klon klon yang dihasilkan dari ortet yang dipilih dari
pengujian projeni perlu di uji terlebih dahulu pada pengujian klonal sebelum di
lepas secara komersial, sehingga dengan demikian perlu dimaklumi bahwa klon
klon komersial belum dapat disebar luaskan dalam waktu dekat.

C.     KRITERIA PEMILIHAN
Pemilihan persilangan dengan Genitor. Pemilihan
persilangan dengan genitor dilakukan bertahap sesuai dengan urutan prioritasnya
yaitu :

Tahap Pertama
Pemilihan dilakukan terhadap produksi minyak/ha yang di hitung dengan
menggunakan dua faktor koreksi yaitu rendemen pabrik di hitung dengan
mengkalikan prosentase minyak per tandan dengan faktor koreksi 0,855 dan
produksi TBS di hitung dengan dasar 130 tanaman/ha (pada populasi 143
pohon/ha)  atau  bisa juga 123,5 tanaman /ha pada (populasi 130
pohon/ha). Produksi minyak per ha diperoleh dengan cara mengkalikan produksi
TBS dengan rendemen pabrik periode 6 – 9 tahun, yang dianggap dapat
menggambarkan potensi produksi selama masa ekonomis tanaman, dan ini merupakan
prioritas utama untuk diperhatikan
Tahap Kedua
Pemilihan dilakukan dengan mengenyampingkan semua persilangan persilangan yang
laju pertumbuhannya meninggi sangat cepat, persilangan yang mempunyai laju
pertumbuhan meninggi >85 cm/thn tidak dipilih.
Tahap Ketiga
Pembuatan rancangan persilangan dilakukan terutama untuk menghindari adanya
projeni yang peka terhadap penyakit tajuk, karena penyakit tajuk disebabkan
oleh satu gen resesif, maka ditekankan untuk mengawinkan genitor-genitor
unggul  tetapi tetap peka terhadap penyakit tajuk dengan genitor lainn
yang resisten dan mempunyai susunan genotype homozygot dominan.

Pada pemilihan ortet, metode yang digunakan harus dapat
mengestimasi secara akurat nilai ”genotipik ” setiap indivfidu
tanaman, hal ini dapat dilakukan apabila varians lingkungan dan atau varians
interaksi genotipe x lingkungan dapat diminimalkan.

Cara umum dilakukan adalah dengan cara seleksi indeks
(6/9) atau secara smoothing.  Tingkat kepercayaan pada
pemilihan ortet dapat meningkat apabila tanaman terpilih memperlihatkan
komponen hasil yang unggul, seperti persentase mesokarp terhadap
buah yang relatif mempunyai nilai heritabilitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil sendiri.

D.  PROSES PRODUKSI BENIH

Tekhnik
produksi benih kelapa sawit telah banyak di paparkan oleh para ahli, yang pada
prinsipnya setiap tahapan dalam proses produksi benih adalah untuk menjamin
diperolehnya benih yang memenuhi kriteria persentase perkecambahan tinggi,
pertanaman yang homogen di lapangan dan legitimasi material yang dihasilkan.

II.  PENGADAAN DAN PENYALURAN BENIH

Pusat penelitaian kelapa sawit (PPKS) adalah salah institusi
resmi yang ditujuk oleh pemerintah untuk pengadaan benih kelapa sawit di
Republik Indonesia Ini, yang mempunyai potensi 40 juta benih pertahun, proses
pengadaan kecambah yakni dengan tekhnik fermentasi, perendaman, pemanasan dan
perkembangan kecambah telah dapat mempercepat proses perkecambahan dan
meningkatkan  prosentase  daya kecambah. Bila benih multi embrio dari
benih kelapa sawit  D x P dapat digunakan sebagai sumber bahan tanaman,
penggunaan benih palsu sebagai bahan tanaman akan menurunkan produksi minyak/ha
sebesar 50% dan tertundanya waktu panen.

Prosedur
pembelian dan pengadaan benih/kecambah kelapa sawit dari PPKS cukup sederhana
yakni dengan membuat surat permohonan  pembelian kecambah yang ditujukan
kepada Direktur PPKS  dengan melampirkan syarat-syarat administrasi, dan
setelah melakukan pembayaran dengan kurun waktu 2-3 minggu kemudian kecambah
sudah dapat disalurkan kepada pihak pembeli, dan untuk menjamin kemurnian
kecambah yang disalurkan dan di terima pembeli, setiap pengiriman dilengkapi
dengan surat pengantar, surat persilangan  dan surat pengambilan barang
(DO), Pembeli kecambah harus mampu menunjukkan identitas diri yang jelas
seperti KTP, SIM atau Passport atau surat kuasa dari perusahaan pembeli.

A.    PROSEDUR PEMBELIAN KECAMBAH

Pembelian Kecambah  Pembelian kecambah kelapa sawit D
x P maupun Dy x P dari PPKS dapat dilakukan oleh Perusahaan Negara, Swasta,
koperasi  maupun perorangan
Harga Kecambah Harga kecambah sewaktu waktu dapat berubah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku  dan harga kecambah adalah loko Medan
dan Marihat, biaya transportasi pengangkutan kecambah di tanggung oleh pihak
pembeli.
Sistem Pembayaran Sistem pembayaran pembelian kecambah
kelapa sawit di PPKS hanya dapat dilakukan di kantor PPKS jalan Brigjen Katamso
51 Medan, baik secara langsung ke Bendaharawan  PPKS maupun melalui ”Bank
Draft”, dan pembayaran Bank Draft dapat dilakukan di bank yang ditunjuk, dan
pembayaran di lakukan selambat lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengambilan
kecambah.
Prosedur pemesanan Kecambah. Permohonan pembelian kecambah
melalui surat dengan tujuan ”Kepada Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
dengan alamat Jl Brigjen Katamso No 51 Medan” dan pengambilan dilakukan minimal
6 (enam) bulan sebelum pengambilan kecambah
Perlengkapan Administrasi.

Perusahaan
Perkebunan
 Persyaratan untuk pemesanan Kecambah kelapa sawit oleh
Perusahaan perkebunan meliputi

Surat izin usaha
perkebunan dari menteri Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia
Surat Izin
Peruntukan lokasi penanaman kelapa sawit dari Gubernur setempat
Peta Lokasi
perkebunan

Surat kepemilikan
tanah dari instansi berwenang
Surat Rekomendasi
dari Dinas Perkebunan setempat.

   6.   Persyaratan pengambilan kecambah

Memiliki dan
menunjukan Delivery Order (DO) yang di terbitkan oleh PPKS
Menunjukan surat
kuasa dari perusahaan atau perorangan ke PPKS bagian Urusan Bahan Tanaman
Menunjukan bukti
Identitas Asli dan memberikan copynya kepada petugas PPKS yang ditunjuk.
Menandatangai bukti
pengambilan kecambah

B.    
UPAYA MENGHINDARI PEMALSUAN
Untuk
menghindari upaya pemalsuan dari pihak pihak yang tidak bertangung jawab
terhadp produk Kecambah PPKS, maka PPKS telah membentuk berbagai upaya dan
sistem penanggulangannya antara lain:


Administrasi pengiriman Pengiriman kecambah dilengkapi
dengan surat pengantar, pengiriman dan Delivery Ordr (DO)  dan di beri
nomor seri
Pengemasan/Packing Packing atau pengemasan dilaksanakan
dengan mempergunakan peti dari bahan triplek ukuran 40x60x40 cm dan dapat
menampung 7.000 sampai 10.000 kecambah, setiap peti kemas memuat uraian
(contoh)

C.  PERMASALAHAN PEMESANAN BENIH KECAMBAH

Permintaan
yang cukup tinggi Permintaan pembelian kecambah kelapa sawit oleh pihak ke dua,
setiap tahun cukup tinggi dengan rata-rata pertahun antara 60 – 70 juta
kecambah, sedangkan kemampuan rata rata produksi kecambah PPKS adalah 40 juta
kecambah/tahun, oleh karena itu kebutuhan kecambah yang dapat di penuhi oleh
PPKS hanya 70 – 80 % setiap tahunnya.
Waktu
Permintaan Pada umumnya perusahaan perkebunan  memesan pada waktu
bersamaan, sehingga PPKS kesulitan dalam peng alokasian permintaan
Permintaan
yang mendesak Permintaan yang mendesak biasanya terjadi pada saat pemesanan dan
pengambilan pada bulan yang sama, sehingga PPKS kesulitan pengalokasian
permintaan dimaksud, karena alokasi 1 – 2 bulan di depan sudah di alokasikan
kepada pihak lain. Karena proses produksi kecambah memerlukan waktu yang
panjang, disarankan untuk pemesanan sebaiknya 6 bulan sebelum jadwal
pengambilan.
Kelengkapan
adminsitrasi yang kurang sehingga PPKS tidak mungkin menyerahkan kecambah pada
pihak pembeli, seperti kelengkapan peta, rekomendasi dari Gfubernur setempat
dan lain sebagainya.
Pada saat
waktu pengambilan yang ditntukan pihak pembeli belum melaksanakan pembayaran
atas pemesanan pengadaan kecambah, sehingga menghambat penyaluran kebutuhan
pengadaan kelapa sawit.
Adanya
penundaan dari pihak pemesan, karena lahan untuk penanaman dan pembibitan
kecambah belum siap, atau iklim yang kurang diperhitungkan, misalnya kemarau
yang panjang dan sebagainya
Adanya
masalah transportasi yang belum disiapkan oleh pembeli atau adanya regulasi
dari pihak pengangkut yang menunda jadwal pengangkutan karena sebab dan lain
hal.

Advertisements
Category: Budidaya Sawit