Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Masih Sulit Berharap pada Karet

Selasa, 13 Januari 2015

JAMBI – Harga komoditi andalan Provinsi Jambi, karet dan buah kelapa sawit terus melorot. Bahkan kemarin (12/1) harga karet bersih hanya Rp 15.300 per kilo, harga ini sangat anjlok jika dibandingkan Januari tahun lalu yang mencapai Rp 23.900 per kilo. Sedangkan harga karet di petani untuk kadar karet kering (KKK) 50 persen berkisar Rp 5.000-Rp 6.000 per kilo. Dalam dua bulan ke depan, masih sulit berharap harga karet naik.

Advertisements

Turunnya harga karet, merupakan pengaruh dari bursa perdagangan karet di Singapura, harga Januari 2015 masih tercatat sebesar USD1,52 per kilo. Nilai tersebut tidak bergerak jauh jika dibandingkan harga 2014 yang mencapai harga terendah USD1,37 per kilo. Rendahnya harga karet menyebabkan pengusaha dan petani tidaklah memperoleh keuntungan seperti yang diharapkan.

“Hingga kemarin harga karet masih belum menunjukkan peningkatan berarti, dan ini tidak dapat dipastikan sampai kapan,’’ kata Hatta Arifin, Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Provinsi Jambi saat dijumpai di kantornya kemarin. Namun, lanjut dia, petani dan pengusaha masih berharap hingga semester I tahun 2015 harga bisa naik mendekati USD2.0 per kilo atau tidak kurang dari USD1,5 per kilo.

Harapan Hatta bukan tanpa alasan, Ia memiliki asumsi bahwa saat ini pertumbuhan ekonomi di Amerika cenderung membaik, sehingga negeri adikuasa tersebut mulai memproduksi otomotif, dan akan ada peluang untuk membeli karet alam sebagai bahan baku ban. Faktor lainnya, pemerintah Thailand sedang melakukan pembelian karet rakyat untuk stok file sebanyak 220 ribu ton, sehingga pemasukan karet di pasar dunia juga akan berkurang.

Sedang Cina sebagai pembeli bahan baku karet terbesar, saat ini produksi karet lokalnya berkurang, terpengaruh dengan kondisi cuaca di sana. “Diharapkan dengan kondisi ini bisa memberikan dampak positif terhadap harga karet,” ucapnya.

Mengatasi anjloknya harga karet alam di pasar dunia, menurut Hatta, Gapkindo terus berupaya melalui International Trade Rubber Council (ITRC), seperti dalam bentuk menahan ekspor jika harga yang ditawarkan sangat rendah. Sejauh ini, kebijakan itu tampaknya belum membuahkan hasil. Padahal di tahun 2014, pengusaha sudah sepakat menahan ekspor, tapi nyatanya sampai sekarang masih rendah.

Apalagi jika harga minyak mentah dunia masih bertahan rendah, akan sulit mendongkrak harga karet lebih tinggi dari tahun ini. “Tidak ada yang dapat memastikan harga rendah ini sampai kapan. Diprediksi paling rendah harga sama dengan tahun lalu USD1,5 per kilo atau tertinggi USD2.0 per kilo,” katanya.

Menghadapi kondisi ini, sepertinya petani karet pun nyaris putus asa. Hal ini disampaikan oleh Ketua Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo) Lukman Zakaria. Menurut dia, para petani sudah mulai mengalihkan fungsi lahan karet menjadi lahan sawit. “Karet tua yang kurang menghasilkan mulai ditebangi dan diganti dengan tanaman sawit. Setidaknya sawit usia 3-4 tahun sudah mulai menghasilkan. Dari pada menunggu harga karet yang terus anjlok tanpa kepastian. Petani sudah mulai jenuh dengan kondisi harga karet yang sangat tidak menguntungkan, sehingga banyak petani yang tidak lagi mengerjakan karet, mengalihkan ke tanaman lain, atau bahkan bekerja di tempat lain,” jelas pria berkaca mata tersebut.

Bagaimana dengan solusi yang diberikan pemerintah agar petani memproduksi sit angin dengan harga jual Rp 20.000 per kilo? Menurut Lukman Zakaria, order sit angin dari Jawa Barat dan Sumatera Utara jumlahnya masih sangat terbatas.

Selain itu, alasan lainnya kenapa petani masih kurang mengerjakan sit angin, karena untuk mendapatkan satu kilo sit angin dibutuhkan 4 kilo karet KKK 50 Persen. Jadi, ketika dikalkulasikan karet KKK 50 persen sebanyak 4 kilo akan menghasilkan harga Rp 24 ribu, sedangkan sit angin hanya Rp 20 ribu per kilo. “Belum lagi asam semutnya harus cukup, harus melewati proses penggilingan. Karena prosesnya dianggap terlalu merepotkan sehingga petani pun banyak yang tidak membuat sit angin,” bebernya.

Lebih lanjut Lukman pun mengatakan, saat ini petani sangat dirugikan dengan anjloknya harga karet. “Jika pemerintah arif dan berpihak kepada masyarakat kecil seperti petani karet, pemerintah harus punya solusi seperti yang dilakukan oleh pemerintah Thailand atau menyiapkan dana talangan. Jika tidak, siapkan pengolahan karet di dalam negeri sehingga tidak terlalu banyak ekspor yang mengakibatkan ketergantungan harga dengan pasar dunia,” katanya.

Kondisi yang sama pun turut dialami oleh petani sawit. Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Rainun Putri mengatakan harga TBS kelapa sawit selama tahun 2014 cenderung turun. Ia menjelaskan harga TBS sawit usia 10-20 tahun pada awal Januari 2014 Rp 1.946 per kilo, dan harga pada akhir Desember 2014 ada di posisi Rp 1.637 per kilo. “Harga terendah terjadi pada bulan September 2014 Rp 1.480 per kilo. Walau begitu harga TBS sawit 2014 cenderung stabil meskipun masih rendah,” jelas Rainun Putri ketika ditemui di ruang kerjanya.

Sedangkan di Januari 2015 harga TBS sawit usia 10 tahun Rp 1.655, ada sedikit kenaikan. “Jika naik atau pun turunnya di bawah Rp 20 per kilo, itu dianggap masih stabil,” katanya.

Mengenai prediksi harga sawit ke depan, Rainun mengaku tidak dapat memprediksikan, karena menurutnya penentu harga minyak sawit adalah mengikuti pasar internasional di Singapura. Hanya saja ada sedikit gambaran, jika Amerika panen kedelai pada tahun ini, biasanya akan berpengaruh pada harga minyak sawit yang sedikit terganggu. “Saat ini harga terus berfluktuatif mengikuti mekanisme pasar dunia,” kilahnya.

Namun demikian, lanjut Rainun, prospek usaha sawit masih menggairahkan. Ini dapat dilihat dari jumlah kapasitas produksi dari 37 perusahaan dan 45 pabrik pengolahan sawit di Jambi yang mampu menampung 2.197 ton per jam. “Hanya saja yang terpakai saat ini baru 1.848,45 ton per jam, artinya masih ada kekurangan suplai TBS sawit untuk memenuhi kebutuhan produksi,” tukasnya.

(ynn)

Sumber :

http://www.jambi-independent.co.id/index.php/headline/item/671-masih-sulit-berharap-pada-karet

Informasi Pertanian Menarik Lainnya :

Advertisements
Category: Bisnis Karet